Label Cloud

Thursday, April 19, 2007

Semburan Lumpur Ditutup Bola Beton

Jumat, 16 Februari 2007

Radar Banjarmasin


SIDOARJO ,- Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur Lapindo ternyata masih sangat yakin dengan keampuhan metode killing mud softly menggunakan bola-bola beton. Ketua Pelaksana Timnas Basuki Hadimoeljono, kemarin mengatakan bahwa realisasi metode itu akan dimulai hari ini.

“Besok (hari ini) tower crane untuk mengangkat bola-bola beton itu dan menjatuhkannya ke pusat semburan, akan masuk ke lokasi,” ujarnya. Perakitan tower crane, lanjut Basuki, tidak membutuhkan waktu yang lama. Maksimal, hanya sehari. Sehingga, tahap penceburan rangkaian bola-bola beton ke dalam pusat semburan lumpur dapat dilaksanakan dalam waktu dekat ini.

“Nanti kami akan menggelar konferensi pers. Kami juga akan siapkan tempat di lokasi agar teman-teman wartawan dapat meliput langsung proses penceburan bola-bola beton ke pusat semburan (lumpur),’’ katanya bersemangat.

Seperti telah diberitakan, metode yang dicetuskan pakar fisika dari ITB itu akan menggunakan rangkaian bola-bola beton berdensitas tinggi. Satu rangkaian terdiri atas empat bola seberat 400 kg.

Dua bola di antaranya, masing-masing berdiameter 40 sentimeter. Sedang dua bola yang lain, masing-masing berdiameter 20 sentimeter. Rencananya, Timnas akan menggunakan 500 rangkaian bola-bola beton.

Aksi penyumbatan semburan lumpur dilakukan dengan memasukkan rangkaian bola-bola beton itu ke lubang di pusat semburan lumpur. Teknik semacam itu disebut sebagai High Density Chained Balls (HDCB). Yakni teknik meredam energi semburan dengan mengubahnya menjadi energi getaran, rotasi, friksi, dan translasi oleh bola-bola beton yang ada.

Setiap hari, rencananya akan dimasukkan antara 25 sampai 100 rangkaian. Selanjutnya, akan digunkan sensor khusus yang dipasang di rangkaian bola-bola tersebut. Sensor tersebut berfungsi untuk mengetahui tekanan dan arah bola. Pada tekanan tertentu, sensor akan terlepas dan naik ke atas, sehingga bisa dipakai lagi. Diharapkan teknik seharga Rp 1,6 miliar itu dapat mengurangi debit semburan lumpur sampai 70 persen. ”Tapi turun 50 persen saja sudah sangat bagus,” tandas Basuki. (sat)

No comments: