Label Cloud

Tuesday, August 08, 2006

Alur Barito Terbukti Lancar

Rabu, 09 Agustus 2006 02:20:39

Banjarmasin, BPost - Alur Barito selalu dijadikan kambing hitam oleh Pertamina jika ada kelangkaan BBM di Kalsel. Faktanya, dari pantauan BPost langsung di kawasan alur Sungai Barito, Senin malam hingga Selasa (8/8) dinihari, arus lalu lintas kapal berjalan lancar.

Saat itu, Alur Barito sedang pasang. Dalam situasi seperti itu, BPost yang menumpang tugboat Patih II milik PT Batuah Abadi Lines (BAL), merasakan perjalanan tidak mengalami hambatan. John, captain tugboat Patih II, yang puluhan tahun melintasi alur menjamin melintasi alur Barito tidak masalah, baik itu keluar atau masuk.

Kalaupun saat tidak pasang, masih ada jalur pengganti yang bisa dilewati, yakni jalur tikus atau lebih dikenal orang pelayaran jalur Spot 9,500-13,000 atau Bouy 8-5 Daftar Suar Indonesia (DSI).

Hal ini terbukti pula ketika Tugboat Patih II berlayar mulus melintasi jalur tikus pada Selasa pukul 02.00 Wita, bahkan sempat berpapasan dengan KM Marina di Bouy 7. Dalam catatan koran ini, hingga Subuh ada sekitar 30 tongkang memuat batu bara melintas dengan aman di jalur tikus tersebut.

"Jadi, sekali lagi. Alur Barito tidak masalah, asal kita mengerti momen dan karakter alur," ujar John didampingi tiga mekaniknya, Prayitno, Asnawi dan Aser.

Terpenting, timpal petugas pandu PT Pelindo III, M Mufti, harus betul -betul safety. "Jika melakukan kesalahan sedikit sampai kandas, semua arus lalulintas di sini akan kacau semua. Selama ini tidak ada masalah signifikan di alur," katanya.

Secara tidak langsung, pernyataan ini menepis anggapan pendangkalan alur sebagai faktor penghambat pasokan BBM ke Depot Pertamina di Banjarmasin.

Lewat Darat

Di Jakarta, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro tetap mempercayai laporan Pertamina bahwa selama kemarau faktor pendangkalan sungai menjadi kendala teknis pengiriman pasokan BBM ke Kalimantan Selatan.

Itu sebabnya, Purnomo menyatakan akan menggunakan jalur darat melalui Balikpapan ke Banjarmasin. "Memang lama, tapi harus kita lakukan," ujarnya.

Hingga kemarin, antrean panjang kendaraan bermotor masih tetap tetap terlihat di semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Banjarmasin. Tambahan pasokan BBM sebagaimana pernyataan Pertamina, tetap tidak memadai.

"Sebenarnya sudah mulai normal. Kemarin cuma dapat satu tangki sekarang dapat dua tangki sehari. Pengirimannya pun tidak terlambat seperti tempo hari. Tapi karena banyak yang antre tetap saja tidak cukup," kata Muhammad, pengawas SPBU Zafrie Zamzam.

Kondisi di Banjarmasin masih jauh lebih baik dibanding di daerah-daerah lain. Ini terjadi di di Hulu Sungai Utara. Yadi, misalnya. Tak tahan antre berjam-jam di SPBU, dia nekat beli eceran dengan harga Rp 10 ribu/liter. Bahkan dari pantauan BPost. di Danau Panggang, harganya mencapai Rp12 ribu/liter."Sudah tiga hari ini, pasokan Pertamina berkurang tiga tangki (isi 10.000 liter) menjadi satu tangki," kata Syaifullah, petugas SPBU Amuntai.

Lapor Ke Pusat

Menyikapi ini, Ahmad Makkie, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) utusan Kalsel, kecewa dengan ketertutupan pihak Pertamina sehingga terjadinya kelangkaan BBM dari jenis minyak tanah, solar hingga premium. "Kalau kelangkaan disebabkan pengurangan kuota, sebutkan berapa pengurangannya biar semuanya jelas. Sampai saat ini pertamina tidak mau mengaku," katanya.

Makkie menegaskan masyarakat dan pemerintah tidak salah jika menyalahkan Pertamina, apalagi sampai mencurigainya. Dia justru mengkhawatirkan kejadian ini salah satu permainan yang dibikin Pertamina sendiri. "Sebab yang mengetahui pasokan, besaran kuota dan pendistribusian itu hanya mereka," katanya.

Makkie berjanji akan menyampaikan kondisi itu kepada pemerintah pusat. Sebab, masalah BBM menjadi masalah krusial di masyarakat. Kalau langka dan tingginya harga, bisa memicu persoalan di masyarakat.

"Apalagi alasannya alur terus. Kalau musim kemarau kandas, musim hujan takut badai besar dan kapal tidak berani," ujarnya.

Anggota Komisi II DPRD Kalsel, Hariyanto menyatakan akan mengadu ke Pertamina Pusat. "Kita segera melayangkan surat ke Pertamina Pusat. Karena kelangkaan BBM di Kalsel sudah pada tingkat menimbulkan keresahan dalam masyarakat," katanya.

Dari hasil investigasi yang didapat DPRD dari beberapa SPBU, telah terjadi pengurangan jatah.

Kondisi ini sangat bertentangan dengan pernyataan Kacab yang mengatakan stok BBM aman.

Pemimpin PT Pertamina Wilayah VI Banjarmasin, Budi Setio Hartono tetap bersikeras terjadinya antrean BBM di SPBU selama tiga hari terakhir di Banjarmasin dan kota-kota lainnya di Kalsel bukan karena kuota yang dibatasi, tetapi akibat kendala teknis pengiriman dari Balikpapan. "Tidak ada pengurangan kuota premium dan solar untuk SPBU. Berapa pun diperlukan kita kirim. Karena memang tidak ada pembatasan kuota," jelasnya.

Dikatakannya, untuk Kalsel rata-rata per hari dikirim 500-700 kiloliter (kl). Namun di saat seperti ini kuotanya ditambah sampai 800 kl lebih. mdn/nda/han/coi

No comments: