Label Cloud

Wednesday, February 25, 2009

Galuh Ijinkan Handil Gantung Dibuka

Saturday, 10 January 2009 11:53 redaksi
BANJARBARU - Keinginan warga dan petani di kelurahan Palam maupun Bangkal agar handil Gantung yang ditutup PT Galuh Cempaka dibuka karena menjadi biang terendamnya puluhan hektar areal persawahan di kawasan setempat dipenuhi perusahaan pertambangan intan ini.

     "Kami memahami keinginan warga yang merasa dirugikan karena areal persawahannya terendam terutama di musim hujan ini sehingga tidak keberatan jika handil Gantung dibuka," ujar Legal Consultan PT Galuh Cempaka, H FA Abby SH MH dihubungi Mata Banua, Jum'at (9/1) siang.

     Namun, sambung Abby, perusahaan tambang intan skala internasional ini meminta jaminan jika suatu saat perusahaan yang istirahat sementara waktu ini beroperasi kembali dan menghendaki handil Gantung ditutup karena dinilai menganggu operasional di lapangan.

     "Artinya, sekarang kami mengalah demi memenuhi keinginan warga dan petani disamping operasional perusahaan yang memang istirahat sementara waktu. Namun, jika suatu saat beroperasi kembali dan menghendaki handil di tutup kami berharap warga menghormati tindakan penutupan," tukas Abby.

     Lebih lanjut Abby menjelaskan, penutupan handil Gantung yang dilakukan perusahaan sejak beberapa waktu lalu sudah melalui prosedur sesuai aturan dan ketentuan. Mulai dari kajian teknis lembaga independen hingga memikirkan dampak penutupan yang diyakini tidak merugikan pihak manapun.

     "Kalaupun dilapangan muncul masalah, hal itu diluar kemampuan karena penutupan sudah memenuhi kajian teknis lembaga independen. Oleh karenanya, kami mengharapkan pengertian masyarakat mengingat penutupan handil sudah memenuhi prosedur dan dampaknya juga sudah dieliminir," imbuhnya. 

     Dikonfirmasi terpisah, Ketua komisi III DPRD kota Banjarbaru, H Bambang S Ronie menyambut baik respon PT Galuh Cempaka yang memperbolehkan handil di buka. Namun, juga mengharapkan masyarakat memahami dan menghormati apabila suatu saat handil kembali ditutup.

     "Masalah ini muncul khan karena handil yang tidak mampu menampung air hujan sehingga meluap. Nah, sesuai keinginan warga dan petani agar handil ditutup supaya air tidak menggenang maka jika sudah dipenuhi dan tetap banjir kemudian Galuh kembali menutup maka masyarakat harus menghormatinya," ujar Bambang yang getol memperjuangkan aspirasi masyarakat setempat.

     Intinya, tambah Bambang menekankan, kedua belah pihak hendaknya saling menghormati keputusan yang diambil dalam menyelesaikan masalah ini sehingga tidak menimbulkan dampak lanjutan di kemudian hari yang dapat berakibat kurang kondusifnya situasi dan kondisi di kawasan setempat.

     "Kuncinya, masyarakat harus siap menerima kenyataan jika perhitungan mereka meleset yakni handil dibuka namun tetap banjir sehingga ditutup lagi. Di sisi lain, saat ini Galuh Cempaka juga harus legowo handil dibuka supaya areal persawahan warga tidak terendam luapan air hujan," katanya. yoi  

No comments: