Monday, 13 August 2007 01:15
PELAIHARI, BPOST - Manajemen Perusahaan Daerah Air Minum Pelaihari kembali dilanda kerisauan. Debit air Sungai Tabanio susut drastis menyusul cuaca panas terus-menerus dua pekan terakhir.
"Kondisi saat ini memang masih lebih baik dibandingkan awal Juli lalu, tapi terus terang saya khawatir karena sepertinya kemarau sudah mulai benar-benar lerlangsung, sementara pekerjaan perbaikan tanggul bendungan belum juga selesai," kata Plt Dirut PDAM Pelaihari H Dwi Wahatno Bagio, Jumat (10/8).
Ketinggian air saat ini kurang lebih masih mencapai satu meter. Permukaan air masih menyentuh pintu air bendungan meski hanya di bagian bawah. Kondisi ini belum separah awal Juli lalu, di mana air telah berada di bawah pintu air.
Beruntung saat itu hujan lebat kembali turun dan terus berlangsung sepanjang siang dan malam selama delapan hari. Debit air di Sungai Tabanio pun kembali meninggi. Air Sungai Tabanio adalah bahan baku utama air bersih PDAM Pelaihari.
Sejak dua pekan terakhir cuaca cerah kembali. Diperkirakan kemarau efektif mulai berlangsung saat ini yang ditandai dengan meningginya temperatur dan menurunnya kelembaban udara.
Sementara itu, sampai sekarang pekerjaan perbaikan tanggul bendungan yang ditangani Dinas Kimprasda belum juga selesai. Tanggul tanah sepanjang kurang lebih 100 meter ini jebol dihantam banjir Februari silam.
Pekerjaan tanggul itu sendiri mendapat perhatian khusus Bupati H Adriansyah, mengingat hal itu menyangkut hajat hidup masyarakat banyak.
Saat coffee morning awal Juli lalu di Gunung Kayangan, bupati mengintruksikan pejabat teknis Kimprasda untuk melakukan langkah nyata untuk mempercepat perbaikan tanggul tersebut.
Ironisnya, pekerjaan tersebut harus diikuti pembukaan pintu air bendungan sehingga debit air Sungai Tabanio terus menyusut. Jika genangan air di Sungai Tabanio dalam, kabarnya akan mengganggu pekerjaan perbaikan tanggul.
"Itulah hal lain yang membuat saya khawatir. Mestinya debit air yang sudah menurun ini bisa dipertahankan dengan menutup pintu air bendungan. Tapi, sekarang terpaksa dibuka untuk memperlancar pekerjaan tanggul itu," ucap Wahatno.
Dirinya sudah meminta kepada Kadis Kimprasda supaya mencari strategi lain dalam menangani tanggul, sehingga pintu air bisa ditutup. "Saya fikir masih ada cara lain, apalagi tidak ada pekerjaan pengecoran di bagian bawah tanggul," ucap Wahatno.
Dihubungi melalui telepon selular, Kadis Kimprasda HM Amin ST mengatakan pekerjaan tanggul mulai diintensifkan sejak Senin tadi seiring mulai menurunnya muka air. "Kami sedang berusaha maksimal untuk menyelesaikannya. Namun perlu diketahui, jika bendung Kunyit banjir, satu minggu tidak bisa kerja." roy