Sabtu, 12-04-2008 | 00:35:15
• Selama Enam Bulan
BANJARBARU, BPOST - Sejumlah pihak meragukan kemampuan Jembatan Pekauman saat terjadi antrean batu bara. Namun, Gubernur Kalsel Rudy Ariffin tetap memanfaatkan jembatan itu, sementara Jembatan I dan Jembatan II Martapura direhab.
Kendati menyadari kekhawatiran tersebut, menurut gubernur, Jembatan Pekauman satu-satunya alternatif yang bisa dipakai selama rehab jembatan yang sejak 1978 tidak pernah direnovasi itu.
Gubernur memperkirakan, pembangunan Jembatan Martapura I dan II itu sekitar enam bulan ke depan sudah rampung.
"Paling lama enam bulan, jembatan Pekauman dipakai untuk jalur alternatif selama ada rehab. Itu satu-satunya yang bisa dimanfaatkan," tandas Gubernur, ditemui di Banjarbaru, Rabu (9/4).
Disinggung kemungkinan kemacetan panjang dan bakal banyaknya permasalahan yang bisa ditimbulkan, gubernur mengaku sudah memperhitungkannya. Karena itu, ia meminta semua pihak terkait mengatur sebaik-baiknya.
Ia menekankan, agar pihak kepolisian dapat mengatur arus lalu lintas, agar tak terjadi kemacetan yang mengganggu. "Ya, saya minta Polda dan jajarannya bisa mengatur sebaik-baiknya. Itu hanya sementara," imbuhnya.
Gubernur berjanji, waktu pengerjaan tidak akan molor. Sebaliknya, rehab ini dikerjakan secepat mungkin, tanpa mengabaikan kekuatan standar jembatan yang disyaratkan.
Seperti diwartakan, jembatan Martapura I dan II yang saat ini kondisinya kritis. Kemungkinan besar direhab pada Mei mendatang dengan dana dari APBN sebesar Rp 8 miliar.
Selama rehab, pemindahan jalur lalu lintas di Jalan A Yani melalui Jalan Martapura Lama dan melalui Jembatan Pekauman yang kini sudah selesai dikerjakan dengan status tipe B.
Namun, kapasitas Jembatan Pekauman hanya delapan ton. Banyak kalangan meragukan kekuatan jembatan itu jika dilalui truk pengangkut batu bara bermuatan 12 ton. Apalagi kalau terjadi antrean di atas jembatan. (niz)
No comments:
Post a Comment