Label Cloud

Thursday, July 26, 2007

Bapedalda Minim Tenaga Ahli

Thursday, 26 July 2007 02:40:09

KETUA Komisi III Bidang Pembangunan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel), Ir Gusti Perdana Kesuma, menilai kerusakan lingkungan terutama kawasan hutan kini cukup parah, akibat berbagai aktivitas, seperti perambahan hutan serta kegiatan usaha pertambangan.

Guna menghindari kerusakan lingkungan yang semakin parah, menurutnya, hendaknya dilakukan pemantauan dan penanganan secara dini terhadap kerusakan lingkungan.

Permintaan Gusti Perdana dikemukakan pada saat rapat kerja (Raker) bersama Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kalsel di Banjarmasin, Rabu (25/7).

Untuk itu, Komisi III DPRD Kalsel yang juga membidangi lingkungan hidup akan memberikan dukungan perencanaan anggaran Bapedalda guna pembiayaan operasional dengan tugas dan fungsinya cukup berat dalam upaya menjaga keseimbangan serta kelestarian ekosistem.

"Dengan tugas-tugas yang cukup berat serta cakupan operasional cukup luas itu, kami minta Bapedalda dapat mengajukan usul anggaran sesuai kebutuhan riil disertai penjabaran perencanaan yang jelas atau rinci, sehingga Komisi III DPRD Kalsel dapat mem-back up usulan tersebut dalam rapat Panitia Anggaran (Panggar) Dewan nantinya," katanya.

Kepala Bapedalda Kalsel, Ir Rachmadi Kurdi MSP, selain menyatakan terima kasih atas perhatian anggota dewan, dalam Raker itu juga mengaku, belum mampu membuat perencanaan program sebanyak mungkin serta anggaran yang tinggi.

Ketidakmampuan tersebut karena dukungan sumber daya manusia (SDM) pada Bapedalda Kalsel yang masih minim, terutama tenaga ahli. Sebagai contoh dari 45 karyawan Bapedalda Kalsel saat ini hanya ada 10 tenaga ahli. ant

Monday, July 23, 2007

Pengerukan Sungai HSU Mubazir

Tuesday, 24 July 2007 01:21

BANJARMASIN, BPOST- Proyek pengerukan Sungai Tiung, Sungai Luang dan Pal Batu di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), dinilai mubazir.

Hal ini disampaikan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPRD Provinsi Kalsel pada rapat paripurna, pendapat akhir fraksi terhadap rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kalsel 2006, Senin.

FPKB minta gubernur dan dinas terkait selaku pengguna anggaran memerhatikan proyek pengerukan ketiga sungai tersebut, karena efektifitas keberhasilan pekerjaan dan realisasinya sulit diukur, sehingga bisa mubazir.

Juru bicara fraksi, H Husni Nurin memaparkan, pengerukan sungai-sungai di HSU tersebut sebenarnya dapat dilakukan dengan teknologi yang lebih dari sekedar menempatkan eksavator di atas tongkang.

Begitu pula, cara pembuangan lumpurnya, masih membuat sedimentasi kembali berulang dalam waktu singkat. "Sebaiknya proyek tersebut dihentikan saja. Kecuali ditemukan cara yang lebih baik dari yang sudah ada,"katanya.

Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN), melalui juru bicara Ahariani, juga mempertanyakan pelaksanaan proyek pengerukan Sungai Luang HSU (185 Km utara Banjarmasin) Dinas Perhubungan (Dihub) provinsi tersebut.

Berdasarkan laporan dan keluhan masyarakat, menurut fraksi ini, cara mengerjakan sifatnya cuma pembersihan, bukan pengerukan.

Kritik terhadap proyek itu juga dikemukakan fraksi-fraksi lain di DPRD Kalsel. pada rapat paripurna yang dihadiri Gubernur H Rudy Ariffin.

Walau dengan berbagai catatan, delapan fraksi akhirnya menerima Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2006 tersebut yang mengalami surplus Rp50,2 miliar lebih dengan sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa), Rp 201 miliar lebih. ant


Sunday, July 22, 2007

Sungai, Bak Sampah Raksasa

Senin, 23 Juli 2007

BANJARMASIN ,- Wakil Gubernur Kalsel HM Rosehan NB menilai kondisi sungai yang ada di Kota Banjarmasin sangat memprihatinkan, semuanya kotor dan ditutupi bangunan-bangunan liar yang terkesan kumuh. Bahkan, parahnya, ada kecenderungan sungai menjadi bak sampah raksasa, sehinga segala kotoran dan sampah ditampung. Akibatnya, tidak sedikit sungai yang tersumbat dan airnya tidak bisa mengalir.

“Dahulu sungai banyak memberikan penghidupan kepada nenek moyang dan juga orangtua kita. Itu karena sungai masih terpelihara kebersihannya dan berfungsi dengan baik. Tapi sekarang kondisinya sudah banyak berubah dan kotor,” ujar Rosehan pada sela-sela launching acara “Bedah Sungai” yang dipusatkan di depan Stadion 17 Mei Banjarmasin, kemarin.

Menurut Rosehan, sungai adalah salah satu bagian dari kekayaan alam yang banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, terutama bagi masyarakat di Kota Banjarmasin. Ia menambahkan, sungai dapat menjadi sumber penghidupan karena di dalamnya terdapat banyak ikan, dan menjadi sumber kebutuhan secara turun menurun masyarakat. “Sungai merupakan urat nadi kehidupan masyarakat Banua ini. Tak hanya untuk kebutuhan mandi, mencuci dan minum, tapi juga sebagai sarana transportasi masyarakat,” ujarnya.

Sehubungan dengan itu, kata Rosehan, Pemprov Kalsel menaruh perhatian yang sangat besar terhadap pembenahan dan pembangunan sungai di Kalsel, khususnya Kota Banjarmasin yang menjadi ibukota provinsi. Lebih lanjut, ia mengharapkan kegiatan Bedah Sungai tersebut memberikan dorongan, motivasi, serta membangkitkan kembali kesadaran yang tinggi kepada masyarakat betapa pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai. “Saya berharap momentum ini menjadi motivasi bagi seluruh masyarakat Kalsel agar lebih peduli dengan kebersihan sungai, terutama di lingkungannya masing-masing. Kegiatan bersih-bersih bisa dilakukan di lingkungan RT, sekitar tempat tinggal, atau tempat usaha,” pesannya.

Pantauan koran ini kemarin, aksi Bedah Sungai kemarin diikuti ratusan anggota TNI-AD, Polri, perwakilan Pemkot Banjarmasin, Pemprov Kalsel, BPK, serta masyarakat sekitar. Aksi bersih-bersih kemarin juga dihadiri Wakil Walikota Banjarmasin H Alwi Sahlan, sejumlah pejabat teras Pemkot Banjarmasin, dan Pemprov Kalsel. (sga)


Ajak Gotong Royong Lewat Bedah Sungai

Monday, 23 July 2007 02:23:57

BANJARMASIN, BPOST - Kondisi sungai di Kota Banjarmasin semakin hari kian dangkal dan sempit. Melihat kenyataan itu, Wakil Gubernur Kalsel Rosehan NB, mengajak warga bersama-sama membersihkan sungai yang ada di wilayahnya.

Sebagai langkah simbolis, Minggu (22/7) pagi, Wagub bersama TNI, Polri, unsur muspida lain, tokoh masyarakat serta warga melakukan aksi bersih-bersih sungai. Kegiatan yang diberi nama "Bedah Sungai" itu dipusatkan di Sungai Jafri Zam-Zam, tepatnya di depan Stadion 17 Mei.

Dalam kegiatan itu semua pihak bergotong royong mengangkat sampah yang mengotori dan membuat aliran sungai menjadi dangkal. Bahkan sebagian warga dengan sukarela menyediakan beragam konsumsi, mulai dari minuman sampai nasi kuning.

Wagub Rosehan NB mengatakan, Bedah Sungai hanya istilah, tetapi inti dari kegiatan itu adalah untuk menghidupkan kembali gotong-royong di masyarakat. Terutama untuk menyelamatkan sungai-sungai yang menjadi ciri khas Kota Banjarmasin.

"Apa yang kita laksanakan ini untuk memancing kepedulian warga terhadap sungai yang ada di wilayahnya. Kalau sungai kita bersih selain kita nyaman memandang juga airnya yang bersih bisa dimanfaatkan," ujarnya di sela-sela kegiatan.

Terkait keberadaan bangunan-bangunan yang ada di bibir sungai, Rosehan menegaskan hal itu menjadi tanggungjawab pemerintah Kota Banjarmasin. Terutama tidak memberikan izin mendirikan bangunan di jalur hijau seperti di bibir sungai. ais

Saturday, July 21, 2007

Pedagang Anggrek Meratus Alihkan Pengiriman Lewat Pelabuhan Lebih Aman

Saturday, 21 July 2007 01:31

BANDARA Syamsudin Noor Landasan Ulin tak lagi dianggap aman oleh pedagang anggrek Meratus. Distribusi tumbuhan langka tersebut ke luar Kalsel, bahkan sampai ke luar negeri dialihkan ke jalur laut melalui Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin.

BPost, Jumat (20/7) siang berbincang dengan salah seorang pemasok tumbuhan ini di Banjarbaru. Muncar---bukan nama sebenarnya---siang itu asyik menyusun puluhan batang anggrek Meratus jenis tebu yang diakuinya baru saja didapatkannya dari pemetik anggrek di Loksado, Hulu Sungai Selatan dan Kecamatan Binuang, Tapin.

"Ini anggrek terbaik dari Meratus. Tapi sudah dipesan orang, aku lagi menunggu pemesannya. Hari ini sudah janjian katanya mau dikirim lewat Pelabuhan Trisakti," kata Muncar.

Sesaat kemudian, pemesan yang ditunggunya pun datang. Transaksi sembunyi pun terjadi.

Terkesan, kedua orang itu sangat berhati-hati berbicara. Setelah dibujuk, akhirnya sesama pedagang bunga keliling mau juga mengakui, walau dirazia pengiriman bunga anggrek Meratus masih saja berlangsung.

"Malah lebih aman kalau dikirim lewat laut. Tidak ada pemeriksaan seperti di bandara. Lewat udara lebih ketat," kata pembeli anggrek tebu dari Muncar ini.

Jika melalui pelabuhan, pemeriksaan nyaris tak ada. Anggrek yang akan dikirim ke Jawa, cukup dimasukkan ke tas atau kardus dan dibawa langsung atau dititipkan kepada pengemudi angkutan bahan baku.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel, Siswoyo berjanji akan memantau perdagangan anggrek di pelabuhan, untuk menutup pengiriman anggrek Meratus seperti yang sudah dilakukan di Bandara Syamsudin Noor.

Dia mengingatkan anggrek asal Pegunungan Meratus dilindungi, sehingga tak dibenarkan diperjualbelikan apalagi dikirim ke luar daerah.

Bahkan, kata dia, peredaran anggrek ini malah telah sampai ke negeri tetangga melalui pengiriman lewat pesawat udara. "Petugas kami akan menjaga semua jalur keluar tanaman itu," tandasnya. niz


Protes Bau Karet Warga Ngadu ke DPRD

Friday, 20 July 2007 01:34

BARABAI, BPOST - Sekitar 25 warga Desa Barikin dan Andang, Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), mendatangi gedung DPRD Rabu (18/7). Warga mengadukan bau karet dan pencemaran lingkungan yang ditimbulkan armada pengangkut milik mitra usaha PT Darma Kalimantan Jaya (DKJ).

Mereka menuding pihak DKJ tak pernah memedulikan keluhan warga terkait rembesan air dari karet yang dibawanya. Selain itu, suara bising yang timbul dari armada membawa karet itu dinilai mengganggu.

"Kami ingin dewan membantu menjembatani masalah ini. Lebih dari 20 tahun kami merasakan bau dan bising selama 24 jam. Kontribusi nyata yang kami dapatkan tidak ada," kata Fahrurazi, koordinator aksi.

Wakil ketua DPRD, Faqih Jarjani didampingi Ketua Komisi II, Akhmad Yarni, berjanji membantu memfasitasi penyelesian masalah tersebut. "Insya Allah segera kami tindak lanjuti. Kami masih mengumpulkan data-data penunjang," ujar Yarni.

Manajer Produksinya PT DKJ, Mas’adi Darmawi didampingi sejumlah pedagang karet, saat ditemui menyatakan pihaknya telah berusaha meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari angkutan.

Namun tetap saja hal tersebut dikeluhkan. "Kami tak bisa memaksakan kehendak pada pedagang karet. Mereka mitra, bukan anak buah kami. Kalau sekadar mengimbau, kami terus lakukan," ujarnya.

Sabran, pedagang karet dari Pasting Kecamatan Hantakan (HST) menyatakan sudah menuruti kehendak perusahaan agar melapisi bagian bawah bak mobilnya dengan terpal, sehingga air tak merembes keluar.

"Tapi bagaimanapun di tampung, pasti akan tetap ada rembesannya," ujarnya. H Sarmiji, pedagang karet dari kota Rantau, berencana berhenti memasok karet ke DKJ kalau usaha mereka selalu dipermasalahkan. "Cuma di HST masalah rembesan air diutak-atik. Di daerah lain tidak," keluhnya. yud


Segera Penuhi Izin Lingkungan Baru 2 Pengusahaan Walet Miliki Izin

Kamis, 19 Juli 2007


BANJARMASIN ,- Tak hanya Dinas Tata Kota dan Keindahan Kota (Distakot) yang menyatakan tak satu pun bangunan sarang walet telah mengantongi izin mendirikan bangunan (IMB). Hal serupa juga disampaikan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Banjarmasin yang berwenang menerbitkan izin gangguan lingkungan (HO).

H Hesly Junianto SH MH yang dihubungi koran ini mengungkapkan, saat ini hanya 2 pengusahaan sarang walet yang telah diberikan izin gangguan lingkungan karena memenuhi syarat. Lainnya, tak ada sama sekali memilikinya. “Hanya ada 2 pengusahaan sarang walet yang telah diberikan izin gangguan lingkungan itu. Itupun bukan berasal dari asosiasi petani sarang walet,” ungkap Kepala Bapedalda Kota Banjarmasin itu.

Hesly meminta pengusaha sarang walet segera memenuhi persyaratan dan mengajukannya untuk meminta izin gangguan lingkungan yang diterbitkan pihaknya. Sebab, izin tersebut sangat penting. Tidak saja berguna bagi pengusaha, melainkan juga Pemkot Banjarmasin dan masyarakat. Apalagi, dengan mengantongi perizinan pengusahaan sarang walet, akan dapat mengamankan usahanya tersebut.

Bagi Bapedalda Kota Banjarmasin, pembuatan izin gangguan lingkungan itu tak bakal sulit. Cukup memenuhi persyaratan yang diminta oleh aturan, tidak lama izin diterbitkan.

“Saya minta segera penuhi persyaratan dan ajukan ke Bapedalda. Kami tak akan memperlambat dan mempersulit dengan pengurusan izin itu, tapi kami permudah dan selesainya cepat. Asalkan sepanjang syarat yang diminta oleh aturan pembuatan izin gangguan lingkungan lengkap,” papar Hesly.

Yang ditekankan dalam permohonan izin tersebut, paparnya, memiliki syarat persetujuan oleh warga kiri-kanan dan muka-belakang dari bangunan sarang. Atau setidak-tidaknya ada tanda tangan dari Ketua RT hingga Camat setempat.(yha)


Wednesday, July 18, 2007

Kawasan Karst Meratus di Kalsel Harus Diselamatkan

Selasa, 17 Juli 2007

Banjarmasin, Kompas - Kawasan karst Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan, harus dikonservasi karena merupakan sumber mata air bagi 10 kabupaten dan kota di provinsi itu. Kawasan itu juga kaya akan peninggalan arkeologi prasejarah.

"Semua pihak hendaknya menghentikan eksploitasi kawasan karst. Sebagian goa di sana merupakan tempat hunian purba," kata Bambang Sugiyanto, peneliti dari Balai Arkeologi Banjarmasin, Senin (16/7).

Hari itu Bambang Sugiyanto memulai penelitian beberapa goa karst di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Di duga, wilayah tersebut merupakan tempat hunian purba. "Penelitian ini untuk lebih mengetahui sejarah perjalanan manusia purba di Kalimantan," katanya.

Penelitian serupa di Kalsel terakhir dilakukan terhadap 11 goa di Kecamatan Mentewe, akhir 2006. Peneliti mendapati dua goa yang punya jejak hunian purba, yaitu Goa Sugung dan Payung.

Mereka menemukan sisa-sia tulang binatang, cangkang kerang, peralatan dari batu, tulang, dan gamping. "Perkiraan sementara, Goa Sugung merupakan bekas hunian manusia purba pada masa mesolitik-neolitik," kata Bambang.

Situs hunian prasejarah pertama di Kalsel, jelas Bambang, ditemukan di Gunung Batubuli, yakni di dalam Goa Babi dan Tengkorak. Sisa fosil manusia prasejarah yang dikubur dalam posisi miring ditemukan di sana.

Diduga, fosil berusia 6.000 tahun dari ras Australomelanesoid berjenis kelamin perempuan. "Sayang, situs itu tidak bisa kami selamatkan karena daerah itu digali orang," kata Bambang.

Penelitian di Gunung Batubuli dilakukan kurun 1996-2000. Namun, daerah itu rusak karena banyak digali warga pada kurun 2004-2005. (FUL)

Monday, July 16, 2007

Juga Bangun Jalan Sawit dan Batu Bara

Monday, 16 July 2007 02:41

Rp 940 Miliar Sampai 2009

  • BANJARMASIN, BPOST - Untuk meningkatkan perekonomian di daerah ini agar setara dengan provinsi lainnya di Kalimantan, Pemprov Kalsel berkomitmen menyelesaikan jalan trans Kalimantan hingga 2009 mendatang.

Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin mengatakan, empat Gubernur di Kalimantan, seperti Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang, Djafar Umar (Kalbar) dan Yurnalis Kayoh (Plt Gubernur Kaltim) sepakat untuk menyelesaikan trans Kalimantan ini secepat mungkin.

Untuk memperbaiki jalur trans Kalimantan di Kalsel, kata Rudy pemerintah pusat melalui APBN telah menyediakan dana sebesar Rp 940 miliar.

"Tahun ini dana yang disiapkan Rp 140 miliar, 2008 sebesar Rp 400 miliar dan 2009 juga sebesar Rp 400 miliar," kata Rudy usai peresmian kantor baru PT Sumber Berlian Motors, Sabtu (13/7).

Untuk mega proyek ini, jelas Rudy, Kalsel dan Kaltim dinilai paling ringan, karena akses jalannya sudah ada dan hanya tinggal peningkatan mutu saja. "Yang berat itu di Kalteng dan Kalbar, karena jalannya tidak ada dan harus membuka jalan baru supaya bisa tembus," tambahnya.

Dengan lancarnya trans Kalimantan itu, harapnya, akses perekonomian Kalsel makin terbuka. "Apalagi tiga tahun mendatang sektor perkebunana, khususnya sawit dan karet booming, karena berproduksi sentra-sentra sawit di Kalsel," jelas dia.

Selain itu, tambah Rudy, Pemrop Kalsel juga sekarang sedang mengupayakan pembangunan jalan alternatif untuk batu bara dan sawit. "Dengan jalan ini, angkutan batu bara dan sawit ke depannya tidak menggunakan jalan umum," katanya.

Sepakat

Beberapa waktu lalu empat Gubernur di Kalimantan bertemu dengan berbagai pihak terkait pembangunan infrastruktur di wilayah Kalimantan, seperti Menteri PU, Djoko Kirmanto dan Menteri Kehutanan, MS Kaban.

Dalam pertemuan dengan Djoko Kirmanto, mereka sepakat jalan lintas trans Kalimantan tetap diselesaikan. Dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan jalan tembus ini sekitar Rp12 triliun yang bersumber dari dana pemerintah pusat (APBN). Namun penyelesaiannya akan dilakukan secara bertahap.

Karena itu, ditetapkan prioritas penyelesaian untuk trans Kalimantan ruas selatan hingga 2009 dengan dana yang akan dikucurkan sebesar Rp3,1 triliun. Setelah itu, ruas jalan lainnya akan diselesaikan.

Untuk mempercepat terwujudnya jalan tembus trans Kalimantan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan melakukan lobi ke Panglima TNI untuk kemungkinan melanjutnya program AMD. "Yang terpenting, jalan tembus ini ada dulu," kata Djoko Kirmanto, beberapa waktu lalu. tri

Kagum Lihat Potensi Tala

Saturday, 14 July 2007 04:15

PELAIHARI, BPOST - Melimpahnya potensi sumber daya alam (SDA) di Tanah Laut (Tala) membuat Kapolda Kalsel Brigjen Pol Halba Rubis Nugroho kagum. Dia menilai daerah ini kelak akan menjadi masa depan perekonomian Kalsel.

"Tala memiliki SDA melimpah, seperti, batu bara, bijih besi, dan kehutanan. Menurut saya daerah ini mampu menjadi basis kekuatan ekonomi di Kalsel," kata Halba dalam amanatnya pada acara Sertijab Kapolres Tala dari AKBP Sumarso kepada AKBP Dadik Soesetyo S di Mapolres Tala, Rabu (11/7).

Sertijab tersebut berlangsung meriah. Dihadiri Bupati H Adriansyah, Wabup H Ikhsanudin Husin, unsur muspida, Ketua DPRD HM Danche R Arsa, pejabat Pemkab Tala, tokoh agama/masyarakat, kalangan pengusaha, organisasi kepemudaan, dan anggota FKPM (Forum Kemitraan Polisi Masyarakat) se-Tala. Penegasan kapolda bukan isapan jempol. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini saja, ada sejumlah investor nasional yang telah menamkan investasinya di Tala, seperti, pabrik pakan ternak dan pabrik tapioka di Kecamatan Bati Bati, pabrik sarung tangan di Kecamatan Tambang Ulang.

  Ada lagi investor yang akan membangun pabrik kertas di Kecamatan Kintap. Tidak lama lagi juga akan berdiri pabrik baja di Kecamatan Jorong.

Lantaran banyaknya SDA itu pula, sebut Halba, Tala terus dilirik investor. Banyak investor yang datang ke Bumi Tuntung Pandang untuk menanamkan investasi.

Namun begitu, Halba mewanti-wanti agar pemanfaatan atau eksploitasi SDA tidak dilakukan secara serampangan. Sebaliknya, harus benar-benar diakukan secara benar dan prosedural.

Kekeliruan dalam mengelola SDA justeru bisa menimbulkan dampak negatif yang besar. "Kerusakan lingkungan hidup, ekosistem, dan bahkan dapat menimbulkan bencana alam," kata Halba.

Selain menyajikan kemanfaatan yang besar bagi kemaslahatan masyarakat, melimpahnya SDA di Tala juga berpotensi menimbulkan gangguan kamtibmas. Apalagi dengan karakteristik penduduk Tala yang heterogen. roy

Sunday, July 15, 2007

10 Investor Siap Masuk Kalsel

Jumat, 6 Juli 2007

BANJARMASIN ,- Terkenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, ternyata menjadi satu alasan bagi investor untuk berinvestasi di Kalsel. Sepanjang tahun 2007 ini saja, sudah ada 5 Penanaman Modal Asing (PMA) dan satu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang mendapat ijin usaha tetap dari pemerintah daerah.

Menurut Tholib, Kepala Bidang Pengembangan Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Kalsel kemarin, besarnya nilai investasi dari PMA yang sudah mendapat ijin usaha tetap mencapai 37,3 juta Dollar Amerika dan untuk PMDN mencapai Rp 39,3 miliar.

Sedangkan untuk investasi yang rencananya bakal masuk ke Kalsel ada sekitar 10 investor. Mereka terdiri dari 5 PMA dan 5 PMDN. Diantaranya untuk PMA, yaitu PT Balangan Energy and Environmental Resource senilai 1 juta dollar, PT Coal Trans Jaya senilai 400 ribu dollar, PT Gunung Harang Trading senilai 100 ribu dollar dan PT Illuva mining senilai 1,2 dollar.

“Untuk PMDN, diantaranya PT Putra Adil Laksana senilai Rp 17,1 triliun, PT Cis Resources senilai Rp 18 miliar dan PT Kalimantan Prima Persada senilai Rp 2,5 miliar. Total jenderal investasi yang Kalsel mencapai Rp 17,5 triliun untuk PMDN dan Rp 2,7 juta dollar untuk PMA. Ini rencana untuk tahun 2007-2008,” tambah Tholib.

Adapun daerah-daerah yang paling potensial menjadi lirikan investor adalah Kabupaten Tanah Bumbu, Kotabaru, Tanah Laut dan Kabupaten Banjar untuk sumber daya alam, terutama sektor pertambangan. Hanya investasi di Kabupaten Batola yang berupa pendirian Pabrik Pulp.

“Ini merupakan investasi yang cukup besar untuk Kalsel, terutama untuk Pabrik Pulp. Karena itu, harus cepat direalisasikan dan ini rencananya untuk 2008. Kami berharap pemerintah daerah bisa mengambil kesempatan ini, sehingga investasi di Kalsel bisa semakin berkembang dan meningkat,” imbuhnya.(sya)

Sunday, July 08, 2007

Terumbu Karang Langsung Hancur

Thursday, 05 July 2007 02:05

KOTABARU, BPOST - Pencairan ikan menggunakan bom peledak di perairan Samber Gelap, Kecamatan Pulau Sebuku, Kotabaru kembali terjadi. Beberapa kali warga setempat melihat kawasan yang penuh dengan terumbu karang yang indah itu dihujani bom.

