Rabu, 09 Mei 2007 02:24:31
BANJARMASIN, BPOST - "Lho ini semen gips untuk patah kaki, kenapa bisa dibuang di sini?," ucap Walikota Banjarmasin Yudhi Wahyuni, sambil geleng-geleng kepala. Seorang staf RSUD Ulin yang menyertainya pun tak bisa berkata-kata lagi.
Yudhi menemukan sampah medik berserakan di lingkungan rumah sakit terbesar di Kalimantan itu. Padahal sebelumnya, Yudhi sudah mengingatkan agar pihak rumah sakit mengelola sampah medik, karena selama ini sampah produk rumah sakit itu menjadi pemicu rendahnya nilai Adipura Kota Banjarmasin.
Menanggapi temuan Yudhi tersebut, Direktur RSUD Ulin Banjarmasin dr Abimanyu dengan enteng mengatakan bahwa rumah sakit sedang melakukan pembenahan sehingga masih banyak bagian yang masih luput dari pengawasan.
"Satu hari RSUD Ulin melayani sekitar 1.500 pasien, sulit bagi kita untuk memantau terus aktivitas yang dilakukan pasien, termasuk ke mana mereka membuang sampah," kilahnya.
Ditegaskan Abimanyu, pihaknya telah membentuk tim khusus yang bertugas melakukan penanganan dan mengkoordinir masalah kebersihan. Tim ini diberi nama Tim Antikumuh, yang terdiri dari 15 tenaga sanitarian, 10 tenaga umum. "Dalam seminggu ini kita sudah menurunkan 20 tenaga kuli kasar untuk membersihkan sudut-sudut yang masih kotor," jelasnya.
Terminal Kotor
Kekecewaan Yudhi bukan hanya di RSUD Ulin. Selain banyak sampah berserakan, Yudhi menyesalkan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kembali berdagang di terminal tunggu.
"Saya benar-benar kecewa melihat kondisi terminal Pal 6, terutama PKL. Mereka sudah kita siapkan tempat di belakang, tapi kini mereka kembali menempati terminal tunggu penumpang," kesalnya.
Saking kesalnya Yudhi langsung memerintahkan Kadis Satpol PP untuk ‘mengusir’ PKL. "Kita sudah pakai cara lembut tapi mereka tak mau menghargai. Kalau perlu kita angkat dengan dagangannya," ujar Yudhi Kesal.ck6
No comments:
Post a Comment