Tuesday, 28 August 2007 22:41
KOTABARU, BPOST- Sekitar tiga ribu hektare cagar alam yang berada di Kecamatan Pulau Laut Timur rusak. Kerusakan terjadi sudah sepuluh tahun terakhir akibat pembukaan tambak dengan menghancurkan hutan bakau (mangrove).Setelah tidak produktif lagi, tambak ditinggalkan begitu saja tanpa rehabilitasi. Saat BPost menelusuri Sungai Berangas, menumpang speedboat, , Selasa (28/8), arus berjalan pelan karena air sungai surut. Sekitar 20 menit menelusuri sungai dangkal berair keruh, tampak beberapa habitat khas hutan bakau masih terlihat. Seperti burung bangau putih dan kepiting air payau (rajungan) berkeliaran di pinggiran sungai.
Namun ternyata kepadatan hutan bakau tidak lebih dari 50 meter dari pinggir pantai. Kawasan yang dulunya menjadi rimbunan hutan bakau berubah menjadi hamparan tambak udang dan ikan yang sudah ditinggalkan penghuninya beberapa tahun silam.
Camat Pulau Laut Timur Bahkrudin mencatat sedikitnya 3.000 hektare hutan bakau yang masuk dalam kawasan cagar alam rusak parah. Warga sekitar memanfaatkan hutan bakau sebagai areal budidaya tambak udang dan ikan.
Namun, harus menebang ribuan pohon bakau terlebih dahulu. Kondisi ini sudah terjadi sejak sepuluh tahun silam. Padahal hutan bakau diyakini bisa menjadi kawasan pengembangbiakan bibit ikan dan udang. Hutan bakau bisa menjadi rumah beragam habitat seperti burung hingga kepiting.
Luas cagar alam yang ada di kecamatan sebelah timur Kotabaru adalah 4.176 hektare. Dari tiga ribu hektare yang dibuka menjadi kawasan tambak, hingga saat ini tersisa 2.000 hektare yang masih produktif. Selebihnya ada 1.000 hektare yang rusak karena bekas tambak ditinggalkan begitu saja.
"Itulah yang terjadi di daerah kami saat ini. Dikhawatirkan dampak jangka panjangnya akan mengganggu ekosistem di daerah sekitarnya. Karena hutan bakau keberadaannya sangat penting,"jelas Bakhrudin.dhs
No comments:
Post a Comment