Label Cloud

Sunday, November 12, 2006

KABUT ASAP

Kamis, 26 Oktober 2006







Palangkaraya, Kompas - Warga Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dan Pontianak, Kalimantan Barat, leluasa menikmati dua hari Lebaran. Hujan lebat yang mengguyur kedua kota itu menyingkirkan kabut asap yang sebelumnya terus mengganggu aktivitas warga.

Hujan lebat turun di Palangkaraya pada Minggu malam hingga Senin (23/10) pagi. Kabut asap yang selama beberapa pekan menyelimuti, mulai tipis. Jarak pandang, Rabu (25/10), sekitar 500 meter-1.000 meter. Sebelumnya, seringkali kurang dari 50 meter.

Di Pontianak, hujan deras mengguyur selama Idul Fitri, Selasa dan Rabu (25/10), menyebabkan asap menghilang dan jarak pandang mencapai satu setengah kilometer.

Cuaca cerah dua hari Lebaran ini dimanfaatkan warga untuk berkeliling kota, termasuk bersilaturahmi ke rumah kerabat.

Meski demikian, udara di Palangkaraya masih tercemar dan dalam indikator sangat tidak sehat pada Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, terdapat lima kategori ISPU.

ISPU dalam poin 0-50 dikategorikan baik, 51-100 sedang, 101-199 tidak sehat, 200-299 sangat tidak sehat, dan 300 ke atas masuk kategori berbahaya. Demikian diungkapkan Kepala Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan, Badan Pengendali Dampak Lingkungan Daerah Kota Palangkaraya Andre Manurung.

Mulai Oktober

Badan Meteorologi Palangkaraya, kemarin, memperkirakan, musim hujan di Kalteng mulai Oktober ini, diawali dari bagian utara, seperti Kabupaten Murung Raya, disusul kabupaten-kabupaten di daerah tengah dan selatan, seperti Barito Selatan dan Kabupaten Pulang Pisau.

Kepala Subdinas Perlindungan dan Pengamanan Hutan, Dinas Kehutanan Kalteng, Andarias Lempang, berharap hujan akan memadamkan kebakaran lahan yang sejauh ini sulit dikendalikan. "Pemadaman secara manual ataupun bom air selama ini terbukti belum mampu mengatasi kabut asap akibat lahan yang terbakar. Pemadaman yang tidak tuntas justru menebalkan asap yang mengepul," kata dia.

Bencana asap di Kalteng pada tahun 1997 dan 2002, hujan juga menjadi faktor yang mengakhiri bencana tersebut.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Kalteng, Satriadi, terus mendesak pemerintah untuk memerhatikan warga yang terganggu kesehatannya akibat kabut asap.

Data Dinas Kesehatan Palangkaraya menyebutkan, jumlah penderita infeksi saluran pernapasan atas di Palangkaraya, pekan lalu, 1.763 orang. Jumlah itu didapat dari pasien di puskesmas, belum termasuk pasien yang berobat ke tempat lain. (CAS/RYO)

No comments: