Label Cloud

Friday, July 25, 2008

Abrasi Pesisir Berkurang

Sabtu, 9 Juni 2007

,-

BATULICIN - Desa Segumbang Kecamatan Batulicin, sangat tergantung terhadap kawasan cagar alam pesisir pantai. Maklum saja, sebagian wilayah desa ini berada di pesisir selat laut, sehingga Desa Segumbang melakukan rehabilitasi lahan mangrove dengan menanam bibit bakau seluas 100 hektar. Hasilnya, kawasan hutan bakau yang tumbuh dipesisir pantai hingga sekarang sangat besar manfaatnya bagi warga setempat.

Menurut Kepala Desa Segumbang H Abdul Wahid, keberadaan hutan tersebut menjadi tempat berkembang biaknya biota laut seperti beberapa jenis ikan dan biota laut lainnya yang menjadi sumber penghasilan nelayan.

“Hutan bakau juga berfungsi untuk mengurangi abrasi kawasan pesisir akibat gerusan ombak, sehingga para nelayan bisa memanfaatkan kawasan tersebut sebagai penopang peningkatan ekonomi warga setempat sekitar 450 KK yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai nelayan,” papar Wahid, kepada koran ini, kemarin.

Sementara itu, rehabilitasi lahan mangrove yang dilakukan Desa Segumbang, sebut Wahid, dilakukan karena prihatin atas kerusakan kawasan mangrove di wilayah pesisir desa setempat.

Karena alasan itulah, dia bersama dengan warga desa setempat, khususnya yang bermukim tidak jauh dari kawasan pesisir membentuk Kelompok Pemerhati Mangrove.

Melalui kelompok ini, warga setempat telah melakukan rehabilitasi kawasan penyangga wilayah pesisir itu dengan melakukan penanaman bibit tanaman bakau atau mangrove. Kawasan yang ditanami adalah areal hutan mangrove yang rusak, seluas 100 hektar. (kry)

Iklim Berubah, Waspadai Bencana Lingkungan Aksi Aktivis Lingkungan dalam Memperingati Hari Lingkungan Hidup

Rabu, 6 Juni 2007

AMUNTAI,-

Aksi peringatan Hari Lingkungan Hidup yang jatuh tiap tanggal 5 Juni, kemarin, diperingati secara sederhana oleh sejumlah aktivis pecinta lingkungan hidup di daerah ini.

Pegiat lingkungan hidup di daerah ini, pagi sekitar pukul 09.00 kemarin turun ke jalan membagi-bagikan selebaran yang isinya ajakan menjaga lingkungan, mereka sempat menjadi pusat perhatian sejumlah pengendara roda dua maupun roda empat yang lewat di bundaran Jalan A Yani tepat di depan perkantoran Pemkab HSU.

Meski tak sampai satu jam berada di ruas protokol Kota Bertakwa ini, aksi yang menamakan dirinya solidaritas petualang dan pecinta alam Amuntai, HSU tersebut tetap tak menghilangkan semangat mereka membagi-bagikan selebaran. Walaupun pun anggota yang turun terbilang dapat dihitung dengan jari, tak lebih dari 20 orang.

Salah satu bunyi point di dalam selebaran yang dibagi-bagikan oleh aktivis lingkungan yang terdiri dari Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Negara Dipa STIA Amuntai, Mapala Agriculture Stiper Amuntai, Bapala Adventure Amuntai, Tagana HSU, Pramuka Peduli Amuntai, dan Walhi Amuntai serta Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Amuntai ini menyebutkan, dari tahun ke tahun banjir yang kerap melanda Kota Amuntai semakin meninggi saja. Itu artinya, kerusakan di hulu sungai Tabalong dan Balangan sudah kian parah. Masalahnya, apakah hal tersebut menjadi perhatian kita bersama dan apakah itu tidak menimbulkan kekhawatiran? Begitu salah satu bunyi pesan di dalam selebaran tersebut.

Menurut Away, koordinator aksi solidaritas ini mengatakan, jika Amuntai terendam dan tak mampu lagi menahan air, maka kemanakah lagi kita mengungsi, Amuntai adalah daerah rendah, dimana ada dataran tinggi, ujarnya bertanya. Nah, ketika hal ini terjadi tahun-tahun ke depan, apa lagi yang bisa diperbuat oleh warga. "Bagimana 10 atau 20 tahun ke depan,"ujarnya saat ditemuai Radar Banjarmasin disela-sela aksi.

"Kami mungkin hanya sekumpulan anak-anak muda berumur 20-27 tahun, tapi rasanya perlu bagi pemerintah daerah ingat akan hal ini," tukasnya.

Sudah saatnya, ujar koordinator aksi ini, kita bertindak sungguh-sungguh menangani masalah pelestarian alam dan lingkungan hidup serta penanggulangan bencana sesuai kemampuan masing-masing.

Ia mengingatkan, sesuai tema peringatan Hari Lingkungan Hidup tahun 2007 ini adalah iklim berubah, waspadalah terhadap bencana lingkungan. (bie)

Friday, July 18, 2008

BUMDes Martapura Kota Terus Maju

Selasa, 8 Juli 2008

,-

Martapura – Dari sekian banyak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Banjar, BUMDes Martapura merupakan salah satu badan usaha yang dibiayai pemerintah dengan banyak potensi. Nyaris, potensi usaha yang bisa dikembangkan sangat sempurna. Dari sektor pertanian, perkebunan, perdagangan dan banyak sektor lain yang bisa dikembangkan.

“Sudah ada beberapa pilihan utama yang akan kami kembangkan. Pilihan-pilihan seperti industri air bersih, peternakan adalah hasil dari sharing para pemilik modal yang tidak lain desa yang ada di Kecamatan Martapura,” ungkap Direksi BUMDes Martapura Kota Jauhar Ariffin, saat bincang-bincang soal BUMDes, kemarin.

Jauhar sangat yakin jika lembaga usaha milik desa yang dipusatkan di Kantor Kecamatan Martapura itu bakal menjelma menjadi sebuah perusahaan yang benar-benar bisa mensejahterakan masyarakat, sebagaimana niat awalnya.

“Saat ini kami sedang menyempurnakan berbagai persiapan sebelum melakukan kegiatan-kegiatan teknis usaha. Insya Allah dalam beberapa pekan ke depan, usaha yang kami jalankan sudah bisa terlihat,” katanya.

Hanya saja, Jauhar berharap semua pihak bisa mengerti jika usaha yang dijalankan pihaknya tidak serta merta langsung menghasilkan keuntungan. Namanya juga usaha, tentu saja perjalannya melalui sebuah proses.

“Tapi saya sangat yakin, dengan sumber daya manusia yang ada BUMDes Martapura Kota bakal mewarnai bisnis ekonomi mikro di Martapura Kota. Saya yakin itu,” katanya.

Ditegaskan Sekcam Martapura Kota ini, semua itu akan lebih mudah digapai ketika semua pihak yang terkait turut serta dalam membesarkan badan usaha ini. Utamanya para pejabat pemerintahan desa.

“Karena ini milik desa, ya tidak salah dong jika saya berharap banyak dari para pimpinan desa untuk bersama-sama membesarkan BUMes,” katanya. (yan)

Hutan Pinus Terancam Warga Buang Sampah Sembarangan

Selasa, 1 Juli 2008

,-

BANJARBARU – Ini peringatan bagi warga Banjarbaru. Kalau ingin keberadaan hutan pinus yang terletak di Kelurahaan Mentaos Banjarbaru tetap terjaga, prilaku buang sampah sembarang di kawasan itu harus dihentikan. Bagaimana tidak, akibat aksi buang sampah sembarang warga, kini kondisi hutan terkesan kotor. Padahal, jauh sebelumnya sebagian kawasan hutan pinus itu telah dikelola pemanfaatannya oleh PDAM Intan Banjar.

Tak hanya sikap warga yang buang sampah sembarangan, di bagian pinggir timur ada sejumlah pohon yang ditebang warga. Bahkan, beberapa areal yang ada dijaplok untuk dijadikan kawasan perumahaan.

Melihat kondisi itu, Gubernur Kalsel Drs Rudy Ariffin yang kebetulan lewat di areal hutan pinus itu mengaku prihatin. Orang nomor satu di Kalsel itu meminta warga baik itu di Kota Banjarbaru maupun Kab. Banjar untuk bersama-sama menjaga satu-satunya paru-paru kota yang didalamnya hutan pinus.

“Hutan pinus tak hanya kebanggaan Banjarbaru dan Kab. Banjar saja. Tapi, juga milik Kalsel. Ini harus dijaga dan jangan dirusak,” kata Rudy Ariifin dalam puncak HUT PDAM Intan Banjar, Minggu (29/7) kemarin.

Rudy secara tersirat mengungkapkan, keberadaan hutan pinus harus dijaga dan dikelola dengan baik tanpa harus ada penebangan. Selain itu juga, Rudy mengungkapkan bila bisa dikelola dengan baik, keberadaan hutan pinus juga bisa meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Senada dengan Gubernur itu, Direktur PDAM Intan Banjar Drs Rifqie Basri mengatakan hampir setiap hari sampah dibuang sembarangan oleh warga. Pun selanjutnya dibersihkan, namun pola buang sampah warga itu secara langsung merusak keindahan dan tentunya keberadaan hutan pinus sendiri.

“Sudah saatnya, hutan pinus ini kita selamatkan. Ini satu-satunya aset hutan lindung kita di tengah kota. Warga harus peduli dan menjaga hutan pinus ini,” kata Rifqie.

Sekadar diketahui, saat ini keberadaan hutan pinus memang cukup dilematis. Bagaimana tidak, hutan yang sebenarnya terletak di wilayah Banjarbaru itu, saat ini pengelolaanya dilakukan Pemkab Banjar dan akhirnya dikelola PDAM Intan Banjar. (mul)

Banjarmasin Lepas dari Predikat Kota Terkotor

sabtu, 12 Juli 2008 | 00:41 WIB

BANJARMASIN, JUMAT - Tekad Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin keluar dari predikat kota terkotor di Tanah Air dengan melakukan berbagai pembenahan membuahkan hasil. Peringkat kota Banjarmasin membaik.

"Dari hasil evaluasi tim Adipura tahun 2008, Banjarmasin berada di urutan ke-13 atau membaik dari tahun sebelumnya," kata Wali Kota Banjarmasin Haji Yudhi Wahyuni sebagaimana yang disampaikan Kepala Dinas Infokom setempat, Drs Bambang Budiyanto, kepada pers di Banjarmasin, Jumat (11/7).

Menurutnya, membaiknya penilaian tim Adipura terhadap Kota Banjarmasin tak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan Pemkot Banjarmasin dan masyarakat, serta lembaga swasta dan lembaga pemerintahan lainnya, termasuk lembaga perbankan yang beroperasi di kota dengan julukan kota seribu sungai tersebut.

Upaya melakukan penataan dan penertiban kawasan yang semrawut, melakukan aksi bersih bersama, penghijauan oleh warga secara sukarela, serta pembenahan sistem drainase dan persampahan hingga kota berpenduduk sekitar 700.000 jiwa itu kini kian asri dan bersih.

Menurut walikota, pihaknya akan menggerakkan usaha gotong-royong untuk melakukan penanaman pohon penghijauan di lokasi strategis, terutama di ruang terbuka untuk memberikan keteduhan dan kenyamanan di lokasi tersebut.

Bahkan dalam upaya penghijauan tersebut, pihak Pemkot Banjarmasin juga menanam jenis buah langka khas Kalsel, sekaligus sebagai upaya pelestarian plasma nutfah Kalsel itu.

Yudhi Wahyuni berharap, seluruh lembaga perbankan yang ada di kota ini ikut melibatkan diri dalam upaya kebersihan dan keindahan kota. Semua pemilik pertokoan diharapkan menanam pohon di depan pertokoan agar lebih teduh dan nyaman saat berkunjung ke pertokoan tersebut.

Berdasarkan catatan, Kota Banjarmasin pernah menduduki peringkat sebagai kota terkotor kedua setelah Tangerang dalam penilaian tim Adipura, tapi setelah berbagai upaya kebersihan dan penghijauan, Banjarmasin berhasil lepas dari julukan itu. (ANT)