Radar Banjarmasin
Rabu, 11 April 2007
BANJARMASIN ,- Tingkat kepedulian mayoritas masyarakat Kalsel terhadap kelestarian lingkungan hidup (LH) masih rendah. Ironisnya, kondisi tersebut tak hanya berlaku pada tataran masyarakat biasa, tapi juga kalangan pejabat yang notabene mempunyai kekuasaan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Kenyataan itu diakui Kepala Bapedalda Kalsel Ir Rachmadi Kurdi, saat ditemui koran ini di ruang kerjanya, kemarin. Menurutnya, lantaran para pengambil kebijakan kurang peduli dengan kelestarian lingkungan hidup, lalu terjadi pembabatan hutan secara serampangan, pertambangan membabi buta, dan pengrusakan alam lainnya. “Fakta ini harus diakui, selama lebih kurang 30 tahun terjadi kerusakan lingkungan yang luar biasa,” ujarnya.
Rachmadi mencontohkan kebijakan pejabat yang kurang peduli terhadap lingkungan hidup, seperti penerbitan HPH dan izin Kuasa Pertambangan (KP) yang arealnya di kawasan hutan lindung. “Bahkan, parahnya lagi banyak HPH dan KP di atas meja tanpa survei dan kajian teknis instansi terkait,” katanya.
Sehubungan dengan itu, Rachmadi mengemukakan perlu menumbuhkembangkan kepedulian lingkungan kepada masyarakat yang dimulai sejak usia dini. Caranya adalah memasukkan pengetahuan lingkungan hidup dalam kurikulum sekolah mulai tingkat SD sampai SLTA. “Kebijakan memasukkan meteri pelajaran khusus tentang lingkungan hidup di sekolah mengacu pada Surat Keputusan Bersama Mendiknas dengan Menteri Lingkungan Hidup,” jelasnya.
Nah, pada tahun ajaran 2007-2008 ini, materi pelajaran khusus tersebut akan mulai diberlakukan di sekolah-sekolah di Kalsel.
Menurutnya, dengan diberlakukan kepedulian terhadap LH sejak usia dini, maka akan terbangun karakter genarasi penerus yang peduli lingkungan. Sehingga, ketika suatu saat mereka menjadi pejabat daerah, kebijakan yang ditelorkan benar-benar berpihak untuk kelestarian lingkungan. “Itulah target jangka panjang yang diharapkan dari program ini,” tambahnya.
Dijelaskannya pula, materi pelajaran LH berbeda dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sudah diterapkan sekolah, karena pelajaran LH secara khusus dibuat untuk membangun karakter dan motivasi anak agar peduli terhadap lingkungan. “Membangun karakter dan motivasi dapat dimulai di lingkungan sekolah masing-masing. Bahkan, Disdik dan Bapedalda akan bekerjasama menggelar lomba lingkungan hidup antar sekolah sebagai evaluasi program tersebut,” pungkasnya.(sga)
No comments:
Post a Comment