Label Cloud

Monday, March 26, 2007

Limbah Rumah Sakit Dibuang Di TPA

Senin, 19 Februari 2007 00:39

Pelaihari, BPost
Sampah yang teronggok di tempat pembuangan akhir (TPA) di Bakunci, Kecamatan Pelaihari, tak hanya berupa limbah rumah tangga dan sejenisnya. Limbah rumah sakit juga terdapat ditempat ini.

Sejumlah wartawan yang sedang meliput aktivitas pemulung di lokasi TPA yang berjarak sekitar 10 kilometer dari kota Pelaihari itu terkejut ketika mennemukan sejumlah barang bekas yang merupakan limbah dari rumah sakit. Barang itu antara lain berupa botol infus bekas dan media jarum suntik.

Limbah rumah sakit itu berada di antara onggokan barang bekas (sebagian besar botol air mineral) yang dikumpulkan pemulung. Botol air mineral, terutama berupa gelas, adalah barang bekas yang paling diburu pemulung karena mudah dijual.

Diperkirakan masih banyak limbah rumah sakit yang berada di lobang-lobang sampah di TPA Bakunci. Keberadaan limbah itu berpotensi menimbulkan dampak negatif karena tergolong B3 (bahan berbahaya dan beracun).

Kepala Kantor Lingkungan Hidup Tala Ir Zulkifli Chalid terkejut ketika dikonfirmasi mengenai keberadaan limbah rumah sakit di TPA. "Masa? Ada ya? Wah, itu nggak boleh. Limbah rumah sakit tak boleh dibuang di TPA karena termasuk B3," katanya.

Menurutnya, memang ada sebagian limbah rumah sakit yang boleh di buang ke TPA yaitu limbah dari dapur umum. Selebihnya, barang-barang bekas medis (botol infus, jarum suntik, dan lainnya) tidak boleh dibuang ke TPA.

"Limbah medis itu harus ditangani dengan alat tersendiri oleh pihak rumah sakit. Tapi, saya dengar alatnya (incenerator) rusak," ucap Zulkifli.

Dikonfirmasi via telepon, Plt Direktur RSUD Hadji Boejasin H Abdullah tak menepis pembuangan limbah medis ke TPA Bakunci. "Ini terpaksa kami lakukan karena incenerator rusak sejak kebakaran beberapa waktu lalu."

Incenerator adalah alat/tempat pembakaran sampah. Harganya cukup mahal mencapai ratusan juta. Saat ini mungkin harganya berkisar Rp300 juta.

Pihaknya, jelas Abdullah, tahun ini telah mengajukan usulan untuk pengadaan alat tersebut. Usulan ini diharapkan terakomodasi dalam APBD 2007 sehingga sampah medis tidak lagi dibuang ke TPA.

"Mudah-mudahan sekitar bulan Juni mendatang incenerator itu sudah terbeli. Jadi, mulai saat itu sampah medis kita masukkan ke incenerator," jelas Abdullah.roy

No comments: