Selasa, 15 Januari 2008
Menuntut Tunjangan Mereka Dibayarkan
Radar Banjarmasin
BANJARBARU – Kota Idaman bakal jadi kota kotor, jika ancaman 300-an petugas kebersihan benar-benar terbukti. Pahlawan lingkungan itu mengancam akan mogok kerja jika dana tunjangan kinerja (di luar insentif) sebesar Rp100 ribu per bulan (selama tiga bulan) tidak dibayarkan.
Menariknya tuntutan mogok kerja berjamaah ini mereka buktikan dengan mengenakan pakaian resmi kuning-kuning serta berkumpul rame-rame di depan balai kota dan menolak membersihkan sejumlah tempat. ”Hari ini kami libur. Yang dibersihkan hanya lapangan DR Murdjani, itupun karena pesanan pemilik even pameran yang sudah membayar honornya,” tegas seorang petugas kebersihan yang minta namanya tak disebutkan.
Disampaikan sumber tersebut, ratusan petugas kebersihan sangat kecewa lantaran penghasilan mereka sebagai tenaga kontrak yang dibayar di bawah Upah Minimum Regional (UMR) atau hanya Rp325 ribu per bulan terus ditekan harus kerja maksimal. “Penghasilan sebulan kami sangat minim yakni Rp325 ribu saja per bulan, mana cukup untuk hidup? Makanya tambahan penghasilan diharapkan dari tunjangan sebesar Rp100 ribu per bulan itu,” ungkapnya kepada koran ini.
Ditambahkannya, dia dan ratusan teman-temannya akan mogok kerja kalau tuntutan itu tidak dipenuhi sampai beberapa hari ke depan.”Jika tak ada kejelasan kami akan mogok kerja, biarkan saja Banjarbaru jadi kotor,” ucapnya disambut koor setuju oleh ratusan paskun lainnya.
Jasuli, pengawas kebersihan yang membawahi sedikitnya 140 pekerja kemarin juga tak sanggup menahan luapan emosi ratusan anak buahnya itu. Saat terik matahari pukul 10.00 WITA di tengah kerumunan ratusan paskun, Jasuli hanya bisa mendengarkan keluhan-keluhan paskun.
”Saya berupaya menenangkan anak buah saya, tetapi sepertinya sangat sulit. Saya yakin tak ada provokator dibelakang mereka, sebab semuanya seragam menuntut pembayaran insentif Rp100 ribu per bulan selama tiga bulan,” katanya
Jasuli yang mengabdi 24 tahun di bagian kebersihan ini akhirnya terpaksa hanya menenangkan agar anak buahnya tidak berbuat anarkis.
Plt Kadistakot, Zahedi MF dikonfirmasi di ruang kerjanya, mengakui terjadi kesalahan terhadap perhitungan keuangan di jajarannya. Kesalahan itu baru diketahui setelah pembayaran tunjangan dikeluarkan bagi 300-an paskun selama 10 bulan atau terakhir bayar, Oktober 2007 lalu. ”Seiring keluarnya Permendagri No 13 Tahun 2006 kami tak lagi berani melanjutkan pembayaran tunjangan kepada paskun ( bagian taman dan kesehatan lingkungan),” ujarnya.
Dalam Permendagri itu, terang Zahedi, disebutkan larangan membayar penghasilan ditambah tunjangan kinerja kecuali bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT).
Sementara, petugas kebersihan di lingkungan distakot itu mayoritas bukan PTT tetapi tenaga kontrak ”Kami salah membayar selama 10 bulan kepada tenaga kebersihan berstatus kontrak kerja. Yang tentunya dana dibayarkan itu merupakan 'jatah' bagi PNS dan PTT,” terangnya setelah melakukan rapat terbatas bersama kasi, kabid dan pengawas kebersihan di ruang tertutup.
Oleh karena itu Zahedi mengaku tak dapat berbuat banyak ketika dituntut petugas kebersihan yang meminta dibayarkan tunjangan sebesar Rp100 ribu per bulan untuk Oktober 2007-Januari 2008.
Disinggung langkah konkrit jika ancaman mogok kerja petugas kebersihan terbukti, Zahedi akan berupaya melakukan koordinasi ke tingkat atas di lingkungan setdakot.”Hari ini (kemarin) saya menghadap pimpinan, semoga ada solusi sehingga tidak terjadi gejolak,” katanya.
Dikaitkan pendapatan paskun jauh dibawah UMR, Zahedi lebih memilih tak banyak komentar.”Saya benar-benar terjepit,” ucapnya. (uni)
]
Label Cloud
Saturday, February 23, 2008
Petugas Kebersihan Mogok Kerja
Distakoberpar Kekurangan Armada Sampah
Senin, 14 Januari 2008
Minta Tambahan Truk Sampah Baru
Radar Banjarmasin
AMUNTAI – Sampah dimanapun selalu menjadi persoalan, meski hanya terbilang kota kecil ternyata soal sampah masih menyisakan masalah di Kota Bertakwa ini. Setidaknya hal ini dirasakan oleh Dinas Tata Kota, Kebersihan dan Pariwisata (Distakoberpar) HSU dalam hal mengangkut dan menampung sampah di kota ini. Kenyataannya kondisi di lapangan masih banyak sampah yang terkumpul di TPS tidak bisa terangkut karena masih minimnya armada alat angkut yang dimiliki dinas bersih-bersih kota Amuntai ini.
“Dari total 72 meter kubik sampah yang dihasilkan per-harinya di kota ini, kenyataannya yang bisa terangkut hanya 42 meter kubiknya saja,” ujar Kepala Dinas Tata Kota, Kebersihan dan Pariwisata HSU, H Ahmad Musaddik SSos kepada koran ini. Ini, akunya, disebabkan jumlah kendaraan angkutan sampah hanya bisa beroperasi 1 kali berangkat dalam 1 hari. “Sehingga sampah yang dibuang pada siang hari tidak terangkut lagi,” ujarnya lagi.
Masalah lainnya, ujar Musadik, juga disebabkan oleh minimnya jumlah armada yang dimiliki dinas yang dipimpinnya ini sangat terbatas. Saat ini, hanya 9 unit truk angkut sampah yang ada. “Itupun hanya 6 unit yang dapat dioperasionalkan secara optimal,” keluhnya. Parahnya lagi, 2 unit armada sampah sudah berumur 15 tahun lebih semenjak digunakan. “Itu artinya lagi hanya 4 buah armada sampah yang bisa digunakan full,” sebutnya.
Kendati begitu, mengingat pentingnya angkutan sampah di kota ini guna memaksimalkan angkutan pada siang hari yang tidak terangkut, Musaddik berharap pada tahun 2008 nanti truk sampah bisa turut dianggarkan. “Kondisi ini bisa diantisipasi dengan cepat,” ujarnya berkemauan.
Sekedar untuk diketahui, Dinas Tata Kota, Kebersihan dan Pariwisata HSU mendapatkan armada truk sampah hanya dari bantuan Pemerintah Pusat dan Provinsi. Itu pun sudah dipergunakan sejak dari daerah tahun 1994 dan yang terbaru pada 1997 lalu. Ia berharap pada tahun depan angkutan sampah bisa ditambah demi peningkatan pelayanan publik dibidang kebersihan. (bie)
Wednesday, February 20, 2008
Penambang Tong Hengkang
Selasa, 29-01-2008 | 00:25:49 | |
• Enceng Gondok Bisa Netralkan Limbah “Semua yang beroperasi di Karang Jawa, Kelurahan Kaang Taruna Kecamatan Pelaihari, sudah pindah ke tempat lain. Sebagian ke Palam (Banjarbaru) dan Martapura. Sebagian lagi ke Desa Tanjung Keamatan Pelaihari,” tutur Sekretaris Asosiasi Pendaur Ulang Limbah Tromol (APULT) Jauhari Alamsyah, Senin (27/1). |
Pasukan Kuning HST Jadi Pemulung : Hasilkan Rp 63 Juta Setahun dari Sampah
Rabu, 13-02-2008 | 00:25:20 | |
BERGELUT dengan sampah. Inilah keseharian pekerja yang tergabung dalam pasukan kuning, sebutan untuk petugas kebersihan. Namun tak ada yang mengira kalau dari hasil pekerjaan tersebut mereka bisa menghasilkan uang puluhan juta setahun. Tapi pasukan kuning di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), membuktikannya. Di bawah Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH), petugas yang berjumlah 100 orang, dengan jam kerja 3 sampai 4 jam sehari ini dibina agar menghasilkan uang tambahan, selain honor Rp 450.000 per bulan. Ya, mereka menjadi pemulung. Selain memungut sampah, mereka mendaur ulang sampah yang dikumpulkan. Dari hasil pemisahan sampah organik dan anorganik setiap hari,mereka mengumpulkan 33 ton sampah setahun. Sampah itu terdiri dari kardus, botol, dan plastik. Dari hasil 33 ton, setelah dijual ke pengumpul barang bekas, mereka bisa mendapatkan uang Rp 63 juta. Kepala BPLH HST, H Sabirin Tuganal, ditemui disela pelantikan pejabat