Senin, 01 September 2008 03:55 redaksi
BANJARMASIN - Bank Dunia (World Bank) menyiapkan bantuan dana yang diperlukan untuk penanganan kebersihan di wilayah Banjarmasin."Bank Dunia melalui Departemen Pekerjaan Umum bersedia mengganti rugi sebuah nilai kebersihan di wilayah Kota Banjarmasin,"
kata Kadis Kebersihan dan Pengelolaan Sampah Kota Banjarmasin, Drs Syaiddin Noor kepada wartawan, Jumat.
Menurut Itat, panggilan akrabnya, berapapun biaya yang dikeluarkan dalam upaya penanggulangan sampah di kota ini akan diganti rugi pihak Bank Dunia.
Dijelaskan, ada tiga kota di tanah air yang memperoleh prioritas menerima bantuan Bank Dunia dalam pengelolaan sampah agar kota menjadi bersih, selain Banjarmasin juga Kota Solo dan Kota Bandung.
Pertimbangan memperoleh bantuan tersebut, karena Banjarmasin dinilai sudah berupaya memperbaiki sistem sanitasi di kota ini agar kota lebih bersih.
Dalam sistem penanganan sanitasi tersebut, Pemko Banjarmasin sudah menyediakan sarana air bersih yang sangat memadai, dimana 90 persen lebih penduduk kota yang mendekati angka 700 ribu jiwa itu sudah terlayani.
Bahkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota Banjarmasin sebuah perusahaan milik Pemko setempat bakal memperoleh penghargaan dari lembaga dunia, "Dubai Award" sebagai perusahaan yang mampu melayani kebutuhan dasar berupa air bersih kepada masyarakat dengan baik.
Selain itu Banjarmasin juga sudah memperbaiki sistem sanitasi dengan mendirikan perusahaan instalasi pengolahan air limbah (Ipal) dimana dalam operasinya mengolah air limbah menjadi air bersih yang kemudian baru dibuang ke lingkungan.
Dua komponen pencitaan sanitasi yang baik sudah dilakukan di Kota Banjarmasin, tinggal bagaimana penanganan sampahnya saja lagi. Dari Dasar itulah maka pihak Bank Dunia melalui Departemen Pekerjaan Umum bersedia membantu dalam penanganan sampah tersebut.
Hanya saja pihak Bank Dunia ingin melihat hasil kerja nyata di lapangan dulu dari upaya penanggulangan sampah itu agar kota bersih, baru bersedia memberikan nilai kompensasi.
Oleh karena itulah, kata Itat, pihaknya kini sedang menyiapkan berbagai program penanganan sampah di masyarakat dengan sistem daur ulang, dimana akan ada pemilahan antara sampah organik dan sampah non organik sehingga sampah bisa menjadi pupuk organik atau keperluan lainnya termasuk untuk tenaga listrik.
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penanganan sampah itulah nantinya akan diganti rugi oleh pihak Bank Dunia bila ternyata hasilnya penanganan sampahnya memuaskan, dan biaya itu tak ada batasnya sesuai dengan keperluan, paparnya lagi.
"Kalau melihat penawaran Bank Dunia tersebut bisa jadi nantinya dana APBD penanganan sampah yang senilai Rp22,9 miliar dihapuskan, karena biaya penanganan sampah akan diganti rugi Bank Dunia itu," tuturnya.
Mengenai volume sampah di Banjarmasin disebutkannya memang berfluktuasi tetapi rata-rata sekitar 300 ton per hari. edo/ant/mb05
No comments:
Post a Comment