Label Cloud

Sunday, October 22, 2006

Menjawab Sulitnya Air Bersih di Kota Seribu Sungai (1)

Radar Banjarmasin - Senin, 18 September 2006
Mengikis Utang, Membangun Infrastuktur Layanan

Julukan Banjarmasin sebagai Kota Seribu Sungai bukan berarti penduduknya mudah mendapatkan air yang layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Letaknya di bawah permukaan laut dan tidak memiliki sumber air dari pegunungan yang cepat diolah menjadi air bersih. Namun demikian, PDAM Bandarmasih menjawab tantangan itu.

AIR bersih merupakan hajat hidup orang banyak. Menengok sejarah kehidupan penduduk Banjarmasin, betapa sulitnya mendapatkan air bersih yang digunakan sebagai kebutuhan pokok sehari-sehari. Seperti yang dikatakan Wali Kota Banjarmasin HA Yudhi Wahyuni, "Dulu sewaktu saya tinggal di Kayutangi, Kecamatan Banjarmasin Utara, betapa sulitnya mendapatkan kucuran air di kran. Apalagi jika musim kemarau, kucuran air itu terhenti sama sekali. Pedagang air dengan gerobak menjualnya dengan harga yang tinggi. Bahkan saya pun juga harus bangun tengah malam, hanya untuk menunggu air di kran yang kucurannya sangat kecil. Alhamdullilah, kerja keras PDAM Bandarmasih bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah dan wakil rakyat, keluhan itu bisa diatasi" kenang Yudhi.

Di tengah jepitan utang bank-bank asing (sisa utang PDAM Bandarmasih hingga 2006 sebesar Rp 110 miliar), PDAM Bandarmasih mulai percaya diri untuk bisa bangkit melayani penduduk Banjarmasin. Pinjaman dengan bunga tinggi dan denda melambung itu mulai perlahan dicicil. Bahkan PDAM Bandarmasih minta pengampunan atau pemutihan terhadap bunga pinjaman dan denda. Selain itu, tawaran utang baru diabaikan. Manajemen yang memikirkan penduduknya menikmati air bersih lebih mempercayai dana rakyat melalui APBD dan APBN, serta tarif rekening air dari pelanggan. "Kalau dana APBD dan APBN itu sumbernya dari rakyat, maka kami kembalikan pula hasilnya ke rakyat. Demikian halnya dengan tarif rekening air yang dibayar pelanggan setiap bulannya. Dengan cara itu, kami bisa melepaskan berbagai utang dengan bunga yang sangat tinggi dan denda yang sangat besar. Percuma jika hasil pendapatan PDAM terus hanya untuk membayar utang dan bunganya," kata Direktur Utama PDAM Bandarmasih Drs H Zainal Arifin MSi beberapa waktu lalu.

Keberhasilan PDAM Bandarmasih mulai dirasakan. Infrastruktur yang menjadi jantungnya pelayanan air bersih terus ditambah dan dikembangkan. Sistem kerja di internal PDAM dibenahi, termasuk SDM-nya. Dengan pasokan air baku 1.825 liter perdetik, kini produksi air bersih mencapai 1.571 liter perdetik (termasuk 500 liter perdetik dari IPA Pramuka II yang bakal diresmikan Menteri PU Joko Kirmanto).

Millennium Development Goals (MDGs) air bersih yang disasarkan pemerintah pusat tahun 2009 sudah mampu melayani 80 persen penduduk Kota Banjarmasin, sudah bukan menjadi ukuran lagi. Hingga hari ini, layanan penduduk kota sudah 83 persen. Dengan penambahan produksi air bersih dari IPA II Pramuka, tahun 2009 bukan lagi mampu melayani 80 persen penduduk, tapi hampir seratus persen. Bahkan, PDAM Bandarmasih mampu memberikan pelayanan regional kepada daerah tetangga.

Konsentrasi PDAM Bandarmasih kini tertuju pada penduduk di dua kelurahan terakhir di Kota Banjarmasin yang belum terlayani. Bagaimanakah IPA II Pramuka yang memproduksi tambahan air bersih 500 liter perdetik bisa secepat mungkin menerobos Mantuil dan Basirih yang menjadi dua kelurahan belum terlayani air bersih itu? (yusni hardi) (bersambung)

No comments: