Label Cloud

Wednesday, April 04, 2007

Lumpur Barambai Tunggu Penelitian Akhir

Kamis, 29 Maret 2007 01:54

* Kandungan gas metan 90 persen
* Pemkab diminta membuat pagar permanen

Marabahan, BPost
Tim ahli geologi dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pusat belum bisa memastikan tindakan yang harus dilakukan terhadap semburan lumpur di Desa Barambai Kolam Kanan, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala (Batola).

Berharap Ditambang

MESKI khawatir aktivitas lumpur, warga berharap sumur gas itu benar-benar bisa ditambang. Ponpon, warga yang rumahnya berdekatan dengan sumur lumpur, mengatakan, jika gas bisa ditambang, pihaknya berharap warga transmigran yang menggarap lahan setempat sejak 1971 itu bisa ikut sejahtera.

"Kalau benar ada tambang gas, kami berharap pembangunan di sini semakin meningkat," kata Ponpon yang hingga kemarin masih mengungsi ke tempat saudaranya, yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi.

Pantauan BPost sekitar lumpur sudah diberi pagar dari kayu oleh warga. Menurut warga setempat, lumpur itu selama ini sering digunakan anak-anak untuk berendam. han

Kepala Pusat Sumber Daya Energi (PSDE) Hediyanto saat memantau dan mengambil sampel lumpur, Rabu (28/3), mengatakan, masih diperlukan studi komprehensif untuk memberikan masukan kepada pemkab setempat, mengenai langkah yang harus dilakukan.

"Pemerintah sudah tanggap dengan langsung datang ke lokasi mengambil sampel geologi. Badan Geologi juga terus memonitor. Karena belum punya data komprehensif, kami belum bisa memastikan langkah selanjutnya," katanya sembari berjanji paling lambat satu bulan ke depan, tim peneliti akan datang ke Barambai melakukan penelitian akhir di bawah permukaan.

Mengenai potensi gas yang bisa dieksploitasi, Hediyanto mengatakan, hasil pemeriksaan sementara, sumur lumpur itu 90 pesen mengandung gas metan (CH4). "Tapi seberapa besar potensi gasnya dan apakah nanti bisa diekspoitasi kita masih menunggu penelitian akhir," imbuhnya.

Sementara, sejumlah warga ditemui BPost menyatakan masih khawatir terhadap aktivitas lumpur yang mengandung gas metan tersebut. Meskipun tidak mengeluarkan material, mereka khawatir semburannya meluas, meski kini volome lumpurnya tidak bertambah.

Warga juga khawatir jika musim kemarau belum ada tindakan pemerintah, akan memicu kebakaran. Made Sulindri, warga setempat mengatakan saat musim kemarau, sungai kecil di sekitar lokasi kering, sehingga yang tersisa tinggal gas metan.

"Gas metan kan sangat peka terhadap api. Jika ada anak-anak yang bermain di sekitarnya atau ada kelelatu, gas akan mudah menyambar, dan menimbulkan kebakaran lahan di sekitarnya," kata Made.

Menyikapi kekhawatiran warga, Hediyanto didampingi Plh Kepala Dinas Pertambangan Kalsel Heryo Dharma dan Sekda Batola Aplus Gunawan mengatakan warga tak perlu khawatir, karena volume air tidak bertambah. Sebagai pengamanan lokasi, pihaknya meminta pemkab setempat membuat pagar permanen di sekitar sumur. han

No comments: