Label Cloud

Sunday, September 09, 2007

Warga Sungai Pinang Berburu Air Takut Minum Air Sungai

Thursday, 23 August 2007 01:34

MARTAPURA, BPOST - Warga Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar mulai berburu air. Sumber air, termasuk sumur gali sudah mulai banyak yang mengering. Di kecamatan ini ada satu sungai yang airnya melimpah, tapi warga tak berani mengonsumsi karena keruh dan tercemar bekas penambangan emas.

Triyono, seorang guru SD Dadap Belimbing Sungai Pinang mengatakan, pambakal (kades) setempat sudah meminta warga mencari sumber air alternatif.

"Pambakal sudah menginstruksikan kepada seluruh masyarakat, terutama yang sering masuk hutan untuk mencari sumber air baru. Jika ada, akan diambil airnya untuk keperluan sehari-hari dalam jangka panjang," kata Triyono.

Menurutnya, di desanya ada sungai Pamuatan yang terkenal tidak pernah kering. Tapi warga tidak berani mengambil air sungai selebar enam meter ini untuk memasak dan minum karena airnya selalu keruh dan mengandung merkuri.

Sungai Pamuatan ini sudah sejak tahun 1950-an digunakan sebagai tempat penambangan emas dan intan. Penambangan oleh ratusan warga di RT 4,5 dan 6 Dusun Dadap ini, sudah ada yang menggunakan mesin, tapi masih banyak yang manual.

"Sebetulnya sumber air Sungai Pamuatan tak pernah kering, tapi warga takut karena mengandung banyak merkuri dan selalu keruh. Warga hanya menggunakannya untuk mencuci pakaian saja," kata Triyono.

Triyono menjelaskan, musim kemarau tahun lalu, masyarakat sangat kesulitan air bersih. Beberapa sungai kecil sekitarnya banyak yang kering. Begitu juga dengan sumur gali, airnya banyak yang kering.

Bahkan, beberapa sumur gali yang ada di desa ini, airnya mengandung zat besi (Fe) dalam kadar yang tinggi, sehingga baunya seperti besi karatan saat diminum.

Beberapa waktu lalu, warga menemukan sumber air dari sungai Hapi, dua kilometer dari desa. Sungai itu, kini sudah dibendung dan airnya dialirkan ke desa, menggunakan pipa paralon. Air sungai ini cukup jernih. Diperkirakan, tak mengandung logam berbahaya karena jauh dari lokasi penambangan.

"Setelah dibendung, kini airnya sudah setinggi satu meter lebih. Diperkirakan, ini bisa sedikit mengatasi kesulitan air warga. Kami, kini masih mencari sumber air baru, terutama dalam hutan," jelasnya.

Pemerintah desa setempat juga sudah memprogramkan sungai Maniatang. Kini, sungai ini sudah mulai dipasang pipa. Jaraknya empat kilometer dari Desa Belimbing. "Kemungkinan besar tahun ini sungai ini berhasil dialirkan ke desa," kata Triyono. sig

No comments: