Kamis, 08 Maret 2007 01:24
* Warga protes
Pelaihari, BPost
Tempat pembuangan sampah (TPS) di Kurau Pasar Kecamatan Kurau Kabupaten Tanah Laut tak mampu lagi menampung sampah sejak beberapa pekan lalu. Tak hanya itu, aroma tak sedap semakin menusuk hidung dan mulai membuat warga di sekitarnya gelisah.
"Tak hanya sangat bau, tapi kondisi itu berpotensi menimbulkan penyakit. Kasihan warga, terutama empat kepala keluarga yang rumahnya berdekatan dengan TPS itu," tutur tokoh pemuda Kurau Tamjid Mukhtar, Selasa (6/3).
Tamjid berada di Pelaihari untuk menemui Kadis Kimprasda Tala guna menyampaikan keluhan warga. Namun rencananya itu gagal, karena Kadis ke luar daerah.
Humas Forum Komunikasi Pekerja Sosial Masyarakat Kalsel ini membeberkan TPA tersebut dibangun akhir 2006. Jumlahnya dua unit, di Kurau Pasar dan dekat gedung pelayanan rawat inap. Plus pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Maluka Baulin.
Keberadaan TPS tersebut diakui cukup bermanfaat. Masyarakat langsung memanfaatkannya sejak selesai dibangun akhir tahun lalu. "Tapi, anehnya pengelolaannya kok tidak jelas," sebut Tamjid.
Tamjid mengaku sudah menanyakan ke pihak desa, namun mereka menyatakan tidak tahu siapa yang menangani sampah tersebut. "Kalau warga yang diminta membuang ke TPA, tidak mungkin, karena lokasinya jauh 11 kilometer. Lagipula warga tidak punya angkutan."
Ia berharap Dinas Kimprasda segera turun ke lapangan guna menangani sampah tersebut.
Keberadaan TPS itu sendiri dinilainya tidak tepat, karena sangat dekat dengan rumah warga. Contohnya TPS di Kurau Pasar.
Dikonfirmasi Kadis Kimprasda Tala H Anang Aderiani Basuni mengatakan, pembangunan TPS di Kecamatan Kurau tersebut didasarkan atas permintaan warga. "Karena itu, selanjutnya kami harapkan warga setempat yang menangani sampahnya."
Mengenai lokasi TPS yang dilaporkan sangat dekat dengan perumahan dan pembangunannya tidak pernah dikoodinasikan dengan warga, Anang mengatakan akan menindaklanjutinya. roy
No comments:
Post a Comment