Sabtu, 11-10-2008 | 06:50:19
BANJARMASIN, BPOST - Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin selama ini memang berkeinginan kuat untuk mengelola sungai yang banyak membelah kota ini, agar bisa mendukung kemajuan kota dikemudian hari.
Tetapi untuk memulai pembenahan sungai itu yang kurang dimengerti sehingga Pemko Banjarmasin kesulitan dan meminta bantuan kalangan ahli penataan sungai dari Institut Pertanian Bogor (IPB), kata Kepala Kantor Pemukiman dan Prasarana Kota (Kimprask) Banjarmasin, Ir Nurul Fajar Desira, di balaikota Banjarmasin.
Selama ini memang sudah banyak seminar, dialog, yang membahas pengelolaan sungai tersebut diselanggarakan Pemko Banjarmasin, tetapi implementasi dari semua itu hingga kini belum bisa dirasakan.
Sudah banyak ahli pula dari berbagai perguruan tinggi yang mempresentasikan makalah menganai penataan sungai di Banjarmasin tetapi masih sulit untuk menerapkan kajian tersebut.
Tetapi setelah diadakannya dialog antara Pemko Banjarmasin dengan pihak IPB maka seakan ada kesamaan panmdangan danb idealisme dalam memulai pengelolaan sungai tersebut, yaitu harus merivisi tata ruang yang berbasis penataan sungai.
"Penataan ruang Banjarmasin selama ini yaitu penataan sungai harus mengikuti petanaan daratan, sehingga banyak sungai yang akhirnya diurug dan ada sungai akhirnya yang mati," kata Fajar Desira.
Tetapi dalam pandangan pihak ahli IPB penataan kota Banjarmasin harus dibalik yaitu penataan daratan harus mengikuti penataan sungai, artinya penataan sungai yang didahulukan baru penataan daratan.
Konsep demikian setelah melihat konsep pembangunan kota-kota besar di luar negeri yang berada di tepian laut, dimana potensi laut yang didahulukan bagi pengelolaan potensi daratan.
"Kalau di Banjarmasin berada di atas sungai, mengingat jumlah sungai yang membelah kota ini sebanyak 109 buah, maka konsep pembangunan harus mengutamakan keberadaan sungai itu baru menata daratan," tambah Fajar Desira lalgi.
Menurut Nusul Fajar Desira walau perjanjian kerjasama antara Pemko Banjarmasin dan pihak IPB tidak melibatkan langsung Dinas Kimprasko, karena perjanjian itu melalui Dinas Pertanian setempat, tetapi pihak instansinya akan selalu konsen terhadap konsep perjanjian yang ditandatangani tersebut.
Dalam pembangunan fisik perkotaan yang akan dikelola Dinas Kimprasko kedepan jelas akan melihat tata ruang yang ditawarkan pihak IPB dengan mengedepankan sungai tersebut.
Bahkan ada usulan yang menginginkan di kota Banjarmasin untuk mempertahankan kawasan kosong sepadan sungai harus benar-benar dikosongkan bagi bangunan fisik perkotaan tetapi harus benar-benar diperjuangkan sebagai ruang terbuka hijau.
Bahkan ada pula keinginan pihak yang menghendaki Banjarmasin harus lebih banyak memiliki pertamanan bunga-bungaan di atas air, seperti taman bunga teratai,taman bunga melati air, serta taman bungan dari tanaman hias air lainnya agar memperkuat kota ini sebagai kota air.
Pihak IPB yang langsung menyampaikan presentasi mengenai konsep IPB dalam pengelolaan sungai bagi pembangunan Banjarmasin disampaikan oleh Siti Nurisyah dan Setia Hadi dari Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W)-LPPM IPB Bogor.
No comments:
Post a Comment