Label Cloud

Wednesday, February 25, 2009

Petani Palam Mengadu ke Dewan

Thursday, 08 January 2009 09:17 redaksi
BANJARBARU - Keresahan ratusan warga kelurahan Palam dan Bangkal kecamatan Cempaka yang sehari-hari bekerja sebagai petani atas areal persawahan mereka yang terendam air akibat tidak dibukanya handil (tanggul, red) Gantung oleh PT Galuh Cempaka, mereka adukan ke DPRD Banjarbaru, Rabu (7/1) pagi.

     Perwakilan warga dan petani yang berjumlah sekitar 10 orang didampingi tima advokasi dari Walhi Kalsel diterima langsung Ketua komisi III, H Bambang S Ronie untuk mendengarkan aspirasi petani setempat yang merasa dirugikan karena sawah mereka terendam akibat ditutupnya handil tersebut.

     "Permintaan kami cuma satu, buka handil itu sehingga airnya bisa mengalir dan tidak menggenangi areal persawahan kami. Toh, saat ini PT Galuh Cempaka berhenti beroperasi sehingga handil bisa dibuka," ujar Rusdiansyah mewakili warga dan petani usai pertemuan dengan anggota dewan.

     Menurut Rusdiansyah, genangan air yang merendam areal persawahan warga dengan luasan mencapai puluhan hektar akibat tertutupnya handil, selain  menimbulkan kerugian materi juga menyebabkan kerugian waktu. Pasalnya, masa tanam menjadi terlambat karena rusaknya bibit padi yang ditanam.

     "Petani sudah sekali rugi yakni saat mulai menanam bibit pertama atau ampakan baru-baru tadi. Sekarang kembali meampak tetapi masih dihantui kegagalan jika air kembali meluap dan merendam areal persawahan," imbuh Rusdiansyah diiyakan rekannya, Bani.

     Mewakili rekan-rekannya, Rusdiansyah mengaku, kerugian yang diderita petani relatif kecil. Namun yang menjadi pokok permasalahan, terendamnya areal persawahan ini berdampak terhadap mundurnya masa tanam sehingga petani setempat terancam tidak bisa menanam padi yang menjadi mata pencaharian bagi mayoritas penduduk setempat.

     "Ya, otomatis jika areal sawah terendam air, kami tidak bisa menanam padi padahal itu merupakan pekerjaan utama mayoritas warga. Makanya kami meminta agar handil dibuka sehingga sawah tidak terendam dan kami bisa menanam padi," harapnya.

     Menanggapi keinginan petani, Ketua komisi III, H Bambang S Ronie berjanji siap memperjuangkan keinginan petani. Bahkan, politikus bertubuh subur ini berani mengumbar janji paling lambat seminggu ke depan, handil yang masih ditutup sudah dibuka.

     "Janji saya, besok atau paling lambat seminggu ke depan, handil sudah dibuka. Bahkan, saya siap melihat langsung pembukaan handil jika dalam pelaksanaan menemui kendala. Jadi, saya minta petani sabar karena kami siap memperjuangkan aspirasi mereka," janji Bambang dihadapan perwakilan petani. 

     Dikonfirmasi terpisah, Legal Konsultan PT Galuh Cempaka, H FA Abby SH MH mengatakan, pembukaan handil yang diminta petani tidak serta merta bisa dikabulkan tetapi harus melalui kajian teknis mengingat di bagian bawa handil yang posisinya lebih rendah sudah dikeruk membentuk kawah besar.

     "Pembukaan handil tidak bisa langsung dibuka tetapi harus melalui kajian teknis dulu. Selain itu harus disiapkan tanggul penahan air supaya tidak masuk ke bagian hilir handil yang sudah dikeruk. Namun, intinya kami merespon positif keinginan petani," kata Abby dihubungi, Rabu sore. yoi

No comments: