Jumat, 5 Oktober 2007
Radar Banjarmasin, BANJARMASIN ,-
Semakin hari beban permasalahan lingkungan di Kota Banjarmasin makin bertambah. Beban yang diterima dan dirasakan seperti pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran yang disebabkan sampah, hasil aktivitas sehari-hari warga kota.
Di sisi lain, warga kota memiliki peran yang besar agar pencemaran yang berdampak pada gangguan lingkungan itu tak terus bertambah. Keterlibatan warga kota menjaga dan memelihara, serta mengobati lingkungan yang sudah terganggu, menjadi harapan Pemkot Banjarmasin. Di samping upaya pemerintah melakukan pembinaan melalui sosialisasi dan pelatihan yang ada kaitannya dengan lingkungan hidup. “Diperlukan upaya menyeluruh untuk lebih meningkatkan peran serta masyarakat,” ujar Wakil Walikota Banjarmasin H Alwi Sahlan di sela-sela kegiatan sosialisasi Lingkungan Hidup oleh Kementerian Lingkungan Hidup di Hotel Jelita, Banjarmasin, sore kemarin.
Ir Bambang Widiyantoro, Asisten Deputi Pemberdayaan Masyarakat Kota Kementerian LH yang menjadi narasumber dalam sosialisasi itu menambahkan, lembaganya memiliki komitmen untuk menangani permasalahan lingkungan di Kota Banjarmasin. Apalagi, kota tua yang berumur 481 tahun ini memiliki problematika lingkungan. Terbukti pada tahun 2006 lalu oleh pemerintah diberikan predikat Kota Terkotor di Indonesia.
“Kami mengajak warga dan memberdayakannya untuk membangun kembali lingkungan Kota Banjarmasin ini. Karena dari wargalah lingkungan yang baik, bersih, dan sehat itu akan tercipta. Mereka yang paling tahu tentang kondisi lingkungannya,” kata Bambang.
Pada sosialisasi yang difasilitasi Bapedalda Kota Banjarmasin itu, lebih memfokuskan permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Peserta sosialisasi yang diharapkan dapat menjadi kader lingkungan berasal dari beberapa pengelola pondok pesantren, Tim Penggerak PKK, Badan Keswadayaan Masyarakat, Pramuka, dan lain sebagainya.(yha)
No comments:
Post a Comment