Label Cloud

Tuesday, December 16, 2008

Sulitnya Menormalisasi Sungai Tingkat Kerusakan Terlalu Tinggi

Rabu, 17 Desember 2008
BANJARMASIN,- Upaya Pemkot mengembalikan kondisi sungai seperti semula atau disebut dengan program normalisasi sungai banyak menuai apreasiasi. Namun, tak mudah dalam merealiasasikannya sehingg masih disangsikan keberhasilannya.

Sejak dicanangkan 2 tahun lalu, Pemkot mengalokasikan anggaran miliaran rupiah untuk program normalisasi sungai pada setiap pembahasan APBD Kota Banjarmasin. Kendati demikian, selain penyiringan, upaya pengerukan dan pembersihan sampah belum terlihat signifikan.

Pengamat masyarakat dan budaya sungai dari FKIP Unlam Bambang Subiyakto, agak pesimisi target mengembalikan kondisi sungai kecil atau kanal itu bisa berhasil. Sebab, tingkat kerusakan sungai sudah terlalu tinggi. Salah satu penyebabnya, dampak dari pembangunan yang berada di atas bantaran atau badan sungai.

“Kalau sungai besar masih mungkin. Tapi, saya sangat apresiatif dengan upaya Pemkot itu asal ada pengkajian yang mendalam sebelum melaksanakannya,” papar Bambang saat diwawancarai Radar Banjarmasin kemarin (16/12). Sebab, lanjut dosen pengajar mata kuliah Masyarakat dan Budaya ini, pemerintah daerah Surabaya dan Jakarta saja kewalahan menangani masalah sungai meski jumlahnya jauh lebih sedikit.

Lain lagi soal benturan hukum. Dijelaskan Bambang, status sungai di Banjarmasin ini terbagi dua, yaitu sungai alami dan buatan. Karena dulunya masyarakat Banjarmasin mayoritas petani, sehingga banyak membangun sungai buatan atau kanal untuk kepentingan pengairan sawah dan sarana transportasi.

“Kanal atau sungai buatan itu status lahannya adalah hak milik mereka. Sehingga, secara hukum tidak bisa dipersalahkan membangun di atasnya. Apalagi kalau sungai itu sudah mati, tentu menjadi kendala yang signifkan dalam upaya pelaksanaan program itu,” paparnya.

Meski demikian Bambang tetap menegaskan pentingnya merealiasasikan tujuan pengembalian kondisi sungai itu. “Saat ini saja kita sudah merasakan dampaknya. Akibat laut pasang dan sungai Barito meluap membuat Banjarmasin tergenang. Salah satu jalan keluarnya dengan mengembalikan fungsi sungai atau kanal-kanal yang ada,” katanya.(dla)

No comments: