Senin, 13 Oktober 2008 10:19 redaksi
BANJARMASIN - Banjarmasin sebagai ibukota provinsi Kalimantan Selatan harus mempertahankan julukan sebagai kota seribu sungai.
"Pemko Banjarmasin harus berupaya semaksimal mungkin mengambalikan keberadaan sungai-sungai tempo dulu, agar layak menyandang julukan kota seribu sungai," kata anggota DPRD Provinsi Kalsel H.Husni Nurin, Sabtu.
Ketika ditanya perkembangan Kota Banjarmasin, ustadz yang sering mengisi pengajian keliling tersebut, cuma tersenyum dan tak memberikan banyak komentar, kecuali berharap, kembalikan sungai-sungai yang pernah ada di kota yang kini berusia lebih 4,5 abad itu.
Wakil rakyat dari fraksi PKB tersebut, menyatakan turut prihatin atas kondisi sungai di Kota Banjarmasin, karena selain banyak yang tersumbat dan menghilang, air sungainya belakangan kelihatannya semakin kotor.
"Dulu seingat saya, sungai-sungai di kota Banjarmasin, bukan saja berfungsi sebagai drainase, tapi juga menjadi prasarana angkutan air serta penunjang urat nadi perekonomian rakyat," ungkapnya.
Selain itu, keberadaan sungai-sungai di Banjarmasin menjadikan ciri atau "trade mark" tersendiri bagi ibukota Kalsel, yang juga berpotensi menjadi obyek pariwisata, lanjutnya.
"Oleh karenanya disayangkan kalau `trade mark` Banjarmasin sampai hilang dan berganti dengan julukan `kota seribu ruko`. Sebab kalau `kota seribu ruko` tak ada bedanya dengan kota-kota lain," demikian Husni Nurin.
Dari pantauan selama ini, di kota yang berusia 482 tahun tersebut banyak bangunan ataupun rumah toko (ruko) yang bukan saja berada di bantaran sungai, tapi lebih dari itu sampai menutup sungai yang masa lalu dapat sebagai prasarana transportasi air.
Pemko Banjarmasin nampaknya tak bisa berbuat banyak menertibkan bangunan-bangunan di atas bantaran sungai atau yang termasuk jalur hijau.
Seperti di Pacinan Darat atau sepanjang Jalan Veteran dan Pacinan Laut atau sepanjang Jalan Pere Tendean Banjaramasin, bangunan-bangunan yang berada di jalur hijau/bantaran sungai seakan tak beringsut.
Berdasarkan sejarah, Hari Jadi kota Banjarmasin, 24 September pada 482 tahun lalu. Namun peringatan hari jadi kota tersebut pada tahun 2008 tak sesuai penanggalan karena bertepatan bulan puasa Ramadan 1429 Hijriah, dan baru berlangsung, Kamis, 9 Oktober lalu.
No comments:
Post a Comment