Pengelola penyu hijau Pulau Samber Gelap Paris, mengatakan, sasaran para pembom itu adalah ikan ikan kerapu, kakap dan tenggiri yang sedang dikembangkan di kawasan itu.

Menurutnya, suara bom itu terdengar hingga radius 100 meter. Saat bom meledak gelombang di sekitarnya langsung naik dengan ketinggian 3 meter dan terumbu karang langsung hancur.

"Saat itulah ratusan ikan besar, seperti tenggiri, kakap, kerapu bergelimpangan di permukaan laut.

Para pembom ikan hanya mengambil ikan besar sedangkan ikan kecil dibiarkan.

Pembom itu, kata Paris, biasanya datang dari Balikpapan. Kemudian meminta izin untuk melakukan pemboman ikan. Meski tidak diizinkan mereka tetap nekad melakukan pemboman.

"Menurut penjaga pulau kami, bom itu diletekkan nelayan di sela terumbu karang. Sering dilakukan di sebelang Tenggara Pulau Samber Gelap karena tersembunyi," kata Paris.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kotabaru bersama TNI AL bersikap proaktif dengan selalu melakukan pengawasan terhadap pembom ikan. dhs


Copyright © 2003 Banjarmasin Post

Sungai di Kalsel Kritis Pelaksanaan Program Bedah Sungai Molor

Rabu, 4 Juli 2007
BANJARMASIN ,- Kepala Bapedalda Kalsel Rachmadi Kurdi mengemukakan, sejumlah sungai dan anak sungai di Kalsel mulai kritis atau mengalami pendangkalan akibat tingginya sedimentasi. Ironisnya, kalau tidak segera dilakukan revitalisasi, diperkirakan dalam kurun waktu 10 tahun ke depan banyak sungai dan anak sungai yang mampet.

“Pendangkalan terjadi akibat masih banyaknya warga Kalsel yang membuang sampah ke sungai, sehingga menumpuk yang menyebabkan sungan mendangkal dan juga tercemar,” ujar Rachmadi Kurdi kepada wartawan, Senin (2/7).

Rachmadi lantas menyebutkan sungai-sungai yang mengalami pendangkalan, diantaranya Sungai Barito, Sungai Martapura, Sungai Basirih. “Sungai yang besar saja tercemar, apalagi sungai kecil atau anak sungai,” cetusnya.

Untuk itulah, tandasnya, perlu segera dilakukan revitalisasi untuk melestarikan sungai-sungai di Kalsel. Salah satu caranya adalah mengarahkan semua proyek yang dikerjakan pemerintah lebih mendukung program kelestarian sungai.

Pemprov Kalsel, lanjutnya, sudah mencanangkan gerakan aksi bersih-bersih sungai yang diberi nama “Bedah Sungai”. Namun kegiatan yang semula dijadwalkan pada Minggu 8 Juli nanti itu terpaksa ditunda karena padatnya jadwal kegiatan Gubernur Rudy Ariffin dan Wagub Rosehan NB yang sejatinya hadir pada kegiatan tersebut. “Kegiatan bedah sungai tetap akan dilaksanakan dan dijadwal ulang,” tambahnya.

Rachmadi mengharapkan, kegiatan bedah sungai tersebut merupakan momentum gerakan revitalisasi sungai yang akan dicanangkan Pemprov Kalsel.

Seperti diketahui, nasib sungai di Banjarmasin yang kian nelangsa, membangkitkan naluri Rosehan NB untuk segera membenahinya. Dia pun merancang aksi bersih-bersih sungai yang diberi nama “Bedah Sungai”. Rencananya, kegiatan ini akan dipusatkan di kawasan dekat Studion 17 Mei, Jalan Jafri Zamzam, Banjarmasin. Selanjutnya, secara serentak, aksi bersih-bersih ini akan dilakukan di 5 kecamatan yang tempatnya ditentukan kemudian.

Menurut Rosehan, pembenahan sungai di Banjarmasin perlu perhatian serius, dan harus mendapat dukungan semua pihak. Dia mengaku miris dengan kian berkurangnya jumlah sungai, akibat pendangkalan, penyempitan, hingga banyaknya bangunan di atas sungai.

Nah, kegiatan yang diharapkan sebagai tonggak awal kepedulian terhadap sungai, mendapat dukungan Kementerian Lingkungan Hidup RI, dan artis ibukota, Peggy Melati Sukma.(sga)