Radar Banjarmasin ; Selasa, 28 Agustus 2007
BANJARBARU – Warga dan petani yang berdiam di sepanjang bantaran Sungai Peramuan tak perlu gelisah dulu dengan kabar pencemaran limbah oli. Sebab menurut hasil pemeriksaan dari Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup (Distam LH), sungai tersebut sama sekali tak tercemar.
Sejak ada kabar tercemarnya air sungai Peramuan, petugas Distam LH langsung turun dan mengecek ke sungai. Petugas mengaku hanya menemukan adanya tumpukan sampah-sampah.
“Pasca adanya keluhan itu, keesokan harinya langsung kita cek. Kemungkinan adanya pencemaran limbah oli terlalu dini untuk disimpulkan, apalagi hasil penelitian kita tak dapat terdeteksi adanya pencemaran,” kata Ir M Apriji, Kasi Perizinan dan Pengendalian Pencemaran Distam LH saat dikonfirmasi koran ini, kemarin.
Disebutkan Apriji, kesimpulan tak adanya pencemaran limbah oli itu sendiri berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Apalagi, untuk menentukan aliran sungai itu tercemar limbah oli dibutuhkan hasil penelitian yang akurat.
Tak itu saja, sejauh ini di Banjarbaru tak ditemui limbah oli dibuang sembarangan oleh bengkel-bengkel. Ini mengingat, limbah oli ini memiliki nilai dan bisa dijual Rp1.000-Rp3.000 per liternya. Bahkan, sejauh ini di Banjarbaru sendiri ada perusahaan pengumpul oli bekas yang akan dijual lagi.
“Saat ini tak ada lagi bengkel yang membuang limbah oli sembarang. Bayangkan saja, satu drum oli bekas saja bisa dijual mencapai Rp200 ribu. Bengkel tak susah-susah lagi menjual oli bekas, karena ada pengumpul yang mengambil ke tiap-tiap bengkel,” jelas Apriji.
Meski tak menemukan ada pencemaran limbah oli itu, pihaknya tetap merespon keluhan yang disampaikan petani itu yang langsung ditindak lanjuti dengan turun ke lapangan.
Menyinggung soal adanya penumpukan sampah yang menghambat aliran air sungai, tersumbatnya sampah-sampah itu diakibatkan adanya pintu air yang rusak. Meski begitu, berdasarkan informasi dari warga sekitar, nanti setelah diperbaiki permasalahan itu bisa diatasi.(mul)
No comments:
Post a Comment