Label Cloud

Wednesday, June 18, 2008

Sawah Teraliri Sisa Buangan Kolam

Rabu, 28-05-2008 | 00:40:05

•  Tiga Tahun Petani Tak Bisa Tanam

MARTAPURA, BPOST - Pembuatan kolam besar-besaran di sepanjang saluran irigasi di Desa Tungkaran, Martapura, Kabupaten Banjar berdampak pada areal lahan pertanian.

Sejak tiga tahun terakhir, para pemilik lahan persawahan di Desa Tukaran dan sekitarnya seperti Sungai Sipai, Pesayangan dan Kampung Keramat tak bisa bertani. Ratusan hektare lahan pertanian pun menganggur. Para petani memilih meninggalkan profesinya untuk mencari pekerjaan lain.

Informasi yang diperoleh, awalnya pembuatan kolam ikan jumlahnya tidak begitu banyak. Dampaknya pun tidak begitu dirasakan oleh masyarakat karena petani masih bisa berbagi air dengan pemilik kolam.

Namun, bisnis yang cukup menggiurkan di sektor perikanan ini membuat sejumlah pemilik modal berusaha mengembangkan areal untuk kolamnya hingga puluhan hektare, agar mendapatkan keuntungan yang besar.

Kondisi ini membuat masyarakat yang mempunyai lahan dan mengandalkan kehidupan dari sektor pertanian terjepit. Aliran air irigasi yang seharusnya dipergunakan untuk lahan pertanian justru masuk dulu ke kolam-kolam ikan.

Sisa limbah kolam ikan itu dibuang dan masuk ke areal persawahan warga, yang berada di belakang atau di sekitar areal kolam ikan.

Bahkan air sisa kolam itu jumlahnya melimpah sehingga sepanjang tahun lahan pertanian di sana tak bisa ditanami.

Kepala Desa Tungkaran Salmani mengakui, sejak ada tambak ikan sebagian besar lahan pertanian tidak bisa lagi ditanami. Pihaknya telah mengajukan permintaan ke Pemkab Banjar agar membuatkan saluran air khusus untuk petani.

Selama ini, setiap borongan (17x17 meter), areal lahan pertanian di kawasan tersebut setiap kali penen bisa menghasilkan padi antara 12-15 blek. Harga pasaran satu blek mencapai Rp 20 ribu.

Mengenai perizinan pengembangan kolam-kolam yang berdampak pada pertanian, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banjar, Suhadi belum bersedia memberikan keterangan.

"Saya masih berada di Jakarta. Nanti kalau saya pulang saya jelaskan," katanya.(esy)

No comments: