Label Cloud

Tuesday, January 15, 2008

Teknologi Netralkan Limbah Tak Ditemukan

Selasa, 08-01-2008 | 00:24:08

• Tambang Tong Terancam Tutup
PELAIHARI, BPOST - Para pemilik usaha daur ulang limbah tromol emas (tambang tong) meski bersiap mengemas peralatannya. Pemkab Tanah Laut kemungkinan segera menutup usaha itu secara permanen.

Masalahnya, teknologi penetral limbah tambang tersebut tidak ditemukan. “Kami sudah berusaha mencari teknologinya kemana-mana, tapi hasilnya nihil,” ucap Kepala Kantor Lingkungan Hidup Tala Zulkifli Chalid, Jumat (4/1).
Selain telah berusaha menggali informasi via internet, Kantor LH Tala juga telah berkomunikasi dengan instansi teknis terkait di Manado. Teknologi tambang tong yang kini berkembang di Tala berasal dari Manado. Teknologi pendaur ulang limbah tromol emas itu diadopsi dari Thailand.
“Ternyata di daerah asalnya, Manado, usaha tambang tong juga belum terbina atau tak berizin. Penanganan limbahnya juga belum jelas,” ucap Zulkifli.
Apakah tidak berencana konsultasi ke Thailand? “Wah, kami belum berfikir sampai ke situ, karena jika studi banding ke luar negeri biayanya pasti sangat besar,” tandas Zulkifli.
Sejak beroperasi setahun lalu, usaha ini terus berkembang di Karang Jawa Kelurahan Karang Taruna. Dari semula hanya satu orang yang mencoba membuka usaha, dalam waktu beberapa bulan bertambah menjadi beberapa unit usaha dengan jumlah total tong sembilan buah. Satu tempat usaha rata-rata hanya menggunakan 1-2 tong.
Tong berukuran raksasa yang dipasang dengan posisi vertikal merupakan media utama pendaur ulang limbah. Dengan menggunakan sedikit bahan kimia (kostik atau soda api) dan banyak kapur pertanian (20 karung sekali proses), butiran emas yang masih tersisa dalam limbah bisa disaring.
Usaha itu cukup banyak menyerap tenaga kerja lokal. Para pemilik usaha mendapatkan penghasilan tambahan, karena limbahnya bisa menjadi uang. Namun usaha ini ditentang warga sekitar karena dikhawatirkan mencemari lingkungan (sungai).
Dengan tak ditemukannya teknologi penanganan limbah tambang tong, sebut Zulkifli, maka konsekuensinya usaha tersebut mesti ditutup secara permanen. roy

No comments: