Rabu, 26-11-2008 | 23:35:04
BANJARBARU, BPOST - Krisis ekonomi dunia ternyata mulai menggoyang operasional PT Galuh Cempaka (GC). Perusahaan tambang intan yang digerakkan oleh investor asing berkelas internasional (grup GEM Diamonds) ini bakal menerapkan kebijakan efisiensi ketat.
Salah satu langkah yang bakal diterapkan merampingkan jumlah karyawan yang saat ini mencapai sekitar 500-an orang. Khabar pengerempengan inipun telah meluas dan cukup membuat was-was karyawan setempat. Mereka sangat khawatir bakal dirumahkan apalagi sampai terkena tindakan PHK.
Padahal, baru saja perusahaan ini dapat bernafas lega. Sejak September lalu PT GC kembali diperbolehkan beroperasi sejak pembekuan operasional produksi oleh Gubernur Kalsel Rudy Ariffin pada 3 April 2008 lalu yang tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Nomor 660/198-wasdal/Bapedalda/2008.
Alasan pembekuan operasional kala itu terkait pengelolaan limbah yang tak sesuai standar sehingga menimbulkan pencemaran air di lingkungan sekitarnya.
Kini, setelah masalah pengelolaan limbah dituntaskan dan PT GC kembali diperbolehkan beroperasi, malah giliran krisis ekonomi dunia yang turut berimbas menggoyang operasionalnya.
Khabar yang mencuat tak hanya pengerempengan karyawan, PT GC malah diisukan akan tutup akibat sejumlah perusahaan group GEM Diamond di Afrika Selatan yang mengalami keterpurukan akibat krisis dunia.
Direktur Eksekutif Wahana Lingungan Hidup (Walhi) Kalsel, Hegar Wahyu Hadi Prasetyo, mengaku juga telah mendengar khabar goyangnya PT GC.
"Kami memang ada mendengar khabar PT Galuh Cempaka akan tutup dari masyarakat sekitar perusahaan maupun dari karyawannya. Malah Desember ini. Informasinya karena grup perusahaan di Afrika mengalami kebangkrutan. Tapi silakan konfirmasi langsung ke pihak perusahaan bersangkutan,"ucap Hegar.
Tapi khabar PT GC akan tutup dibantah oleh PT GC melalui perwakilannya legal konsultan FA Abby SH. "Isunya memang seperti itu, tapi PT Galuh Cempaka tidak tutup. Memang, kebijakan manajeman arahnya efesiensi ketat mengatasi dampak krisis ekonomi global. Salah satunya mungkin pengurangan jumlah karyawan. Tapi mudahan saja keadaan segera membaik sehingga itu tak perlu terjadi,"jelas Abby tanpa merinci berapa jumlah karyawan yang bakal dikurangi.
Informasinya, rencana pengerempengan karyawan ini kemungkinan terjadi pada Desember atau Januari mendatang. Sebagian karyawan akan dirumahkan sementara waktu sampai menunggu perkembangan membaik. Apabila keadaan perusahaan semakin berat, tidak menutup kemungkinan terjadi PHK.
Suri (30) warga Palam, karyawan kontrak yang sekitar dua tahun bekerja di di PT GC, mengaku sangat khawatir dengan khabar pengerempengan karyawan. Ia menerima khabar sedikitnya ada 70 karyawan yang akan diberhentikan.
"Kami sudah mendengar khabar itu akhir-akhir. Malah ada yang mengatakan perusahaan hendak ditutup. Kalau ditutup, saya rasa tidak. Tapi yang kuat dan yang kami takuti itu malah pengerempengan karyawan,"aku Suri.
Menurut pengamatannya, aktivitas perusahaan masih berjalan normal. Alat-alat berat tetap beroperasi. Tidak ada tanda-tanda akan tutup secara total.
Suri dan juga teman-temannya mengaku dibayangi rasa was-was kalau kena imbas pengerempengan. Selama ini Suri mendapatkan penghasilan pokok sekitar Rp 1 juta. Bila diberhentikan, praktis Suri kebingungan mencari penghasilan untuk keluarganya.
Padahal Suri yang sudah hidup berumah tangga ini memiliki tangguan seorang anak yang masih kecil. "Mudahan saja perusahaan tetap bertahan dan tidak mengurangi jumlah karyawan yang ada. Malah kalau bisa memperluas lapangan kerja dari tenaga lokal masyarakat sekitar,"harapnya.
No comments:
Post a Comment