Kamis, 30 Oktober 2008
PASCA beroperasi kembali perusahaan intan PT Galuh Cempaka (GC) ternyata tak membuat wakil rakyat DPRD Banjarbaru diam diri. Kemarin, sejumlah anggota dewan yang dipimpin langsung Ketua Drs Arie Sophian melakukan sidak ke lokasi tambang di kawasan Palam itu.
Kedatangan wakil rakyat ini tak lain mempertanyakan hasil pengalihan saluran air yang selama ini telah dibuat PT Galuh Cempaka. Maklum saja, saat musim hujan tiba seperti ini, ada kekuatiran petani di sekitar kawasan tambang intan terbesar di Kalsel ini kebanjiran.
Diterima langsung Ary Haryono, Mine Manager PT GC serta beberapa petinggi perusahaan M Subhan Abu Bakar (Personilia) dan Joko Hadiono (konsultan lingkungan), wakil rakyat ini pun diajak secara langsung melihat kondisi saluran handil gantung yang sebelumnya sempat dijadikan permasalahan warga.
Ary mengungkapkan, saat ini pengerjaan saluran Handil Gantung telah selesai. Dimana, saluran dibuat diatas lahan milik perusahaan PT GC. Sebagaimana surat dari Kimpraswil Kota Banjarbaru yang ditujukan ke PT GC pada Oktober lalu, disebutkan bahwa pembuatan saluran penganti Handil Gantung itu telah sesuai dengan kajian Unlam Banjarbaru.
“Insya Allah, saluran yang kita buat dan sudah selesai ini akan mengalirkan air dengan baik. Baik itu lebar maupun dalamnya sesuai dengan analisa kajian,” ungkap Ary Haryono.
Benar saja, saat wakil rakyat meninjau langsung saluran yang dibuat PT Galuh Cempaka, saluran itu mampu mengalirkan air dengan baik.
Sementara itu, Ketua DPRD Drs Arie Sophian berharap, saluran baru Handil Gantung yang dibuat PT Galuh bisa berfungsi dengan baik. Artinya, saat nanti hujan terjadi, lahan pertanian di sekitar kawasan tambang intan ini tak kebanjiran.
”Meski pembuatan saluran ini telah melalui kajian, tetap saja kita berharap kenyataannya nanti tak membuat petani di sini kuatir. Terpenting, saat hujan tak terjadi banjir,” ujar Arie Sophian.
Dibeberkan Arie, meski dalam segi sisi PT Galuh Cempaka merupakan kontrak karya dengan pusat, namun dari segi aspek kinerja sebenarnya lebih dominan menjadi persoalan Pemkot Banjarbaru sebagai tempat lokasi pertambangan.
“Kalau sisi lingkungan telah diselesaikan lewat jalur provinsi, kita berharap persoalan lain tak terjadi lagi. Termasuk rasa aman petani saat musim tanam tiba,” terang politisi Partai Golkar ini. (mul)
No comments:
Post a Comment