Friday, 20 July 2007 01:34
BARABAI, BPOST - Sekitar 25 warga Desa Barikin dan Andang, Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), mendatangi gedung DPRD Rabu (18/7). Warga mengadukan bau karet dan pencemaran lingkungan yang ditimbulkan armada pengangkut milik mitra usaha PT Darma Kalimantan Jaya (DKJ).
Mereka menuding pihak DKJ tak pernah memedulikan keluhan warga terkait rembesan air dari karet yang dibawanya. Selain itu, suara bising yang timbul dari armada membawa karet itu dinilai mengganggu.
"Kami ingin dewan membantu menjembatani masalah ini. Lebih dari 20 tahun kami merasakan bau dan bising selama 24 jam. Kontribusi nyata yang kami dapatkan tidak ada," kata Fahrurazi, koordinator aksi.
Wakil ketua DPRD, Faqih Jarjani didampingi Ketua Komisi II, Akhmad Yarni, berjanji membantu memfasitasi penyelesian masalah tersebut. "Insya Allah segera kami tindak lanjuti. Kami masih mengumpulkan data-data penunjang," ujar Yarni.
Manajer Produksinya PT DKJ, Mas’adi Darmawi didampingi sejumlah pedagang karet, saat ditemui menyatakan pihaknya telah berusaha meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari angkutan.
Namun tetap saja hal tersebut dikeluhkan. "Kami tak bisa memaksakan kehendak pada pedagang karet. Mereka mitra, bukan anak buah kami. Kalau sekadar mengimbau, kami terus lakukan," ujarnya.
Sabran, pedagang karet dari Pasting Kecamatan Hantakan (HST) menyatakan sudah menuruti kehendak perusahaan agar melapisi bagian bawah bak mobilnya dengan terpal, sehingga air tak merembes keluar.
"Tapi bagaimanapun di tampung, pasti akan tetap ada rembesannya," ujarnya. H Sarmiji, pedagang karet dari kota Rantau, berencana berhenti memasok karet ke DKJ kalau usaha mereka selalu dipermasalahkan. "Cuma di HST masalah rembesan air diutak-atik. Di daerah lain tidak," keluhnya. yud
No comments:
Post a Comment