Label Cloud

Wednesday, June 18, 2008

Anggrek Meratus Terus Dijarah

Senin, 02-06-2008 | 00:40:05

BANJARBARU, BPOST - Penjarahan anggrek di Pegunungan Meratus terus berlangsung. Di Banjarbaru jenis anggrek hutan khas Kalsel itu dibawa dalam jumlah besar oleh pedagang tanaman hias.

Pantauan BPost, pedagang, mengangkutnya dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua maupun mobil pikap. Mereka menawarkan puluhan jenis anggrek itu kepada pecinta pecinta tanaman hias. Harga yang ditawarkan pun bermacam-macam, tergantung jenis dan besarannya.

Rata-rata anggrek-anggrek yang telah berbunga itu dijual antara Rp 20.000 sampai Rp 100.000 per pot. “ Biar agak mahal, saya memang hobi  mengoleksi anggrek Meratus,” ujar Irna  pecinta anggrek.

Para pedagang, menuturkan, mereka mendapatkan anggrek ini dari pengumpul di Hulu Sungai. “Biasanya, kalau musimnya, banyak pasokan dari Banua Anam,”  kata Udin penjual anggrek di Jalan A Yani kilometer 35.

Udin maupun Irna mengaku mengetahui kalau flora yang mereka jualbelikan tersebut dilindungi. Namun karena hobi dan bisnis,mereka mengabaikan aturan tersebut. “Sepanjang pembelinya juga dapat merawat bunga itu, anggrek Meratus kan tetap dapat dilestarikan,”kata pedagang lainnya.

Undang-Undang nomor 05/1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya mengatur dan melarang dengan tegas penangkapan, atau kegiatan melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperdagangkan satwa dan tumbuhan yang dilindungi undang-undang dalam keadaan hidup mapun mati.

Kepala BKSDA Kalsel Amir Hamzah K, mengatakan pihaknya memiliki beragam program, mulai membatasi dan memburu pengiriman melalui bandara sampai ke daerah asal bunga, di Pegunungan Meratus.

Namun, pihaknya tetap meminta bantaun pemerintah daerah agar peduli. Sebab hutan Meratus adalah kawasan hutan lindung, sehingga pemerintah kabupaten juga bertanggungjawab menjaga kelestariannya. Termasuk mempertahankan flora dan fauna hutan.

“Pegunungan Meratus itu kan termasuk hutan lindung,”kata Amir. Upaya perlindungan, ungkap Amir juga diharapkan berbasis kemasyarakatan. Masyarakat di sana tetap memiliki tanggung jawab yang sama menjaga lingkungannya agar tetap lestari. (niz)

No comments: