Selasa, 16 Desember 2008
MARTAPURA - Sumber Daya Alam Kabupaten Banjar belum habis. Masih banyak potensi-potensi lain, selain eksplotasi hutan dan tambang yang belum maksimal tergarap. Haparan pada ilalang nan tandus serta kearifan lokal merupakan potensi yang bisa mendatangkan kekayaan bagi masyarakat.
Beruntunglah Kabupaten Banjar yang memiliki tipikal ekologi beragam. Dataran tinggi dengan potensi hutan dan kandungan mineral sumber daya alamnya, sementara dataran rendah memiliki tipikal sebagai lahan-lahan pertanian.
Potensi sumber daya alam di kawasan pegunungan, menurut salah satu anggota Tim Inventarisasi Lahan Pemkab Banjar Jayadi Noor, Untuk aktivitas pertambangan sudah sangat minim. Namun jika dikembangkan dengan kegiatan-kegiatan lain, justru potensi tersebut menjadi sangat luar biasa.
“Yang tersisa itu lahan-lahan areal kehutanan, eks pertambangan dan lahan-lahan produktif. Kenyataan di lapangan lahan-lahan tersebut masih sangat luas. Hanya saja seluas mata memandang, pandangan mata tidak berubah. Tandus, semak belukar atau illalang,” katanya.
Senada dengan itu, Anggota Tim Inventarisasi lainnya, Ali Fahmi menunjuk semua itu jika dimanfaatkan dengan arif bijaksana, diyakini akan membuat sejahtera masyarakat setempat.
“Di sektor perkebunan misalkan, warga di Kecamatan Pengaron hingga naik Kecamatan Peramasan bisa dibilang telah berhasil membudidakan tanaman karet. Catatannya, lahan untuk itu realatif satu hamparan,” katanya.
Ini apa katanya lagi, dengan kondisi sekarang ini investasi di sektor perkebunan sangat bagus di sana. Selain berfungsi sebagai reboisasi, pengembangan sektor perkebunan di sana sekaligus untuk mensejahterakan masyarakatnya.
“Itu baru satu sektor. Investasi di sektor kehutanan juga sangat berpeluang di sana. Sekarang tinggal bagaimana kesempatan untuk itu diciptakan,” katanya.
Selain soal banyaknya potensi yang bisa mengundang datangnya investor, masyarakat Kabupaten Banjar ternyata kaya akan kreatifitas. Hingga menjadikan kreativitas tersebut sebagai kearifan lokal dalam mengelola potensi alam di Kabupaten Banjar ternyata juga luar biasa.
“Salah satu contoh yang sangat konkrit adalah sitem pertanian di Kecamatan Astambul. Luar biasa, pola pertanian di sana sudah sangat modern. Semula begitu yang saya kira. Namun ternyata pola dengan sistem irigasi, tumpang sari lintas sektoral sudah ada sejak zaman Datu Kelampaian,” katanya.
Dari apa yang ada di lapangan tersebut, perngalian kearifan lokal ternyata sangat penting. Apalagi ternyata konsep kearifan lokal terbukti sangat efektif bagi pelakunya menuju keberdayaan masyarakat. (yan)
No comments:
Post a Comment