Label Cloud

Friday, December 01, 2006

Semburan Liar di Barito

Jumat, 24 November 2006
Marabahan, Kompas - Akibat semburan lumpur yang mendadak keluar dari galian sumur bor, warga mengungsi karena khawatir rumah mereka akan ambles. Hingga kemarin sejumlah warga masih mengungsi.

Sumur bor yang digali sedalam 135 meter di depan rumah Ketut Tegal, warga Desa Kolam Kanan, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu (22/11) pukul 16.00, tiba-tiba menyemburkan lumpur setinggi pohon kelapa yang ada di daerah itu.

Saat Kompas menyaksikan Kamis (23/11) siang, semburan tinggal sekitar satu meter. Lubang semburan yang semula seukuran pipa berdiameter 1,5 inci, sekitar empat sentimeter, melebar hingga 2 meter-3 meter.

Karena semburan tidak juga berhenti, warga khawatir lubang itu terus membesar. Rumah Ketut Tegal dibongkar oleh warga karena khawatir ambles. Rumah itu dan satu rumah lain tergenang lumpur setinggi mata kaki.

Desa itu didiami 20 keluarga transmigran asal Bali yang datang tahun 1971. Desa tersebut berjarak sekitar tujuh kilometer dari Marabahan, ibu kota Kabupaten Barito Kuala, sekitar 47 kilometer dari Banjarmasin. Kemarin desa itu ramai didatangi warga dari berbagai daerah. Lubang semburan sekitar 20 meter persegi diamankan oleh polisi.

Camat Barambai Taufik Hidayat menuturkan, banyak warga mengungsi karena semburan sempat setinggi puluhan meter. Kini lima keluarga masih mengungsi. Rumah mereka berjarak sekitar 25 meter dari lubang semburan. Tenda dan dapur umum didirikan, mengantisipasi kejadian ini akan berlangsung lama.

Keterangan dari Nyoman Suke (34), anak pasangan Ketut Tegal- Kadek Kundri, semburan lumpur terjadi setelah setengah jam empat pengebor sumur bekerja. Penggalian itu untuk mencari air bersih karena empat bulan terakhir mereka kesulitan air bersih—air di daerah itu asam.

"Saat kejadian terdengar suara gemuruh dan ledakan. Kami mengungsi karena tinggi semburan lumpur sudah di atas rumah," kata Kadek Kundri. Sebanyak 36 pipa paralon ukuran 3/4 inci— sekitar dua sentimeter—yang dimasukkan ke lubang juga terlempar keluar. Malam harinya, lubang semburan membesar sehingga satu mesin penyedot air tenggelam ke dalam lumpur.

Keempat pekerja dimintai keterangan oleh polisi. "Kami sudah tujuh tahun menjadi penggali sumur, namun baru kali ini bertemu semburan lumpur," kata Suparto. Tajuddin Noor, Kepala Subdinas Perwilayahan pada Dinas Pertambangan Kalsel mengatakan, belum tahu penyebab semburan dan masih menelitinya.

Dia menduga semburan ini tak berbahaya, beda dengan semburan lumpur panas di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang sumbernya di kedalaman 3.000 meter. (FUL)

No comments: