Label Cloud

Monday, August 04, 2008

Walhi Tolak Ekspose Galuh Cempaka

05 August, 2008 06:09:00

Aktivis Walhi Kalsel saat menyampaikan pernyataan sikap di hadapan peserta ekspose pengelolaan lingkungan PT Galuh Cempaka. Mereka menolak ekspose dan memilih walk out seraya meminta pencemaran lingkungan akibat aktivitas pertambangan diusut tuntas.

Mata Banua -BANJARBARU - Ruang pertemuan pertemuan PT Galuh Cempaka siang itu, Selasa (5/8), terasa "panas" saat perwakilan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dan sejumlah komunitas pegiat lingkungan lainnya menolak ekspose dari perusahaan intan alluvial tersebut.

Penolakan tersebut dilakukan pada sesi tanya jawab ekspose yang dihadiri anggota komisi III DPRD Kalsel, Kepala Bapedalda propinsi Kalsel, Kepala Distam LH Banjarbaru, unsur kepolisian dan Kodim hingga camat dan lurah wilayah Banjarbaru.

Begitu diberi waktu untuk berbicara, awalnya hanya satu aktivis yang maju dan memperkenalkan diri yakni Rahmat Muliadi atau akrab di sapa Abu sebelum disusul tiga orang rekannya yang berdiri di belakang Abu sambil membentangkan kain spanduk berukuran sedang bertuliskan kalimat "Usut tuntas, tangkap dan adili kejahatan lingkungan PT Galuh Cempaka".

Selanjutnya, Abu membacakan pernyataan sikap yakni meminta Polda Kalsel mengusut tuntas kejahatan lingkungan yang dilakukan perusahaan yang memiliki wilayah tambang di kampung Tambak Jariah kelurahan Palam kecamatan Cempaka serta menangkap dan mengadili pihak yang bertanggungjawab baik langsung atau tidak langsung atas pencemaran lingkungan.

"Kami juga menolak ekspose perbaikan pengelolaan lingkungan yang dilakukan pada hari ini sekaligus walk out sebagai ketegasan sikap dan bukan bagian dari pertemuan ini," ujar Abu membacakan kalimat akhir pernyataan sikap Walhi Kalsel seraya menyebutkan LSM lain yang mendukung sikap mereka seperti Kompas Borneo Unlam, Yayasan Cakrawala Hijau Indonesia, LK3 dan lainnya.

Sementara itu, PT Galuh Cempaka dalam ekspose pengelolaan lingkungan penambangan pasca penutupan yang dikuatkan melalui SK Gubernur Kalsel awal April lalu mengungkapkan, mereka telah melakukan perbaikan lingkungan sebagai mana yang diminta oleh Bapedalda propinsi Kalsel

"Sebelum bulan Juni, sistem pengelolaan air berupa washing plant yakni hanya dilakukan penampungan air lalu dialirkan menuju beberapa buah kolam yang berfungsi sebagai filter sebelum air dilepas ke perairan umum," papar Site Manager PT Galuh Cempaka, Ary Haryono mewakili Dirut, Hary Suharsono yang hanya menyampaikan sambutan dalam ekspose ini.

Namun, sambung Ary, sesudah bulan Juni telah dibangun empat unit instalasi pengelolaan air limbah yang berlokasi di tambang Danau Seran, tambang Cempaka, washing plant dan final recovery dimana air limbah diperlakukan khusus sebelum dilepas ke perairan umum.

Digambarkan Ary, keberhasilan yang dicapai melalui sistem baru yang telah di uji laboratorium Baristan Kalsel ini diantaranya tingkat keasaman (pH) air yang sebelumnya 3,27 menjadi 9,26, timbal (Pb) tetap <0,001 mg/l dan mercury (Hg) yang turun 1,990 ug/l dari sebelumnya 2,338 ug/l.

Persetujuan operasional

Selain memberikan penjelasan mengenai pengelolaan lingkungan, Ary juga memaparkan kegiatan revegetasi yang dilakukan di kawasan bekas areal tambang disamping penyaluran dana community development (CD) kepada masyarakat menggunakan sistem pemberdayaan dan bantuan modal.

"Intinya, syarat-syarat pengelolaan lingkungan yang diminta telah kami penuhi sehingga kami berharap operasional perusahaan diizinkan kembali sehingga bisa melakukan eksploitasi dan proses produksi," harap Dirut PT Galuh Cempaka, Hary Suharsono kepada wartawan usai ekspose.

Kepala Bapedalda Kalsel, Ir Rahmadi Kurdi secara tersirat mengungkapkan menerima hasil ekspose yang disampaikan PT Galuh Cempaka. Namun, mengenai persetujuan operasional kembali menunggu keputusan Gubernur Kalsel sesuai rekomendasi dari hasil telaahan Bapedalda.

"Intinya, kami tidak mau menghalang-halangi orang yang mau berusaha sepanjang syarat pengelolaan lingkungan sudah baik dan memenuhi aturan. Namun, keputusan operasional kembali tergantung Gubernur dan rencananya minggu ini telaahan kami sampaikan, mungkin minggu depan sudah ada hasilnya," kata Rahmadi.yoi/mb04

No comments: