Label Cloud

Wednesday, December 05, 2007

50 Hektare Sawah Terancam Gagal Panen

Selasa, 30-10-2007 | 04:56:42

  • Jalan Tambang Tutup Saluran Air Warga
  • PT GC Akui Belum Sosialisasi

BANJARBARU, BPOST - Warga Kelurahan Palam Kecamatan Cempaka Banjarbaru dibuat resah. Pasalnya, sebanyak 50 hektare lahan persawahan yang mereka garap dikhawatirkan terancam gagal panen, setelah saluran air di sawah mereka tertutup jalan areal pertambangan intan milik PT Galuh Cempaka (GC).

Kesabaran warga tak terbendung lagi. Setelah dua bulan tak ditanggapi, puluhan warga akhirnya melakukan aksi pembersihan Minggu (28/10) untuk membuka saluran air yang membentang mengairi area persawahan Handil Gantung Palam hingga ke Handil Ali arah Liangganggang. Sebelumnya, saluran air ini sempat terputus oleh sarana jalan perusahaan pertambangan pemegang Kontrak Karya (KK) itu.

Pantauan BPost, dengan wajah penuh kekesalan karena tak direspon perusahaan, warga membersihkan sungai kerukan selebar empat meter yang tertutup timbunan tanah. Kekesalan warga tampaknya beralasan, karena ternyata tertutupnya saluran ini sengaja dibuat sebagai akses jalan perusahaan setempat menuju area pengembangan tambang.

Padahal, persawahan tersebut menjadi satu-satunya sumber mata pencaharian petani. Jika sungai kerukan terus dibiarkan tertutup, acanaman banjir bakal menyapu habis area persawahan mereka yang sekarang mulai memasuki persiapan masa tanam.

"Terancam mati tanaman padi kami yang kami pelihara dengan susah payah kalau airnya tidak ada yang mengaliri seperti saat ini. Semoga tidak gagal panen," ujar H Safrani atau yang akrab disapa H Isaf, petani setempat sekaligus tokoh warga Palam.

H Isaf menegaskan, area persawahan Handil Gantung terutama yang sudah digarap sampai 50 hektare statusnya masih milik warga, bukan milik perusahaan.

Dikonfirmasi terpisah, Mine Manager PT GC Ary Haryono mengakui pihaknya belum melakukan sosialisasi tentang perluasan areal penambangan ke arah utara juga ke selatan. Dengan begitu, sungai untuk pengairan sawah nantinya harus dialihkan.

"Kami memang sudah disarankan untuk sosialisasi. Rencana ini besok (hari ini, Red), kami ada mengadakan pertemuan dengan warga membicarakan hal itu di kelurahan," jelas Ary. niz

No comments: