Selasa, 15 Mei 2007 03:45
HATI Peggy Melati Sukma tertambat di Kota Banjarmasin. Begitu kira-kira perasaan artis yang dikenal dengan akting latah dan pematen kata "Puusssiiinng" ini terhadap ibukota Banua.
2006, untuk pertama kalinya Peggy menginjakkan kaki di Kota Seribu Sungai. Saat itu Peggy menjelajahi salah sudut Banjarmasin untuk program reality show Rezeki Nomplok.
"Saya dengan tim menggunakan perahu menyusuri sungai berkilo-kilo jauhnya. Di kanan-kiri sungai warga tidak putus memberikan sambutan. Bahkan ada yang mengikuti pakai perahu. Saya terharu dan merasa seperti pulang kampung," tuturnya di ruang kerja Wakil Gubernur Kalsel, Senin (14/5).
Ya, kemarin, Peggy datang lagi ke Banjarmasin. Ia bersama empat Duta Lingkungan Kalsel menghadap Wagub Rosehan NB yang didampingi sang istri, Aida Muslimah.
"Saya datang lagi ke Banjarmasin juga untuk menepati janji. Waktu pertama ke sini, saya bilang ke tim harus datang lagi ke Banjarmasin," ujar istri Wisnu Tjandra dengan penuh semangat.
Lalu meluncurkan cerita dari wanita bernama lengkap Raden Peggy Melati Purnamadewi Sukma ini tentang kecintaannya kepada Banjarmasin. Peggy mengatakan sejak kecil di kampung halamannya di Cirebon, ia sudah akrab dengan air.
"Saya kebetulan waktu kecil suka mandi di sawah yang airnya langsung ke laut. Jadinya setiap pulang kotor semua," kenangnya.
Karena itu ia menyayangkan jika sungai-sungai di Banjarmasin rusak bahkan hilang karena pembangunan yang merejalela dan sikap masyarakat yang kurang peduli kebersihan.
Peggy menegaskan sebagai ciri Banjarmasin, bagaimanapun caranya, sungai harus dipertahankan. Apalagi pesona sungai dan kehidupannya yang menyatu merupakan keunikan tersendiri.
Lebih-lebih, sungai masih menjadi urat nadi sebagian warga. Itulah yang menjadi daya tarik bagi dunia internasional.
Berangkat dari itulah ketika Banjarmasin mendapat predikat Kota Terkotor Peggy mengaku sedih. Makanya Peggy yang kali ini datang membawa bendera Yayasan Peggy Melati Sukma (PMS) ingin membantu Pemprov Kalsel khususnya Pemko Banjarmasin mempertahankan keasrian sungai.
Usaha menjaga keutuhan dan kealamian sungai diberi nama Bedah Sungai. Program ini rencananya dimulai bersamaan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Juni mendatang.
"Tujuannya warga menjadi tahu dan akrab dengan program Bedah Sungai, kemudian dilanjutnya secara berkesinambungan oleh warga Banjarmasin," ujarnya penuh harap.ais
No comments:
Post a Comment