Label Cloud

Friday, July 28, 2006

NASIB KORBAN KEBAKARAN RAMPA

BPost; Rabu, 19 Juli 2006 01:21:54

"Bertahan Salah, Pindah Salah"

KEBAKARAN yang menghanguskan 2.195 rumah di Desa Rampa dan Kelurahan Kotabaru Hulu akhir pekan lalu menyisakan sejumlah permasalahan.

Keluhan demi keluhan terus terdengar. Rasa trauma mungkin mulai berkurang, namun menyambut kehidupan di hari-hari berikutnya membuat pengungsi putus asa.

"Jangankan memikirkan tempat tinggal yang baru, untuk makan saja sulitnya minta ampun," kata Sarkiyah yang mengungsi di SDN Kotabaru Hulu 2.

Ibu paruh baya ini tidak banyak bicara. Ia memilih berdiam diri di ruang kelas yang ditempatinya, sesekali ia keluar kemudian masuk lagi dan duduk di kursi. "Saya sebenarnya sudah tidak kerasan lagi, tapi mau pindah kemana, cari kontrakan rumah sulit, uang tidak ada. Sementara disini fasilitasnya minim, mulai dari air bersih hingga keperluan MCK," keluhnya.

Pemandangan yang sama terlihat di pengungsian Masjid Ibnul Amin Desa Semayap. "Kami tidak memiliki apa-apa lagi sekarang, suami saya yang sehari-harinya nelayan tidak bisa melaut lagi. Kami hanya bisa berharap bantuan jatah makanan dari dermawan dan pemkab.

Sementara di barak komplek perikanan, sejumlah nelayan hanya duduk-duduk di sebuah rumah peduduk, mereka tidak bisa lagi melaut meski mempunyai perahu dan jala karena tidak ada ongkos untuk membeli solar.

Pengepul udang dan ikan yang berjumlah sekitar 40 orang di kawasan tersebut juga kehilangan mata pencaharian.

Puluhan pengungsi mendatangi posko kesehatan PT Indocement Tunggal Prakarsa di Jalan Wiramartas.

Menurut dr Ahyadi, keluhan pengungsi beragam mulai dari sesak napas, sakit tenggorokan, kaki luka akibat benda tajam dan stres.

Bupati Kotabaru H Sjachrani Mataja belum mengizinkan warga membangun kembali di bekas bencana. Pemkab masih akan menata tata ruang di bekas lokasi kebakaran agar tidak kumuh.

Wakil Ketua DPRD Kotabaru Alfidri Sugiannoor akan segera merekomendasikan pemkab untuk memberikan bantuan BBM kepada nelayan agar bisa melaut kembali. dhs

No comments: