Senin, 14-04-2008 | 00:55:08
• 17 Titik Panas Kepung Kalsel
Image
TANGKAP IKAN - Dua bocah menangkap ikan di genangan air di areal persawahan Desa Pekauman,
BANJARBARU, BPOST - Cuaca ekstrem yang mulai melanda Kalsel patut diwaspadai. Ancaman kabut asap yang diawali dari kebakaran lahan sudah mulai menunjukkan gejalanya. Terbukti, kemunculan titik panas (hot spot) semakin bertambah sejak akhir Maret lalu.
Satelit National Oceanic Atmospheric Administration Advanced (NOAA) 18 memantau, kemunculan hot spot pada 2008 ini terlihat sejak Januari. Setelah sempat terhenti satu bulan selama Februari, hot spot muncul kembali dan jumlahnya semakin banyak pada Maret.
Data terekam pada Posko pemantauan titik panas di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel dan Dinas Kehutanan Kalsel mencatat setidaknya sudah ada 12 dari 17 titik panas yang tersebar di Kalsel muncul pada minggu ke tiga dan ke empat di bulan Maret. Sementara lima titik panas yang tertangkap satelit terpantau terjadi Januari silam.
Hot spot kebanyakan terdeteksi pada areal penggunaan lain (APL). Di areal ini terpantau ada tujuh titik. Sebaran paling banyak di Banjarmasin.
Setidaknya terdapat empat titik api di Banjarmasin Barat di sekitar kawasan Belitung Selatan. Sementara dua hot spot lainnya berada di Hulu Sungai Selatan (HSS) yakni di kawasan Kecamatan Daha Selatan.
Selain itu juga ditemukan satu hot spot Kotabaru. Selain kawasan APL, hot spot juga ditemukan pada areal hutan produksi konversi (HPK). Kawasan HPK ini terus bertambah jumlah titik apinya pada Maret ini. Tertangkap satelit ada sembilan titik api menyerang HPK di kawasan Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HST) sejak 16 Maret sampai 25 Maret lalu.
Kepala BKSDA Kalsel Amir Hamzah Kartawijaya, melalui petugas pemantauan di Posko pemantauan titik panas Fahmy, mengatakan, hot spot kemungkinan muncul di Kabupaten Banjar dan sekitarnya.
“Secara keseluruhan sampai Maret tadi sudah ada 17 hot spot di Kalsel yang terpantau satelit NOAA 18. Kemungkinan bisa bertambah jika kondisi cuaca semakin panas. Daerah paling rawan ialah Kabupaten Banjar dan sekitarnya,” jelasnya. (niz)
Mencapai 34 Derajat
KEPALA Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bandara Syamsudin Noor di Banjarbaru, Dwi Agus Priyono mengatakan, saat ini Kalsel tengah mendekati musim pancaroba. Tandanya, cuaca bisa ekstrim yaitu tiba-tiba hujan setelah sebelumnya terik matahari menyengat.
Walau masih ditemukan hujan, suhu udara maksimal di Kalsel sempat mencapai puncaknya. Beruntung, nilai kelembaban udara di daerah ini masih cukup menolong sehingga kemungkinan kebakaran lahan yang meluas sehingga menambah banyak hot spot bisa tertahan.
“Akhir Maret lalu suhu maksimal 34 derajat celsius. Ini cukup berpotensi dan memenuhi syarat terjadinya kebakaran lahan, tapi untung kelembaban di Kalsel cukup rendah masih 48 persen, sehingga hot spot belum sampai memunculkan kabut asap,” kata Agus.
Dari rekaman data terlihat suhu tinggi mulai muncul sejak 18 Maret, 26 Maret sampai 29 Maret. Pada tanggal-tanggal tersebut suhu maksimal 34 derajat. Tidak heran, pada waktu bersamaan seperti data di BKSDA dan Dinas Kehutanan, hot spot terus bertambah.
Kondisi seperti ini ujar Agus akibat posisi matahari menjelang pancaroba yang melewati ekuator. Sementara letak geografis Kalsel relatif dekat dengan ekuator.(niz)
No comments:
Post a Comment