Label Cloud

Friday, February 16, 2007

"Muak, Pemerintah Tak Peduli Rakyat"

Selasa, 16 Januari 2007 02:49:48


--------------------------------------------------------------------------------

Yudhoyono tuding aksi inkonstitusional
Jakarta, BPost
Gertakan sejumlah aktivis yang dikomandoi Hariman Siregar untuk mengerahkan massa menjadi kenyataan. Aksi ‘Pawai Rakyat Cabut Mandat Yudhoyono-Jusuf Kalla’ di Istana Merdeka, Senin (15/1) diikuti sekitar 3.000 orang.

Selain berorasi, aksi ini diwarnai dengan berbagai atraksi, termasuk barongsai dan mengusung keranda mayat. Demo yang dijaga ketat aparat tersebut berlangsung sejak pukul 12.00-12.30 WIB. Tampil memberikan orasi antara lain, aktivis Malari Hariman Siregar, Egy Sudjana, Dita Indah Sari, dan WS Rendra.

Dalam orasinya, Hariman mengatakan, rakyat punya hak untuk memilih Yudhoyono-Kalla. Dan saat ini pun rakyat punya hak mencabut suaranya jika dwi tunggal itu dianggap tidak mampu memimpin bangsa.

Hariman juga menyinggung penjualan saham-saham BUMN kepada pihak asing. Dia meminta pemerintah tidak lagi menggadaikan negeri dengan menjual aset bangsa ke tangan asing.

Lontaran-lontaran pernyataan para tokoh itu ditingkahi yel-yel "Cabut mandat SBY-JK" berulang-ulang dari ribuan peserta demo. Jumlah pendemo semakin siang makin banyak, sehingga membuat macet Jalan Medan Merdeka Utara dan Medan Merdeka Barat, Jakarta.

Polisi pun bersiaga penuh dengan menyiapkan 2 unit mobil water cannon, dan barikade kawat berduri. Setelah setengah jam berlalu, para pendemo yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat itu bergerak kembali menuju Bundaran Hotel Indonesia. Yel-yel cabut mandat terus dikumandangkan.

Aktivis Sri Bintang Pamungkas yang sehari sebelumnya ditangkap polisi juga tampil di hadapan massa. Ia mengecam pemerintahan Yudhoyono-Kalla karena dinilainya gagal mensejahterakan rakyat. "Mereka sudah gagal," katanya.

Aksi ini, katanya, direncanakan akan kembali di gelar bila tidak mendapatkan tanggapan dari pemerintah. "Ini baru awalnya saja, aksi selanjutnya akan dilakukan dalam waktu dekat," tegasnya.

Tak ketinggalan, sastrawan dan tokoh budaya nasional WS Rendra pun turun ke jalan ikut long march.

"Pemerintah tidak lagi mau mendengarkan suara rakyat, dan tidak lagi mau mengerti rakyat. Dan Saya sebagai rakyat merasa muak, bosan melihat tampang kekuasaan yang pongah. Dan saya merasa muak, muak," teriak Rendra.

Menanggapi aksi tersebut, Presiden Yudhoyono, melalui juru bicaranya Andi Mallarangeng menyatakan, bahwa demo itu inkonstitusional. "Bukan hanya berlebihan, akan tetapi juga melanggar UUD 1945 atau inskontitusional.

Karena, Presiden Yudhoyono kan terplih sebagai Presiden berdasarkan hasil pilihan rakyat, yang mandatnya untuk lima tahun. Presiden selama ini sudah menjalankan mandatnya dengan melakukan banyak hal bagi rakyat," ujar Andi, menjawab pers, Senin (15/1), di Bandar Udara Djalaludin, Gorontalo.

Andi juga menegaskan, Presiden tidak terlalu mengurusinya. "Presiden tetap bekerja seperti biasa. Sehari-hari Presiden menghadapi aksi demo seperti itu," tegasnya.

Tokoh yang dikenal juga dekat dengan Yudhoyono, Mayjen (Purn) Kivlan Zein menilai bahwa demo cabut mandat itu hanyalah unjuk gigi Hariman Siregar untuk menunjukkan jati dirinya.

Kivlan mengatakan, aksi besar-besaran tidak akan menggulingkan pemerintahan Yudhoyono karena kondisi Indonesia saat ini tidak ‘hamil tua’.

"Kalau tahun 1995 dan 1998, Indonesia seperti ibu hamil tua yang siap melahirkan. Waktu itu, gerakan demo didukung oleh ABRI, kalau sekarang, demo ini tidak akan mengubah apa-apa, kecuali chaos," ujarnya.JBP/dtc


--------------------------------------------------------------------------------

Copyright © 2003 Banjarmasin Post

No comments: