Selasa, 18-12-2007 | 01:50:45
AKIBAT langkanya solar yang sudah berlangsung sepekan, sejumlah pengusaha mengaku mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya. Hasnuryadi Sulaiman, Direktur Bumi Rantau Energi, menyatakan akibat kontraktor tidak bisa mendapatkan solar, pengiriman batu bara mengalami keterlambatan.
"Untuk masalah BBM ini kami menyerahkan ke kontraktor, selama beberapa pekan ini mereka minta dispensasi waktu karena sulit mendapatkan solar," katanya.
Tidak hanya di perusahaan batu bara, PT Multipersada Gatra Megah yang merupakan perusahaan kelapa sawit juga mengalami nasib serupa. "Dampaknya hampir sama, jadwal-jadwal yang telah kita susun banyak yang mengalami keterlambatan," kata Hasnur lagi.
Menurutnya, solar tidak hanya mempengaruhi proses pengangkutan, tetapi juga sangat dibutuhkan pada proses produksi lainnya.
Selain pengusaha tambang, pengusaha konstruksi juga resah karena solar di Kalsel kini sulit didapatkan. Menurut Ketua Asosiasi Aspal Beton Indonesia (AABI) Kalsel, Ir Hermanus HW SH MT, akibat sulitnya mendapatkan solar angkutan sulit membawa aspal beton ke lokasi pengaspalan.
"Mengangkut aspal ke lokasi perbaikan jalan kan memerlukan angkutan seperti truk, karena sulit mendapatkan solar aktivitas proyek jadi terhambat," jelasnya.
Hal serupa dikatakan Dwi Priyo Basuki, Manager Pembangkitan PT PLN Wilayah Kalselteng. Dalam sebulan terakhir, jatah solar sebanyak 500 kilo liter yang biasanya lancar pasokannya untuk menjalankan mesin PLTD di Sektor Barito, kini seret. Jatah yang ada tersisa 300 kilo liter.
Asisten Manager Hubungan Pemerintah dan Masyarakat (Hubmas) Pertamina UPms VI Kalimantan, Bambang Irianto mengakui, masalah langkanya BBM, termasuk solar dan bensin karena terjadi gangguan pada kilang di Balikpapan. Namun menurutnya, kini kondisinya sudah normal.
"Saat ini kilang 5 Balikpapan yang sempat mengalami gangguan sejak Jumat (14/12) lalu, telah berproduksi normal," janji Bambang, kemarin. niz/tr
No comments:
Post a Comment