Label Cloud

Tuesday, March 03, 2009

Warga Pamukan Gunakan Air Bekas Tambang

Minggu, 8 Februari 2009 | 23:30 WITA

KOTABARU, MINGGU - Warga desa di wilayah Kecamatan Pamukan Barat, dan Pamukan Utara, di perbatasan Kalsel-Kaltim, sekitar 200 km dari ibukota Kabupaten Kotabaru terpaksa memanfaatkan air bekas tambang untuk keperluan sehari-hari.

Informasi yang berhasil dihimpun, warga Desa Sengayam, Mayang Sari, Mangka, serta beberapa desa di hilir Sungai Sengayam tidak ada pilihan lain, dan terpaksa tetap memanfaatkan air bekas tambang batu, dan pasir dari Pegunungan Meratus.

Udin, warga Desa Sengayam menuturkan, akhir-akhir ini warga di desanya serta beberapa desa lain terpaksa memanfaatkan air sungai Sengayam untuk keperluan sehari-hari.

Padahal, air yang berwarna kemerahan tersebut, merupakan air bekas tambang batu dan pasir warga setempat untuk bahan bangunan.

Masih beruntung mereka masih bisa mendapatkan air, walaupun air itu bekas tambang batu dan pasir, karena masih ada ratusan warga di desa tetangga tidak menemukan air.

Sumur tadah hujan yang biasa digali warga, kini juga airnya berwarna merah karena lumpur dari permukaan tanah, sehingga mereka terpaksa menggunakan air sungai.

Walaupun hanya air sungai, untuk mendapatkan air bekas tambang itupun warga harus berjalan hingga lima kilo meter bahkan lebih.

Meski telah menggunakan sungai air bekas tambang untuk minum, masak, serta keperluan lain, para penduduk desa hingga saat ini hampir tidak terdengar terserang sejenis penyakit.

Karena air sungai tersebut masih lumayan, meskipun warnanya telah berubah dari sebelumnya agak kekuning-kuningan.

Menurut warga, meski menggunakan air sungai yang bersumber dari lokasi bekas tambang dan Pegunungan Meratus, air tersebut masih lebih baik daripada air sumur tadah hujan.

Masih beruntung warga mendapatkan air dari Sungai Sengayam yang mulai susut itu, karena ada sejumlah sungai besar yang disepanjang bantaran sungai dihuni penduduk, kini kondisinya telah mengering dan tidak berair lagi. (ant)

No comments: