Saturday, 10 January 2009 11:53 redaksi
BANJARMASIN - Presiden Direktur PT Meratus Jaya Iron dan Stell, Anwar Ibrahim mengungkapkan, rencana pembangunan pabrik baja di kawasan pengembangan ekonomi terpadu (Kapet) Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, dilakukan secara bertahap.
"Kita untuk tahap I memerlukan lahan seluas 30 hektar untuk membangun pabrik baja dan fasilitas pendukung lainnya di Kapet Batulicin yang merupakan lahan milik Pemprov Kalsel," ujarnya di Banjarmasin, kemarin.
Ungkapan Presiden Direktur PT Meratus Jaya Iron dan Stell tersebut disampaikan dihadapan Komisi I DPRD Kalsel dan Tim Panitia Khusus (Pansus) pelepasan aset Pemprov Kalsel dan pejabat Pemprov Kalsel, di Aula Wasaka Kantor Gubernur, di Banjarmasin.
Dalam rangka pelepasan aset Pemprov Kalsel seluas 200 hektar sebagai penyertaan modal untuk pembangunan pabrik baja tersebut, kini telah diajukan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang pelepasan aset.
Pada pertemuan itu, hadir antara lain, Ketua Komisi I DPRD Kalsel, Ibnu Sina, Tim Pansus, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) dan Kapet Kalsel, Drs Hj Ratna Fatmawati, Karo Hukum, Suginono Yajie, SH dan Karo Perlengkapan, Drs Syuaib Rizal.
Menurut Anwar, untuk tahap awal pembangunan pabrik baja di Kalsel tersebut yang penting adanya persetujuan prinsip pelepasan aset Pemprov Kalsel itu.
Nilai investasi untuk keseluruhan pembangunan pabrik baja di Kalsel tersebut, katanya, sekitar 60 juta Dollar AS dengan perincian saham 66 persen dimiliki PT Krakatau Steel (KS) dan 34 persen milik PT Aneka Tambang (Antam).
Untuk pembangunan pabrik baja tersebut penyertaan modal Pemprov Kalsel terkait pembangunan pabrik baja di Kapet Batulicin tersebut senilai lahan seluas 30 hektar untuk tahap I, sedangkan penilaian aset tersebut harus melalui tim penilai indevenden.
Namun demikian, kata Anwar, pihaknya tidak bisa menyebutkan berapa nilai aset yang disertakan Pemprov Kalsel untuk pembangunan pabrik baja tersebut.
Dia menjelaskan, di lokasi rencana pembangunan pabrik dan fasilitas pendukung lainnya seluas 30 hektar di lahan milik Pemprov Kalsel tersebut, kini sudah selesai dilakukan perataan lahan, sedangkan pemagaran lahan sudah dimulai.
Melihat berbagai persiapan di lapangan tersebut, lanjutnya, pihaknya berharap rencana ground breaking tidak mengalami penundaan lagi yakni bulan Maret 2009.
Dijelaskan, pembangunan pabrik tahap pertama ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas, rotary kiln dengan kapasitas 315 ribu ton/tahun, pembangkit listrik dengan kapasitas 10 MW, preparasi bahan baku, pengolahan boiler feed water dan material handling.
Tahap II
Untuk tahap II, pembangunan pabrik peleburan produk hasil dari pabrik yang dibangun pada tahap pertama untuk menghasilkan pig iron atau hot metal dan diperkirakan fasiltas yang dibangun, pabrik peleburan dengan kapasitas 250 ribu ton/tahun pin iron.
Kemudian, pembangkit listrik dengan kapasitas 50 MW, pengolahan air dan material handling dan pembangunan tahap II membutuhkan waktu 14 bulan dan lahan yang dibutuhkan seluas lima hektar.
Tahap ketiga, peningkatan kapasitas produk menjadi dua kali lipat artinya produk pin iron yang dihasilkan menjadi 500 ribu ton/tahun sehingga dibutuhkan bahan baku yang jumlahnya juga dua kali lipat.
Pemenuhan bahan baku biji besi untuk kebutuhan pabrik baja tersebut, lanjutnya, oleh dua perusahaan pertambangan biji besi yakni PT Sebuku dan PT Iron Mining. ani/mb05
No comments:
Post a Comment