Label Cloud

Friday, July 28, 2006

Investasi Biofuel Rp200 Triliun

Friday, 14 July 2006 02:14:53

Jakarta, BPost - Pemerintah dorong pengembangan 11 pabrik biofuel beserta perkebunan seluas 6 juta hektare sampai 2010. Investasi untuk pengembangan itu diperkirakan Rp200 triliun.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro mengemukakan hal tersebut di sela pelepasan ekspedisi kampanye Biooil, Jathropa Expedition dari Jakarta menuju Pekanbaru, di Gedung Depatemen ESDM Jakarta, Kamis (13/7).

Menurut Purnomo, investasi Rp200 triliun akan disokong berbagai pihak, mulai dari pengusaha hingga kalangan perbankan. Dari pihak perbankan, sejumlah bank yang tertarik membentuk sindikasi pembiayaan meliputi BTN, Bank Mandiri, BNI dan BRI.

"Nanti ini akan masuk dalam partisipasi pemerintah yang akan digunakan bagi kalangan koperasi atau petani. Selain itu juga dari multilateral agency yang saat ini sudah bersemangat membiayai pengembangan green energy," ujarnya.

Purnomo menjelaskan, investasi dihitung dari sisi hulu dan hilir. Di sisi hulu mencakup perkebunan tanaman biofuel (bahan bakar nabati) diperkirakan membutuhkan Rp53 triliun, dengan asumsi Rp9 triliun per hektare. Sedangkan, di sisi hilir yang di antaranya meliputi pembangunan pabrik, memerlukan investasi setidaknya Rp150 triliun.

Purnomo mengatakan pemerintah telah membentuk tim nasional untuk membuat rencana induk pengembangan biofuel. Dokumen tersebut diharapkan selesai sekitar akhir Juli 2006.

Kepala Balitbang Departemen ESDM Nenny Sri Utami menerangkan, biofuel terdiri dari tiga produk. Pertama, biodiesel yang merupakan campuran kelapa sawit, biooil dari minyak jarak (jathropa), dan bioetanol dari singkong atau ampas tebu.

Pemerintah menargetkan melalui kebijakan investasi biofuel itu, pada 2010 porsi minyak nabati dalam biofuel meningkat menjadi 10%, dari saat ini yang baru 5%.

Saat ini, jenis biofuel yang telah dipasarkan secara komersial di Indonesia adalah biodiesel. Bahan bakar solar campuran minyak sawit itu diproduksi Pertamina dan dijual pada harga yang sama dengan solar bersubsidi, Rp4.300 per liter. JBP/abs

No comments: