Label Cloud

Sunday, November 12, 2006

Angkutan Sungai Lumpuh

Kamis, 26 Oktober 2006
Palangkaraya, Kompas - Walau hujan sudah sesekali turun, dua sungai besar di Kalimantan, Kapuas dan Kahayan, masih surut. Di Kahayan, Kalimantan Tengah, dua bulan terakhir ini angkutan sungai antara Palangkaraya dan Kuala Kurun lumpuh.

Kini, hubungan antara Palangkaraya dengan ibu kota Kabupaten Gunung Mas mengandalkan jalan darat sepanjang 180 kilometer (km). Ironisnya, jalur darat yang bergelombang dan tidak beraspal baik itu tidak bisa diandalkan pada musim hujan.

Berdasarkan pantauan Kompas, Rabu (25/10), selisih tinggi permukaan Kahayan masih empat meter di bawah tinggi permukaan pada musim hujan. Panjang Sungai Kahayan 600 km, dan 500 km di antaranya dapat dilayari.

Sungai dengan kedalaman rata-rata tujuh meter ini berhulu di Gunung Mas. Dengan lebar sungai rata-rata 450 meter, Sungai Kahayan melintasi Palangkaraya dan Kabupaten Pulang Pisau sebelum bermuara di Laut Jawa.

Kemarau ini, lebar Kahayan yang melintasi Palangkaraya menyusut menjadi 100 meter. "Kedalaman sungai di banyak tempat kurang dari satu meter sehingga motoris enggan membawa penumpang," kata Yosef, motoris yang selama 65 hari tidak berani membawa penumpang.

Apabila dipaksakan, speedboat yang dia bawa bisa kandas di dangkalan lumpur dan pasir. Penumpang pun, kata Yosef, banyak yang takut menggunakan speedboat dan memilih menggunakan mobil angkutan umum.

Adhian, warga Kuala Kurun, menuturkan, jalan Palangkaraya-Kuala Kurun sangat licin dan kendaraan rawan tergelincir atau amblas dalam lumpur saat musim hujan. Namun, kemarau ini, jalan itu mudah dilalui, baik mobil maupun sepeda motor.

Tarif dan waktu tempuh antara mobil angkutan umum dan speedboat di rute Palangkaraya-Kuala Kurun bersaing. Tarif mobil Palangkaraya-Kuala Kurun Rp 100.000 per penumpang dengan waktu tempuh lima jam, sedangkan tarif speedboat Rp 120.000 selama empat jam perjalanan.

Adapun Sungai Kapuas masih surut meski hujan turun di sebagian wilayah Kalbar dalam beberapa hari terakhir. Bagian Kapuas yang surut ada di Kabupaten Sanggau dan Kapuas Hulu.

Bagi warga Pontianak di bagian hilir sungai, imbas penyurutan sungai adalah masih payaunya air PDAM. Ini terjadi akibat intrusi air laut, yang memasuki Sungai Kapuas pada malam hari.

"Di Sanggau, lebar Kapuas tersisa 50 persen (50-70 meter). Dua hari terakhir memang turun hujan, tetapi hanya sekitar 30 menit saja," ungkap Yuliantini, penduduk Kabupaten Sanggau.

Transportasi sungai di kawasan itu belum normal. Hanya kapal cepat ukuran kecil yang dapat beroperasi. Di Putussibau, Kapuas Hulu, Sungai Kapuas belum normal. Dasar sungai tampak di beberapa tempat. (CAS/RYO)


Search :










Berita Lainnya :

·
Bandar dan Pengedar Dibekuk di Ende
·
Mendapat Remisi, Terpidana Mujarod Bebas
·
Cuaca Cerah di Daerah Palangkaraya dan Pontianak
·
Bandara SMB II Ditutup Lagi
·
Kekhawatiran Itu Kembali Menjadi Kenyataan
·
Bebas, Sumanto Jalani Terapi di Ponpes
·
Angkutan Sungai Lumpuh
·
Perekonomian Babel Bakal Melambat
·
Bandara Baru Juanda Surabaya Dioperasikan
·
Perahu Wisata Tenggelam, 5 Tewas
·
Kilas Daerah

No comments: