Label Cloud

Friday, April 20, 2007

Pengaron Merasa Dianaktirikan

Selasa, 13 Maret 2007

Radar Banjarmasin
MARTAPURA,- Sungguh memprihatikan yang dialami sebagian besar warga Kecamatan Pengaron. Kekayaan alamnya, berupa hutan dan hasil tambang terus dikeruk, namun pembangunan fasilitas umum sangat minim.

“Lihat saja jembatan di Mangkaok II. Kondisinya sungguh sangat memprihatinkan, badan jembatannya hanya tersisa setengah. Ini ‘kan sangat aneh, masa ada jembatan seperti ini. Padahal jembatan itu adalah jembatan kabupaten penghubung Kecamatan Pengaron – Sungai Pinang,” ujar H Zulkifli, seorang tokoh masyarakat Desa Mangkaok Kecamatan Pengaron.

Anehnya lagi, tambah dia, selama ini Kecamatan Pengaron banyak menghasilkan devisa bagi daerah maupun negara. Yakni melalui eksploitasi secara besar-besar melalui hasil hutan dan pertambangan. Namun sayangnya hal itu tidak dibarengi dengan perbaikan fasilitas umum untuk masyarakat sekitar tambang.

“Sangat wajar rasanya jika kami menuntut perbaikan fasilitas. Masa sih kami hanya diberi ampasnya saja tanpa bisa menikmati hasil pembangunan yang layak. Tetapi yang terjadi kami merasa dianaktirikan pemerintah,” keluhnya.

Kekesalan masyarakat Pengaron semakin menjadi-jadi ketika fasilitas-fasilitas yang ada di sana sudah tidak layak lagi. Namun setelah berkali-kali tidak juga ditanggapi. Baru ada perhatian, jika sudah makan korban jiwa. Seperti halnya permohonan warga Mangkaok kepada Pemkab Banjar untuk merehabilitasi jembatan Mangkaok II.

“Jembatan Mangkaok II itu sudah sangat parah dan makan korban baru ada perhatian. Kok bisa-bisanya pemerintah mendiamkan keluhan kami. Padahal kalau mau hitung-hitungan, berapa sih habisnya dana untuk membangun fasilitas umum di Pengaron dibanding dengan uang yang dihasilkan daerah ini?” ujarnya.

Diceritakannya, tidak sekali dua kendaraan roda empat yang jungkir balik saat melintasi jembatan tersebut. Yang terbaru, terbaliknya sebuah truk sarat dengan muatan barang dagangan.

“Untung saja, tidak ada korban jiwa. Tetapi tetap saja kalau keberadaan jembatan tersebut sangat berbahaya,” ujarnya.

Senada dengan itu, anggota DPRD Banjar Gafuri mengeluhkan banyaknya pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan di Kecamatan Pengaron dikerjakan asal-asalan.

“Sampai saat ini pembangunan jembatan Pengaron sistem baja bergelombang tahun anggaran 2006 lalu tidak selesai. Bukan hanya tidak selesai, pekerjaannya pun asal-asalan,” ujarnya.(yan)

No comments: