Senin, 5 Februari 2007
Radar Banjarmasin, BANJARBARU – Masalah kebersihan tampaknya menjadi proritas utama di Banjarbaru. Tak sekadar mengejar penilaian Adipura semata, berbagai usaha terus dilakukan untuk bisa menciptakan suasana bersih. Salah satunya dengan usaha pengolahan sampah di TPA Hutan Panjang, Cempaka. Ini wajar, setiap hari di TPA ini ada 15 truk yang selalu membuang sampah, dimana truk bisa 4-5 kali membuang.
Bila keberadaan sampah yang ada dibuang lalu ditutup, tentu tak akan memiliki nilai lebih. Merealisasikan itu, tak lama lagi Pemkot Banjarbaru akan menempatkan satu paket mesin pengolah sampah lengkap di TPA Hutan Panjang. Mesin canggih ini memiliki beberapa fasilitas. Mulai mesin pengolah (penghacur plastik), konveyor, mesin pengayak, bioktivator cair dan padat, mesin penjahit karung, alat pengemas plastikhingga mesi pencacah plastik.
“Insya Allah, sebentar lagi mesin itu akan kita datangkan. Anggarannya sendiri memang telah dimasukan, kini tinggal menunggu pembelian saja,” terang Sanusi Enani, Asisten II Pemkot kepada koran ini.
Hanya saja, Sanusi enggan menyebutkan berapa harga mesin yang baru pertama kali di datangkan ke Banjarbaru tersebut. Dengan adanya mesin itu, beber Sanusi, akan bisa memudahkan pengelolaan sampah warga Banjarbaru yang setiap harinya jumlahnya selalu bertambah.
Apalagi, sampah yang sudah diolah itu memiliki nilai jual untuk dijadikan pupuk organik.
Selama ini sendiri, terang Sanusi langkah pemisahan sampah untuk dijadikan pupuk kompos telah dilakukan warga Komplek Berlina Jaya 1 RT Jl Hercules, Landasan Ulin.
Dengan dipelopori seorang dosen MIPA Unlam Anang Hendraso, demplot sampah itu menampung seluruh sampah yang ada di lingkungan sekitar yang dipisahkan terlebih dulu lalu diolah menjadi pupuk kompos. Hasilnya, sampah yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan tanaman.
“Demplot seperti itu patut dicontoh. Kita berharap, ke depan peran masyarakat terkait masalah sampah ini benar-benar meningkat,” tandas Sanusi. (mul)
No comments:
Post a Comment