Kamis, 17-01-2008 | 00:25:25
PELAIHARI, BPOST - Belasan petani padi di Desa Sumber Mulya Kecamatan Pelaihari kehilangan sumber mata pencaharian, karena lahan persawahan mereka tak bisa lagi digarap akibat tanggul jebol.
Tanggul tersebut selama ini menjadi sumber pengairan utama sekitar 25 hektare sawah. "Tanggul itu jebol setahun lalu akibat banjir," beber Kades Sumber Mulya Yoi Basori, Rabu (16/1), kepada BPost saat berada di Pelaihari.
Panjang tanggul 75 meter, terbuat dari tanah hasil swadana dan swakarya petani setempat. Titik yang jebol sepanjang 25 meter. Tanggul itu berada di Dusun III RT 8.
Ketua RT 8 Kunadi menuturkan sejak jebolnya tanggul tersebut, petani setempat tidak bisa lagi bercocok tanam padi. Pasalnya tidak ada lagi sumber air yang memadai. Padahal tanaman padi tergolong tanaman yang banyak membutuhkan air.
Masalah ini cukup mengimpit ekonomi keluarga petani di kawasan tersebut. Ini lantaran selama ini usaha bercocok tanam padi merupakan sumber penghasilan utama.
Petani terpaksa berjuang keras membudidayakan tanaman sayuran dan palawija, namun hasilnya tak bisa diandalkan. Beruntung di Desa Sumber Mulya ada perusahaan tambang bijih besi. Umumnya mereka bisa bekerja di sana atau menambang manual yang hasilnya dijual ke penambang.
"Itu cukup membantu kehidupan para petani di RT 8. Kalau tidak ada usaha sampingan itu, hidup mereka pasti sangat susah," ucap Yoi. Mewakili warganya, ia berharap Pemkab Tala secepatnya membangunkan tanggul tersebut agar petani bisa bercocok tanam lagi.
Harapannya, tanggul dibuat permanen berkontruksi beton seperti tanggul yang dibangun di RT 3. Jika tanggul berkontruksi beton, dipastikan tidak akan jebol ketika terjadi banjir.
Yoi mengaku telah cukup lama mengajukan usulan perbaikan/pembangunan tanggul tersebut ke Dinas Kimprasda. Namun sampai kini belum ada kejelasan realisasinya.
Kasi Perencanaan Tata Pengairan Dinas Kimprasda D Heru P mengatakan pihaknya belum menerima usulan dari Desa Sumber Mulya. Ia menyarankan agar proposal segera diajukan supaya bisa secepatnya direalisasikan. roy
No comments:
Post a Comment