Monday, 27 August 2007 23:26
TANJUNG, BPOST- Kecurigaan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL PPM) soal adanya kandungan merkuri di Sungai Tabalong membuat kaget Badan Pengawas Dampak Lingkungan (Bapedalda) Tabalong. Untuk membuktikannya, Bapedalda akan ikut melakukan penelitian.
Kepala Bapedalda Tabalong Sufianoor didampingi Kabid Wasda, Soufyanoor menyatakan belum mengetahui kebenaran dugaan tersebut. Selama ini tidak ada laporan hasil penelitian pertama yang pernah dilakukan BTKL PPM Kalseltengtim sekitar Mei 2007.
"Kami belum amati betul kualitas airnya. Tapi mungkin akan kami tindaklanjuti juga untuk memberikan ketenangan kepada masyarakat," katanya, Senin (27/8).
Bapedalda juga akan mengecek kebenaran adanya penambangan emas di daerah hulu yang diduga sumber pencemaran. Jika memang ada, penambangan itu tidak terdata sebagai usaha resmi.
Soufyanoor menambahkan selama ini pihaknya menilai kualitas air Sungai Tabalong relatif baik dan aman, karena sampai sekarang masih dijadikan air baku PDAM.
Menurutnya Bapedalda sudah melakukan pengawasan terhadap perusahaan penambangan, terutama yang mengantongi izin resmi. Namun bila ditemukan kasus pencemaran, termasuk di lokasi usaha yang tidak ada izinnya, pihaknya tetap bertindak.
Ia mengakui sekitar Mei lalu BTKL pernah memberikan informasi melakukan penelitian. Tapi hasil penelitian dan lokasi pelaksanannya tidak pernah diberitahukan, sehingga sulit baginya mengomentari dugaan pencemaran itu.
Kasubag Pertambangan, Sunarto mengatakan belum pernah ada izin yang dikeluarkan untuk usaha pertambangan emas. Kalaupun ada berarti ilegal atau penambangan liar.
"Selama ini yang dikeluarkan Biro Ekonomi baru izin untuk tambang besi dan batubara. Itupun masih tahap eksplorasi," ungkapnya. Namun Sunarto mengakui pernah mendengar informasi adanya aktivitas penambangan emas rakyat secara liar, di kawasan hulu seperti di Marindi dan Kecamatan Haruai.
Namun ia belum berani memastikan karena belum dilakukan pengecekan. Sebelumnya Kepala BTKL PPM Kalseltengtim di Banjarbaru, I Ketut Winasa mengatakan ada kecurigaan di hulu Sungai Tabalong banyak penambangan emas rakyat menggunakan merkuri. Ia khawatir logam berat itu telah mencemari badan sungai.
Merkuri membahayakan kesehatan manusia terutama kinerja saraf tubuh, karena tetap meninggalkan residu dalam air. Jika diurai, bakteri akan berubah menjadi senyawa beracun metil merkuri (CH3 Hg). nda
No comments:
Post a Comment