belum lama tadi mengatakan, uang sekitar Rp 63 juta itu 100 persen untuk tambahan penghasilan mereka, yang dibagi rata dengan sesama petugas yang ikut pengumpulan sampah tersebut. Keberadaan mesin Komposting di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA), secara tak langsung membantu mereka memisahkan sampah yang bisa dijual, seperti kardus, botol, dan plastik dengan sampah yang bisa diolah menjadi kompos. Tujuan akhir dari pekerjaan sampingan tersebut terang Sabirin, tidak lain bagaimana agar sampah yang terkumpul dari 117 tempat pembuangan sampah sementara (TPS) bermanfaat sebesar-besarnya. "Masalahnya volume sampah kita mencapai 116 kubik perhari," ujarnya. Mengenai jumlah petugas kebersihan yang hanya 100 orang di menurut Sabirin masih perlu ditambah. Dengan meningkatnya volume sampah setiap tahun, idealnya jumlah pasukan kuning 125 orang. "Sekarang HST punya stadion, otomatis tenaga kebersihannya perlu ditambah. Kita usulkan tahun 2009 ada penambahan,"ujarnya. (yud) |
Gaji Pasukan Kuning Dibayar
Minggu, 10-02-2008 | 00:33:22 | |
AMUNTAI, BPOST - Janji Dinas Tata Kota dan Kebersihan, Kabupaten Hulu Sungai Utara akhirnya membayar gaji puluhan petugas kebersihan yang terlambat dibayar selama dua bulan, Jumat (8/2). Puluhan petugas kebersihan yang sejak pukul 09.00 Wita telah berkumpul tampak gembira menerima rapelan gaji yang dibagikan oleh staf bendahara di kantor tersebut. |
Ikan Waduk Tercemar Merkuri
Rabu, 20-02-2008 | 00:30:30 | |
Dikatakan, pihaknya meneliti sampel air di tiga tempat yaitu di sekitar pendulangan emas di Desa Sungai Luar, di sekitar pendulangan Bunglai dan di kawasan waduk sejauh satu kilometer dari dua tempat pendulangan emas tersebut. Hasilnya, dari tiga tempat itu ditemukan kandungan merkuri sebanyak 0,001 miligram/liter. Ditambahkan, selain meneliti kandungan merkuri di air waduk Riam Kanan, pihaknya juga meneliti kandungan merkuri di tubuh ikan di Waduk Riam Kanan. Sampel ikan yang diambil adalah ikan nila dari karamba mengandung 0,0205 mg/kilogram, ikan merah mengandung 0,11345 mg/kilogram dan ikan toman mengandung 0,02403 mg/kilogram. "Dari hasil penelitian ikan di waduk tersebut, kandungan ikan itu masih di bawah ambang batas, jadi masih aman dikonsumsi," katanya. Sebelumnya, Bapedalda juga meneliti sampel air di dua titik di Sungai Riam Kanan, dua titik di Sungai Riam Kiwa dan dua titik di Sungai Martapura pada bulan April dan September lalu. Hasil penelitian bulan April diketahui ada kandungan phenol sebanyak 0,0398 mg/liter dan kandungan minyak dengan kadar 4 mg/liter di waduk Riam Kanan. Bupati Banjar, HG Khairul Saleh mengatakan, Pemkab Banjar menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat kepolisian. Pemkab telah mengeluarkan surat edaran yang berisi penutupan tambang liar di kawasan hutan lindung tersebut. (sig) Kandungan Merkuri Waduk Riam Kanan : Sumber: Bapedalda Banjar |
Penambangan Emas Ancam PLTA
Senin, 18-02-2008 | 00:46:30 | |
• Waduk Dipastikan Makin Dangkal Kepala PLTA Riam Kanan, Kardoyo, mengatakan, jika penambangan emas itu dibiarkan, dipastikan akan menyebabkan pendangkalan waduk yang bisa berakibat tersendatnya kinerja tiga turbin PLTA di kawasan tersebut. |
Menggali Emas di Waduk Riam Kanan (1) : Parabola Hiasi Rumah Papan Beratap Daun
Sabtu, 16-02-2008 | 00:30:05 | |
