Senin, 19-05-2008 | 01:03:40
BANJARBARU, BPOST - Kesegaran dan keindahan panorama Hutan Pinus di Kawasan Mantaos Banjarbaru, terancam pupus. Wajah hutan kebanggaan masyarakat Kota Idaman-Martapura, kini semakin suram dan terpuruk oleh timbunan sampah di mana-mana.
Ibaratnya, tak lagi seperti tempat pembuangan sementara (TPS) sampah. Malah sudah seperti tempat pembuangan akhir (TPA). Hutan Pinus yang masuk dalam pengelolaan kabupaten Banjar bekerjasama dengan PDAM Intan Banjar ini berubah menjadi hutan sampah.
Puluhan titik timbunan sampah bertebaran di dalam lingkungan hutan sebagaimana di TPA Hutan Panjang, Gunung Kupang Banjarbaru. Sekarang, tak hanya lingkungan dan potensi hutannya yang terancam. Bahkan, ratusan warga yang bermukim di sekelilingnya pun mulai merasakan dampak pencemaran.
Siang malam, indra penciuman mereka dipaksa menerima bau menyengat sampah. Ditambah lagi tebaran lalat sampah yang berseliweran menghinggapi rumah warga dan menebarkan ancaman berbagai bibit penyakit.
Pantauan Metro, Minggu (18/5) siang kemarin, tebaran sampah paling parah berada di deret Jalan Pinus II ujung. Sejumlah pemulung menggunakan gerobak dan sepeda motor, terlihat mengais sampah. Di sana sudah disediakan satu titik TPS dalam bentuk kontainer oleh Distako Banjarbaru sebagai penampungan sampah masyarakat.
Tapi kondisi yang terjadi sampah justru bertebaran di luar TPS. Bahkan tumpukan banyak menjalar di dalam hutan. Selain di titik Pinus II, tumpukan sampah juga mengepung hutan pinus sekitar Kompleks Griya Meranti Asri I dan Kompleks Meranti Griya Asri II.
Titik buangan sampah liar mengepung nyaris di semua titik akses jalan. Jumlah timbunan sampah mencapai puluhan titik. Mulai Jalan Pinus II Ujung, Jalan Komet, Perumahan Pinus Lama, dan Kompleks Maranti Griya Asri.
Edi (35) warga Jalan Pinus II Ujung, RT4 RWII Kompleks Sumber Indah, yang rumahnya paling dekat dengan titik tumpukan sampah, mengaku seperti sudah habis upaya mengatasi permasalahan sampah ini. Kondisi paling parah diakui sudah berlangsung dua bulan terakhir ini.
“Siang malam bau sampahnya sangat mengganggu. Lalat-lalat sampahnya juga. Sudah dua bulan ini sampahnya semakin banyak,” aku Edi.
Hasil penelusuran, berdasarkan pengakuan warga sekitar, pada waktu-waktu tertentu ada aktivitas pembuangan sampah dengan menggunakan mobil, truk ataupun gerobak-gerobak. Waktunya kebanyakan mengambil tengah malam sampai dinihari.
Dirut PDAM Intan Banjar, Rifqie Basri, ketika dikonfirmasi mengakui, pihaknya banyak mendapat laporan adanya aktivitas pembuangan sampah ilegal oleh mobil, truk ataupun gerobak.
Untuk penanganannya, diakui PDAM masih menunggu surat resmi pengelolaan hutan Pinus dari pemkab Banjar. Namun untuk permasalahan penanganan sampah, PDAM proaktif melayangkan surat ke Distako Banjarbaru.
“Kita saat ini masih menunggu surat resmi pengelolaan Hutan Pinus dari Pemkab Banjar. Tapi untuk penanganan sampah, kita sudah melayangkan surat koordinasi ke Distako Banjarbaru. Rencananya dibuat portal supaya truk, mobil ataupun gerobak tak bisa lagi masuk hutan membuang sampahnya,” ucap Rifqie. (MTB/sar/esy)
Ulah Orang Luar
MAKSUD baik tak selamanya diterima baik. Demi menjaga lingkungan hutan dan pemukiman bebas dari tebaran sampah, Freit Sularso (45), justru berhadapan dengan tekanan dan ancaman dari pihak yang tak suka dengan aksi bersih sampah itu.
“Saya sempat diajak berkelahi oleh orang luar. Ia saya tegur karena sembarangan membuang sampah di lingkungan hutan Pinus kawasan kompleks kami. Tenyata responnya malah marah dan mengajak berkelahi,” ucap ketua RT 4 RW II Komplek Sumber Indah Jalan Pinus Indah II, Mentaos ini.
Perselisihan kecil itu untungnya tak berlanjut. Freit merespon bijak tak melayani emosi orang yang menentangnya. Baginya itu resiko yang mau tak mau harus diterima. Warga kompleks diakui sangat mendukung langkah pembenahan masalah sampah. Bahkan tiap bulan rutin bergotong royong. Namun tidak dengan warga dari luar yang tak mengerti dampak sampah bagi pemukiman sekitarnya.
“Yang penting niat kita baik. Terserah orang menganggapnya bagaimana. Masalah sampah memang menjadi masalah terberat bagi kami yang tinggal sekitar Hutan Pinus. Ada TPS kontainer, tapi orang-orang luar justru membuang sembarangan sampai ke hutan,”ucapnya prihatin.(MTB/sar)
No comments:
Post a Comment