Rabu, 4 April 2007
Radar Banjarmasin
BANJARMASIN ,- Sanitasi lingkungan di Kota Banjarmasin belum tertangani secara
maksimal. Sebagian besar warga kota membuang limbahnya sembarangan di sekitar tempat tinggal. Padahal, dampak perilaku seperti itu membuat pencemaran lingkungan yang berujung pada gangguan kesehatan.
Seperti limbah dari keperluan pribadi warga berupa air mandi dan pencucian di rumah yang dibuang langsung ke kolong rumah. Demikian pula dengan limbah tinja (air besar manusia) yang dibuang ke bak penampung WC yang tak memenuhi standar atau tak higienis. Air dalam bak bisa merembes keluar. Lebih parah lagi, tinja dibuang di sungai.
Selanjutnya limbah manusia itu larut bersama air hingga mengalir ke sungai. Padahal, sungai di Banjarmasin masih banyak digunakan warga sebagai sarana kebutuhan pribadi seperti mandi, gosok gigi, mencuci alat-alat dapur, untuk masak, dan lain sebagainya. Jika air itu terkontaminasi dengan bakteri koli yang dihasilkan dari limbah buangan manusia tadi masuk ke dalam perut, mengancam kondisi kesehatan warga. Bakteri itu bisa membuat warga terserang diare, muntaber, penyakit kulit, dan lain-lain.
“Ya, masih mengkhawatirkan kondisi limbah, terutama limbah dari rumah tangga. Masih banyak warga yang membuang limbahnya di kolong rumah, termasuk tinja di bak penampung WC. Bak itu semestinya harus standar yang dibuat dari beton sehingga tak mudah pecah dan air tinjanya merembes keluar hingga menyatu dengan air yang ada di kolong rumah. Ini yang menjadi perhatian serius agar dampak limbah itu tidak mencemari lingkungan dan berdampak pada kesehatan warga,” ujar Direktur Perusahaan Daerah Pengolahan Air Limbah (PD PAL) Kota Banjarmasin M Muhidin ST MM.
Menurutnya, limbah itu penuh dengan bakteri koli. Apabila air limbah mengalir ke sungai dan air sungai itu digunakan dan dikonsumsi warga, maka penyakit diare, muntaber, penyakit kulit, dan lainnya bisa menyerang warga. “Pemkot Banjarmasin sangat konsen dengan limbah itu. Melalui PD PAL, saya mengharapkan warga, bahkan pemilik rumah makan, hotel, rumah sakit, mal, dan lain sebagainya, memanfaatkan fasilitas pengolahan air limbah ini. Pemerintah sudah membangun instalasi pengolahan air limbahnya (IPAL), tinggal masyarakat yang memanfaatkan sarana itu. Ini semua agar sanitasi lebih baik dan gangguan lingkungan lainnya yang datang dari limbah bisa dikurangi dan diantisipasi. Mudah-mudahan kesehatan dan kesejahteraan warga juga meningkat karena limbah tertangani dengan baik,” katanya.
Saat ini, ungkap Muhidin, PD PAL telah mengoperasikan 2 IPAL yakni IPAL Lambung Mangkurat dan Pekapuran Raya dengan jumlah pelanggan 568 pelanggan. Dalam waktu segera IPAL HKSN di Alalak bakal beroperasi. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Banjarmasin yang mencapai 600-an ribu jiwa, layanan PD PAL baru 3 persen. Namun demikian, PD PAL terus meningkatkan dan menambah pelayanan pelanggan tersebut.(yha)
No comments:
Post a Comment