EMPAT bulan terakhir, Desa Sungai Luar dan Bunglai Kecamatan Aranio Banjar yang biasanya sangat sepi, tiba-tiba saja berubah menjadi ramai. Perekonomian penduduk di dua desa yang terletak di perbukitan di tengah Waduk Riam Kanan Banjar ini pun menggeliat. Beberapa parabola tampak menghiasi rumah-rumah penduduk yang terbuat dari papan dan beratap anyaman daun ini. Rata-rata rumah penduduk di desa ini tidak besar, hanya berukuran 4X5 meter persegi atau 5X6 meter persegi saja. Televisinya pun tidak sembarangan, ukurannya banyak yang di atas 21 inchi bermerek terkenal. Padahal, aliran listrik di desa ini masih menggunakan genset. Tidak hanya itu, beberapa sepeda motor keluaran terbaru juga tampak menghiasi jalanan desa yang masih berupa tanah selebar satu meter itu. Sepeda motor yang kebanyakan masih baru itu, rata-rata tak pernah bersih dari lepotan lumpur. Maklum, kegunaannya bukan untuk mengangkut manusia, tapi untuk mengangkut karung berisi batu dan tanah. Ya, empat bulan terakhir, dua desa yang dipisahkan oleh bukit dan sungai besar ini memang tengah disibukkan dengan penambangan biji emas. Tidak tanggung-tanggung, meski penambangan di kawasan hutan lindung ini baru saja dimulai, tapi hasilnya sungguh di luar dugaan. Dalam sehari, bisa terkumpul hingga 600 gram emas. Ada sekitar 500-an orang yang menggantungkan hidupnya dari tambang emas di Desa Sungai Luar dan 750-an orang lagi di Desa Bunglai. Di Desa Sungai Luar ada delapan unit genset untuk mengolah batu berisi biji emas ini, sementara di Desa Bunglai ada sekitar 13 genset. Satu genset biasa menggerakkan 12-14 tromol yang berfungsi sebagai pemecah batu sekaligus mengolahnya menjadi bubur batu. "Bubur batu itulah yang kemudian dicampur dengan air raksa. Setelah diputar selama setengah jam, baru dituang ke karpet. Di situlah emas-emas itu akan menempel," kata seorang penambang, Budi, yang sebelumnya adalah warga transmigrasi asal Magelang Jawa Tengah. Batu-batu mengandung biji emas itu lokasinya sekitar 300-500 meter dari bibir sungai. Tempat batu-batu mengandung biji emas itu bernama Maluwau, Damar Ciput, Sarang Tiung dan Munggu Ayunan. Batu-batu itulah yang kemudian diangkut menggunakan sepeda motor dari bukit untuk kemudian digiling dan disaring biji emasnya ke bibir sungai (waduk Riam Kanan). "Untuk satu karung, biaya ojeknya Rp 15 ribu. Jarak angkut hanya sekitar setengah kilometer saja," kata seorang pengojek di Desa Sungai Luar, Ahmad kepada BPost, Kamis petang (14/2). Sekali tarik, pengojek mampu membawa tiga hingga empat karung alias seharga Rp 45 ribu hingga Rp 60 ribu. Dalam sehari, mereka bisa bolak-balik hingga puluhan kali. Meski tergolong mahal, tapi tarif itu dianggap biasa saja. Maklum, di desa ini tidak ada penjual bensin. Untuk mendapatkan bensin, mereka harus pergi naik perahu kelotok selama satu jam dengan tarif Rp 5.000 ke Pelabuhan Tiwingan Lama Aranio. Di pelabuhan ini, mereka biasa membeli bensin seharga Rp 8.500 per liter. (sigit rahmawan abadi) |
Merkuri Riam Kanan Lebihi Ambang
Kamis, 14-02-2008 | 00:50:20 | |
• Dampak Penambangan Liar Emas Sampai saat ini, memang belum ada kabar, masyarakat terserang penyakit akibat limbah merkuri, karena penambangan liar emas itu baru dimulai empat bulan yang lalu. Merkuri sendiri, bisa menimbulkan penyakit yang sangat berbahaya dalam jangka waktu tertentu. |
83 Hektare Lahan di Kalsel Kritis
Minggu, 10-02-2008 | 00:37:40 | |
• 7 Kawasan di Kabupaten Banjar Potensi Banjir Kepala BP DAS Kalsel Eko Hadi Kuncoro, Jumat (9/2), mengungkapkan, kemungkinan terjadinya banjir dan longsor tersebut akibat besarnya lahan yang kini berpotensi kritis hingga sangat kritis di Kalsel yang kini mencapai 83 persen dari luas lahan yang ada. |
Libur, Sampah Tak Terangkut
Jumat, 08-02-2008 | 00:35:15 | |
BANJARBARU, BPOST - Penanganan sampah di Kota Banjarbaru masih menyisakan banyak permasalahan. Terbukti, di kota yang telah merebut piala adipura kedua se Kalsel tetap ditemukan sampah tak terangkut saat libur. Pada akhir pekan dan tanggal merah seperti Kamis (7/2), saat libur imlek banyak sampah berserakan tak terangkut. Pantauan BPost, sejumlah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang tersebar di sudut kota masih dipenuhi sampah. Seperti tampak di Jalan Mistar Cokrokusumo. Tepat di depan Citra Banjarbaru (CB) Plasa sampah tampak menumpuk. |