Label Cloud

Tuesday, April 03, 2007

Lahan Kritis Gunakan Data Lama

Kamis, 01 Maret 2007 01:33

Banjarbaru, BPost
Informasi mengenai lahan kritis di Kalsel yang selalu disajikan kepada masyarakat yaitu 55 ribu hektare ternyata merupakan data lama yang tak pernah diperbaharui lagi selama empat tahun terakhir.

Manajer Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalsel Rahmat Mulyadi menyebutkan, pihaknya sangat yakin kerusakan lingkungan sudah sangat parah. Terbukti dengan kian kerapnya Banua ini dilanda bencana alam.

"Selama ini Dinas Kehutanan atau instansi pemerintah hanya menyajikan data lama. Selalu tersaji lahan kritis hanya 55.000 hektare. Padahal sangat dimungkinkan jumlahnya jauh bertambah," ucap Rahmat.

Di Kalsel, jumlah lahan kritis diyakininya terus meningkat, mengingat kerusakan liarnya nyata. Rahmat menjelaskan pembabatan hutan, pembalakan liar, pertambangan dilakukan tanpa sedikit pun memerhatikan aspek keselamatan lingkungan.

Jangankan berikap arif pada pola pemanfaatan alam, lingkungan di daerah ini justru kian beringas. Kondisi mengenaskan itu berdampak langsung pada luasan lahan kritis.

Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Barito di Banjarbaru, Suhardi tak mengelak jika data yang mereka sajikan memang data lama. "Data itu memang sejak 2003 dan berlaku lima tahun mendatang. Jumlahnya mungkin saja berubah. Bisa bertambah atau berkurang," kilahnya.

Kalsel bebernya memiliki lahan kritis sejumlah 3.147. 464,578 hektare. Jumlah itu meliputi potensial kritis seluas 1.051.423,03 hektare, agak kritis seluas 1.540.112, 215 hektare dan sangat kritis seluas 55.904,99 hektare.

Jumlah tutupan lahan yang kian menipis diupayakan diminimalkan, salah satunya dengan program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL). Program GNRHL sedang berlangsung untuk mengatasi kerusakan di lahan kritis. Ia mengharapkan kerjasama yang erat antara pemerintah dan masyarakat agar luas lahan kritis tak semakin bertambah.

Langkah penanggulangan yang dilakukan pemerintah melalui Departemen Kehutanan (Dephut) ini diyakini mampu meminimalkan laju jumlah lahan kritis di daerah ini. Pemerintah menergetkan ada seluas 3 juta hektare lahan yang akan direhabilitasi di seluruh Indonesia melalui program tersebut.

Kalsel kebagian 349.912 hektare yang terdiri dari dalam kawasan hutan seluas 296.545 hektare dan di luar kawasan hutan seluas 53.367 hektare. niz

No comments: